45
dipersamakan dengan itu. Pada BMT Ta’awun produk pembiayaan yang disalurkannya adalah:
1. Musyarakah Penyertaan Modal yaitu pembiayaan berupa penyertaan modal
oleh BMT yang diberikan kepada anggota dari jumlah keseluruhan. Pihak BMT dapat dilibatkan dalam pengelolaan jika diperlukan.
2. Mudharabah Modal Kerja yaitu pembiayaan yang seluruh permodalannya
dibiayai oleh BMT yang pengelolaannya diserahkan kepada anggota dan pihak BMT berhak ikut campur dalam mengurus manajemen.
3. Murabahah adalah salah satu jenis produk pembiayaan dengan system jual
beli syari’ah, teknisnya dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang pembiayaan ditambah keuntungan margin yang disepakati, sementara
pembayaran bisa dilakukan dengan tunai, tangguh, ataupun dicicil 4.
Ijarah sewa yaitu penyediaan barang oleh BMT, yang pada awalnya transaksi ini berbentuk sewa namun setelah lunas barang menjadi milik
nasabah. 5.
Qardul Hasan yaitu pembiayaan lunak yang diberikan kepada anggota untuk pengembangan usaha tanpa dikenakan pembagian keuntungan.
E. Prosedur Pengajuan Pembiayaan
Dalam pengajuan pembiayaan, setiap anggota harus memenuhi persyaratan- persyaratan antara lain foto cofy kartu tanda penduduk KTP, kartu keluarga KK,
surat keterangan domisili serta surat jaminan jika ada. Setelah anggota melengkapi
46
semua persyaratan untuk pengajuan pembiayaan tersebut selanjutnya pihak pengelola BMT akan melakukan analisis kelayakan usaha dengan berbagi pertimbangan melalui
sirkulasi pembiayaan dan prosedur pelepasan pembiayaan. Sirkulasi prosedur pembiayaan itu adalah:
1. Anggota nasabah yang mengajukan pembiayaan melengkapi permohonan
pembiayaan yaitu berupa foto cofy kartu tanda penduduk KTP, surat keterangan domisili, serta surat jaminan jika ada.
2. Staf marketing memberikan permohonan pembiayaan yang diminta dari
administrasi pembiayaan kepada nasabah. 3.
Calon nasabah mengisi permohonan pembiayaan dan menyerahkan kelengkapan pengajuan pembiayaan kepada staf marketing.
4. Staf marketing memberikan permohonan pembiayaan yang telah diisi oleh calon
nasabah kepada bagian administrasi pembiayaan untuk dicatat di buku realisasi pembiayaan.
5. Staf marketing melakukan analisis kelayakan usaha terhadap nasabah.
6. Staf marketing melaporkan pembiayaan tersebut kepada kepala bagian marketing
untuk mendapatkan persetujuan. Persetujuan ini disesuaikan dengan besarnya pembiayaan, yaitu:
a. Pembiayaan Rp 500.000,-
: disetujui staf marketing b.
Pembiayaan Rp 500.000-Rp 1.000.000 : disetujui kabag marketing
c. Pembiayaan Rp 1.000.000-Rp 2.000.000
: disetujui manajer umum
47
d. Pembiayaan Rp 2.000.000-Rp 3.000.000
: disetujui pengurus e.
Pembiayaan Rp 3.000.000,- : disetujui pengawas
7. Apabila berdasarkan analisis kelayakan usaha tersebut permohonan pembiayaan
disetujui, akan disusun penjadwalannya sesuai kebutuhan. Seluruh realisasi selanjutnya dilengkapi dengan surat perjanjian dan pengakuan harga kuitansi dan
kartu pendukungangsuran. Jika permohonan tersebut ditolak maka data permohonan di serahkan kepada calon nasabah atau dikumpulkan sebagai arsip.
8. Seluruh staf perjanjian dan pengeluaran harga serta kuitansi yang sudah sah harus
dikumpulkan kepada bagian administrasi pembiayaan untuk dijadikan arsip. 9.
Seluruh data yang telah direalisasikan pembiayaannya oleh kepala bagian keuangan, segera dikembalikan ke bidang administrasi pembiayaan untuk dicatat
dalam data anggota pada buku realisasi pembiayaan. Mengenai pembiayaan-pembiayaan yang harus disetujui oleh pengurus dan
pengawas yakni pembiayaan diatas Rp 2.000.000,- maka pertimbangannya adalah
3
: 1.
Untuk memenuhi peraturan misalnya 5C Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition.
2. Untuk menjaga likuiditas BMT
3. Untuk kehati-hatian apabila kredit macet
Tindakan-tindakan yang diambil oleh pengurus apabila terjadi kredit macet bagi nasabah yang mengajukan pembiayaan adalah melalui persuasive serta
3
Subandikot, Amd, Wawancara Pribadi, Jakarta, 5 Januari 2011
48
kebijakan keringanan. Misalnya, waktu angsuran diperpanjang dan bagi hasil diperkecil dengan membuat surat penawaran baru atau akad baru yang dibuat oleh
nasabah. Bagi nasabah yang sudah melakukan akad baru jika akan mengajukan permohonan pembiayaan maka permohonannya akan sangat dipertimbangkan
kelayakannya tidak semudah pada saat mengajukan permohonan pada sebelumnya
4
. Pertimbanga
n utama yang digunakan BMT Ta’awun dalam memberikan pembiayaan adalah
5
: 1.
Pertimbangan ekonomis, yaitu melakukan analisa kelayakan usaha, dimana pengelola BMT dalam memberikan pembiayaan kepada anggota didasarkan
kepada kebutuhan
modal para
anggota dan
kemampuannya dalam
mengembalikan atau membayar angsuran pembiayaan. 2.
Karakter peminjam, hal ini diperoleh dari informasi anggota lain jika ia anggota baru dan pengalaman angsuran pembiayaan sebelumnya jika ia anggota lama.
3. Analisis pasar, yaitu pengelola dalam memberikan pembiayaan kepada anggota
melihat segmentasi pasar, potensi pasar, pesaing anggota dan lokasi atau tempat usaha anggota.
4. Pertimbangan kemanusiaan dan social, misalnya membantu pedagang dari jeratan
rentenir atau pinjaman dari lembaga lain yang memberatkan pedagang.
4
Ibid
5
http:bmtta’awun.wordpress.com, diakses pada tanggal 07 Januari 2011
49
F. Sistem Pembayaran Cicilan Pembiayaan