Musyarakah adalah akad kerjasama diantara para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk mencari keuntungan. Mitra dan bank sama-sama
menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut berikut
bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank.
39
Dalam definisi lain disebutkan secara lebih sederhana, musyarakah adalah akad kerjasama diantara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dan masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
40
Dari beberapa definisi musyarakah yang dikemukakan di atas pada dasarnya tidaklah jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa musyarakah adalah akad kerjasama diantara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
b. Landasan Hukum Musyarakah
1 Al-Quran :
…
….
39
Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2002.
40
Merza Gamal, Aktivitas Ekonomi Syariah, Pekanbaru : UNRI Press, 2004, h. 66.
Artinya: ”…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, dan amat
sedikitlah mereka ini… QS. Shaad 38 : 24 Penggalan ayat Al-
Qur’an ini mendukung keberadaan prinsip musyarakah, dimana setiap partner dalam bisnis haruslah mempunyai akhlak yang baik pada saat
melakukan usaha bisnisnya. Ayat ini mencela perilaku orang-orang yang berkongsi atau berserikat dalam berdagang dengan menzalimi sebagian dari mitra mereka.
Kedua ayat di atas menunjukkan perkenaan dan pengakuan akan adanya perserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya saja berbeda dengan QS. Annisa: 12 yang
perkongsiannya terjadi secara otomatis, dalam QS. Shaad: 24 perkongsian terjadi atas dasar akad Ikhtiyari.
2 Hadist Rasulullah SAW
ري ر يبا ع -
عفر –
قي ها ا اق :
ح اص ا حا ي مل ام ي ي رَّلا ثلاث ا ا .
اخ ا اف ,
تجرخ ا يب م
ا با ا ر Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT
berfirman : Aku adalah pihak ketiga dari dua pihak yang berkongsi selama salah satunya tidak mengkhianati mitranya, karena apabila salah seorang berkhianat, aku
keluar dari perkongsian mereka.” HR. Abu Dawud, al-Hakim, al-Baihaqi dan ad- Daruquthni
41
Hadist Qudsi di atas menunjukkan kecintaan Allah SWT kepada hamba- hambanya yang melakukan perkongsian selama saling menjunjung tinggi amanat
kebersamaan dan menjauhi pengkhianatan. Allah akan memberikan bantuan dalam
41
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Koleksi Hadis-hadis Hukum, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2001, Jilid 7, h. 1
kemitraan ini dan menurunkan berkah dalam perniagaan mereka. Jika keduanya atau salah satu dari keduanya telah berkhianat, maka Allah meninggalkan mereka dengan
tidak memberikan berkah dan pertolongan sehingga perniagaan itu merugi.
42
3 Ijma
Para ulama sepakat bahwa secara umum melakukan syirkah diperbolehkan dan tidak ada yang menolak legitimasi al-musyarakah meskipun terdapat perbedaan
pendapat mengenai unsur di dalamnya.
43
2. Pembiayaan Mudharabah