Persalinan lama dan sulit Anemia kehamilan

Diantaranya ialah keadaan bayi, yakni ketika ibu masih belum menyadari kehamilanya atau tidak siap dengan kehamilan pertamanya. Juga pengetahuan yang salah tentang masalah reproduksi manusia yang menyebabkan ibu melakukan hal-hal yang tidak dapat dibenarkan, misalnya minum jamu-jamuan atau obat-obatan dengan maksud supaya terjadi keguguran pada kehamilannya. Seperti yang dikatakan informan I : “Pada saat hamil yang saya rasakan saya waktu itu ketakutan, saya berpikir untuk menggugurkan kandungan, sempat meminum jamu-jamu atau pun mengkonsumsi buah nanas “ Proses keguguran biasanya dimulai dengan pendarahan yang terjadi pada lapisan kandungan, yakni pada tempat hasil kosepsi itu bermukim. Pendarahan ini kemudian diikuti oleh kematian jaringan, yang akhirnya akan dikeluarkan oleh tubuh si ibu karena adanya kontraksi. Ini dirasakan oleh ibu sebagaai gejala mules-mules. Adanya resiko keguguran terhadap bayi yang dikarenakan belum matangnya organ-organ reproduksi sianak perempuan yang melangsungkan pernikahan.

2. Persalinan lama dan sulit

Jika dilihat dari sisi biologis manusia usia 20-35 tahun merupakan tahun terbaik wanita untuk hamil karena selain di usia ini kematangan organ reproduksi dan hormon telah bekerja dengan baik juga belum ada penyakit. Tidak semua ibu dengan usia kurang dari 20 tahun dipastikan mengalami partus lama, akan tetapi pada sebagian wanita dengan usia yang masih muda organ reproduksinya masih belum begitu sempurna dan fungsi hormon-hormon yang berhubungan dengan persalinan juga belum sempurna. Seperti yang di katakan oleh informan I : Universitas Sumatera Utara “Saya melahirkan dirumah, anakku susah lahir, katanya aku gaak kuat ngedan, harus di infus biar kuat katanya tapi untunglah bayiku lahir selamat, 3 kg beratnya. Waktu lahir badannya agak biru katanya dah itu dililit tali pusat bidannya bilang, makanya harus dipukul-pukul bidan kalau sekarang agak sering sakit- sakit mungkin karena pengaruh lilitan tali pusat itu ya “ Hal senada dengan pernyataan informan IV : “Kalau melahirkan saya emang dirumah, masalah waktu melahirkan ya aku sempat diinfus, terus ada di suntikkan warna merah ke dalam botol aku lihat. Waktu itu aku sempat pucat siap melahirkan, karena banyak mengeluarkan darah” Selain itu keadaan psikologis, emosional dan pengalaman yang belum pernah dialami sebelumnya dan mempengaruhi kontraksi uterus menjadi tidak aktif, yang nantinya akan mempengaruhi lamanya persalinan Amuriddin, 2009.

3. Anemia kehamilan

Anemia orang awam menyebutnya dengan istilah “kurang darah” saat hamil akan membuat proses kehamilan jadi tidak nyaman, yang membuat ibu hamil cenderung cepat lelah, letih, lesu, pucat, mudah pusing, mudah pingsan, jatung berdebar-debar, dan susah bernafas. Seperti yang diungkapkan oleh informan II : “Kalau melahirkan saya emang dirumah, masalah waktu melahirkan ya aku sempat diinfus, terus ada di suntikkan warna merah ke dalam botol aku lihat. Waktu itu aku sempat pucat siap melahirkan, karena banyak mengeluarkan darah” Anemia dapat membahayakan kondisi ibu maupun janin. Selain itu hal tersebut juga beresiko untuk sikecil, karena menyebabkan perlambatan pertumbuhan dan perkembangan janin. Anemia meningkatkan resiko bayi lahir dengan berat badan lahir rendah dan persalinan premature.

5.1.8 Sikap Remaja