77
Jumlah 75
140.494.000 63
66.314.219.0 00
Analisa tabel 4.1
Dari tabel diatas dapat kita lihat kinerja aparatur pajak pada seksi penagihan di KPP Pratama Medan Petisah dalam pelaksanaan penagihan pajak pada tahun 2009.
Ternyata Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan masih tetap ada setiap triwulanya.namun setelah Surat Teguran ini diterbitkan masih tetap ada Wajib
Pajak yang tidak menghiraukan, maka pihak aparatur pajak harus menerbitkan Surat Paksa sebagai sarana pencairan tunggakan pajak.
Dari banyaknya Surat Teguran yang dikeluarkan oleh KPP Pratama Medan Petisah pada Tahun 2009 ternyata Wajib Pajak segera membayar hutang pajaknya
dan tidak sampai dikeluarkannya Surat Perintah Melakukan Penyitaan. Dari data diatas ternyata tunggakan pajak terbesar dapat dicairkan setelah di keluarkannya
Surat Paksa. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perbandingan antara pencairan Surat Teguran dengan Surat Paksa yaitu jumlah Surat Teguran 75 lembar dengan pencairan
Rp.140.494.000,- dan Surat Paksa berjumlah 63 lembar dengan pencairan Rp.66.314.219.000,-.
4.2 Prosedur Penagihan Pajak yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
78
Cara penagihan yang terakhir dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama ialah penagihan paksa, dimana fiskus melalui Jurusita pajak negara menyampaikan
memberitahukan surat paksa, melakukan penyitaan dan melakukan pelelangan melalui Kantor Lelang Negara terhadap barang-barang Wajib Pajak jika Wajib Pajak
tidak juga melunasi utang pajaknya setelah dikeluarkannya Surat Paksa. Cara penagihan ini dikenal sebagai penagihan yang “keras” dibidang perpajakan, namun
langkah ini merupakan upaya terakhir, apabila Wajib Pajak tidak segera memenuhi kewajibannya.
Tata cara pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama terhadap WP yang tidak melunasi utang pajaknya
adalah : 1.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama mengeluarkan Surat Teguran setelah 7 tujuh hari jatuh tempo pembayaran melalui kantor POS dari produk hasil
penelitian diantaranya: 1
Surat Tagihan Pajak STP 2
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB 3
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT Di dalam Pelaksanaan Penagihan ini masih dalam penagihan pasif
penyerahan ketetapan pajak. 2.
Kemudian apabila Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya seharusnya dibayar setelah lewat waktu 21 dua puluh satu hari sejak diterbitkannya
Surat Teguran, Pejabat segera menerbitkan Surat Paksa, dan dalam hal ini :
Universitas Sumatera Utara
79
1 Jurusita Pajak mendatangi tempat tinggal tempat kedudukan Wajib
Pajak penanggung pajak dengan memperlihatkan tanda pengenal diri. Jurusita mengemukakan maksud kedatangannya yaitu memberitahukan
Surat Paksa dengan pernyataan dan menyerahkan salinan surat paksa tersebut.
2 Jika Jurusita bertemu langsung dengan Wajib Pajak penanggung pajak
dan meminta agar Wajib Pajak memperlihatkan surat-surat keterangan pajak yang ada untuk diteliti :
a Apakah tunggakan pajak menurut STPSKP cocok dengan jumlah
tunggakan yang tercantum dengan surat paksa. b
Apakah ada surat keputusan pembetulan dan keberatan penghapusan.
c Apakah ada kelebihan pembayaran dari tahun jenis pajak lainnya
yang diperhitungkan. d
Apakah terdapat kelebihan utang tersebut dalam surat paksa, diajukan keberatan.
3 Bila Jurusita tidak menjumpai Wajib Pajak penanggung pajak maka salinan surat paksa tersebut dapat diserahkan kepada :
a Keluarga Wajib Pajak atau orang yang bertempat tinggal bersama
Wajib Pajak penanggung pajak yang dewasa dan sehat mental. b
Anggota pengurus komisaris atau para persero dari badan usaha bersangkutan atau ;
Universitas Sumatera Utara
80
c Pejabat Pemerintah setempat Bupati Walikota Camat Lurah
dalam hal mereka tersebut pada butir 1 dan 2 diatas juga tidak dijumpai. Pejabat ini harus memberi tanda tangan pada surat paksa
dan salinannya sebagai tanda diketahuinya dan menyampaikan salinannya kepada Wajib Pajak penanggung pajak yang
bersangkutan. d
Jurusita yang telah melaksanakan penagihan pajak dengan surat paksa harus membuat laporan pelaksanaan Surat Paksa.
4 Bila Wajib Pajak tidak ditemukan di kantor atau tempat usahatempat tinggal. Apabila hal ini terjadi, maka Jurusita dapat menyerahkan salinan
surat paksa kepada : a
Seseorang yang ada di kantornya salah seorang pegawai b
Seseorang yang ada ditempat tinggalnya misalnya : istri, anak, atau pembantu rumah tangga.
5 Biaya Penyampaian Surat Paksa a
Biaya pelaksanaan atau penyampaian Surat Paksa yang meliputi biaya harian dan biaya perjalanan Jurusita pajak. Biaya ini
dikeluarkan untuk setiap Surat Paksa yang harus disampaikan oleh Jurusita pajak kepada penanggung pajak.
b Apabila seorang Jurusita telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka ia berhak sepenuhnya menerima biaya penagihan tanpa dikaitkan apakah piutang pajak dan
Universitas Sumatera Utara
81
biaya penagihannya telah dilunasi atau belum oleh Wajib Pajak penanggung pajak.
Tetapi itu tidak berarti bahwa Jurusita yang bersangkutan setelah menerima biaya penagihan, lalu bebas dari tanggung jawabnya terhadap pencairan
piutang pajak tersebut. Apabila Jurusita yakni bahwa Wajib Pajak penanggung pajak tersebut masih aktif dan potensial, maka ia harus
mengambil langkah-langkah untuk melakukan tahap tindakan penagihan lebih lanjut.
6 Surat Paksa yang telah dilaksanakan, diserahkan kepada Kasubsi Penagihan disertai laporan pelaksanaan penagihan dengan surat paksa
dan diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan dan Vertifikasi untuk ditanda tangani dan selanjutnya dimasukkan dalam berkas Penagihan
Wajib Pajak penanggung pajak yang bersangkutan dan terlebih dahulu dicatat tanggal pelaksanaan surat paksa dalam buku register pengawasan
penagihan, buku register tindakan penagihan, kartu pengawasan tunggakan pajak dan tindakan STPSKP yang bersangkutan. Dalam
melaksanakan surat paksa tersebut Jurusita sedapat mungkin melihat keadaan rumah tangga perusahaan Wajib Pajak penanggung pajak
untuk dapat memberikan informasi dalam rangka mengambil langkah berikutnya.
7 Laporan Pelaksanaan Surat Paksa.
Universitas Sumatera Utara
82
a Atas pelaksanaan surat paksa dibuat laporan oleh Jurusita yang
melaksanakan penagihan pajak dengan surat paksa tersebut. b
Hal-hal yang mendapat perhatian untuk dilaporkan yaitu : - Pengakuan penyelesaian surat keberatan. Mengenai hal ini agar
diuraikan secara jelas dan jangan sampai melaksanakan penagihan secara paksa sedangkan tunggakannya ternyata sudah dikurangi.
- Jenis, letak dan taksiran harga dari objek sita dengan memperhatikan tunggakan pajak dan biaya pelaksanaan yang
mungkin dikeluarkan. - Dalam kesan dan usul hendaknya dilaporkan keadaan yang
sebenarnya dari Wajib Pajak penanggung pajak antara lain : kemampuan bayar, itikad mau membayar dan pandangannya
terahadap penetapan penagihan pajak dan sebagainya, sehingga Jurusita dapat mengajukan usul untuk tindakan penagihan
selanjutnya. 8 Apabila Jurusita tidak dapat melaksanakan surat paksa secara langsung,
maka Jurusita membuat laporan secara tertulis mengenai sebab-sebabnya dan usaha-usaha yang dilakukan dalam upaya surat paksa, antara lain
menghubungi Pejabat Pemerintah setempat, Polisi dan sebagainya. Disamping Pejabat Jurusita dapat memperlihatkan melihat asset-aset atau
barang-barang yang dimiliki Wajib Pajak untuk melakukan penyitaan suatu saat nanti jika Wajib Pajak masih tetap untuk tidak membayar utangnya.
Universitas Sumatera Utara
83
3. Apabila utang yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung
Pajak setelah lewat 2 x 24 jam sejak Surat Paksa diberitahukan kepadanya Pejabat segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan yang
dilaksanakan oleh Jurusita Pajak dengan disaksikan oleh sekurang- kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal
oleh Jurusita Pajak, dan dapat dipercaya. Pengajuan keberatan oleh Wajib Pajak tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penyitaan. Penyitaan
dapat dilaksanakan terhadap penanggung pajak yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan atau di tempat lain, termasuk yang
penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang dibebani dengan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu.
Didalam pelaksanaan Jurusita dapat menempel kertas penyitaan kepada barang yang akan disita, biasanya barang yang akan disita tidak akan dibawa
oleh Jurusita dikarenakan : 1.
Tidak adanya tempat penyimpanan barang sitaan. 2.
Mengantisipasi terjadinya kerusakan barang sitaan dalam perjalanan. Barang dari hasil sita harus sebanding dengan jumlah utang pajak yang
ditanggung Penanggung Pajak dan jika tidak sebanding maka akan dilakukan penyitaan.
4. Apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak
dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu 14 empat belas hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, Pejabat segera melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
84
pengumuman lelang. Dan dalam hal pelaksanaan lelang Jurusita mempertanyakan dulu kepada Dinas yang bersangkutan mengenai hak milik
barang yang di lelang, misalnya tanah kepada Dinas Pertanahan setempat. Hasil lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya penagihan
pajak yang belum dibayar dan sisanya untuk membayar utang pajak. Dalam hal hasil lelang sudah mencapai jumlah yang cukup untuk melunasi biaya
penagihan pajak dan utang pajak, pelaksanaan lelang dihentikan walaupun barang yang akan dilelang masih ada. Sisa barang beserta uang kelebihan
hasil lelang dikembalikan oleh Pejabat kepada Penanggung Pajak setelah pelaksanaan lelang.
4.3 Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Penagihan Melalui Surat Paksa