Menunjukkan berapa besar persentse pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.
100 arg
Pr x
NetSales ertax
Earningaft in
ofitM Net
=
b. Return on Investment ROI
Merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.
100 x
NetAssets ertax
Earningaft ROI
=
c. Return On Equity ROE
Merupakan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuangan netto.
100 x
sAssets Owner
ertax Earningaft
ROI =
2.3. Rasio Solvabilitas Leverage Ratio
Rasio Solvabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansialnya, seandainya perusahaan tersebut dilikuidasi, terdiri dari rasio:
a. Total Debt to Equity Ratio
Menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadkan jaminan untuk keseluruhan hutang
100 x
sequity Owne
Totaldebt Totaldebt
=
b. Total Debt to Total Assets
Universitas Sumatera Utara
Merupakan bagian dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan hutang, atau merupakan bagian dari aktiva yang digunakan untuk
menjamin hutang.
100 x
s Totalasset
Totaldebt ts
ototalasse Totaldebtt
=
Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, semuanya merupakan awal dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis
laporan keuangan dan setiap metode analisis yang diperlukan untuk menganlisis laporan keuangan dan setiap metode analisis mempunyai
tujuan yang sama yaitu untukmembuat data-data yang tersedia lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
3 Pengertian Kredit
Pengertian kredit yang menjadi dasar perkreditan di Indonesia tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tentang Perbankan
1998;100, sebagai berikut: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Teguh Pudjo Muljono dalam bukunya Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil 1993;9, menyatakan bahwa: “Kredit adalah
kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran yang akan dilakukan
pada suatu jangka waktu yang disepakati”.
Universitas Sumatera Utara
Dari pengertian kredit di atas, dapat dikatakan bahwa: 1.
adanya suatu penyerahan uang atau tagihan, 2.
adanya kesepakatan antara kreditur dan debitur, 3.
adanya suatu syarat bagi pihak, debitur berkenaan dengan pinjaman dan bungan yang harus dibayar pada saat jatuh tempo.
4 Fungsi Kredit
Dalam garis besarnya ada tujuh fungsi kredit dalam kehidupan sosial ekonomi perekonomian, perdagangan dan keuangan ;
a. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang
1. Para pemilik uang modal dapat secara langsung meminjamkan
uang kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk meningkatkan produksi atau meningkatkan usahanya.
2. Para pemilik uang modal dapat menyimpan uangnya pada
lembaga-lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada pengusaha-pengusaha untuk meningkatkan
usahanya. b.
Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Kredit yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan
pembayaran baru seperti cek, giro, bilyet dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral. Disamping itu kredit perbankan
yang ditarik secar tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalu-lintas uang akan berkembang pula.
c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang
Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan bakumenjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut
menjadi meningkat. Disamping itu, kredit dapat pula meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
peredaran barang, baik melalui penjualan secara kredit maupun dengan membeli braang-barang dari suatu tempat dan menjualnya ke
tempat lain. Uang yang digunakan dalam pembelian tersebut berasal dari kredit. Hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula
meningkatkan manfaat suatu barang. d.
Kredit sebagai salah satu alat stabilisasi ekonomi Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan
pada usaha-usaha antra lain: 1.
pengendalian inflasi, 2.
peningkatan ekspor, 3.
pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. Untuk menekankan laju inflasi pada tahun 1966, yang lebih kurang
berkisar 650 pemerintah melaksanakan kebijakan uang ketar tight money melalui pemberian kredit yang selektif dan terarah, untuk
melindungu usaha-usaha yang bersifat nonspekulatif. Arus kredit diarahkan pada sektor-sektor yang produktif dengan pembatasan
kualitatif dan kuantitatif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan memenurhi kebutuhan dalam negeri agar bisa diekspor.
Kebijakan tersebut terlah berhasil dengan baik. e.
Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usaha
tersebut, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat
mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di bidang permodalan tersebut, sehingga para pengusaha akan meningkatkan usahanya.
Universitas Sumatera Utara
f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan
Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha
dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan demikian mereka
akan memperoleh pendapatan. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-proyek baru telah selesai, maka untuk
mengelolanya diperlukan pula tenaga kerja. Dengan tertampungnya tenaga-tenaga kerja tersebut, maka pemerataan pendapatan akan
meningkat pula. g.
Kredit sebagai alat untuk meningkatkan humbugging Internasional Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha,
dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di
dalam negeri. Begitu juga negara-negara yang telah maju yang mempunyai cadangan devisa dan tabungan yang tinggi dapat
memberikan bantuan-bantuan dalam bentuk kredit kepada negara- negara yang sedang berkembang. Bantuan dalam bentuk kredit ini
tidak hanya mempererat hubungan ekonomi antar negara yang bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan hubungan
internasional.
5 Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit
Dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam
kredit benar-benar terwujud, sehingga kredit yang diberikan sesuai
Universitas Sumatera Utara
dngan sasaran dan terjaminnya pemberian kredit tepat waktu sesuai perjanjian. Karena penghasilan bungan dari kredit-kredit yang diberikan
merupakan tulang punggung dari pendapatan bank, serta untuk terjaminnya kelancaran pengembalian pokok, maka sudah sewajarnya
apabila pemberian kredit tersebut memerlukan perhitungan-perhitungan yang teliti dan sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian kredit. Prinsip-
prinsip pemberian kredit terdiri dari prinsip 7C, prinsip 7P dan prinsip 3R. antara prinsip 7C dengan prinsip 7P hampir tidak ada perbedaan,
karena prinsip 7P berlandaskan pada prinsip 7C, dan untuk prinsip yang lebih baik umum digunakan adalah prinsip 7C.
1. Character
Dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam moral, watak
ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooporatif dan juga mempynyai rasa tanggung jawab yang baik dalam kehidupan pribadi
sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.
2. Capacity
Pengertian dari capacity disini yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan
usaha yang akan atau sedang dilakukannya. Jadi jelaslah bahwa penilaian capacity dilakukan untuk menilai sampai sejauh mana hasil
yang diperoleh calon debitur dalam mengelola perusahaannya untuk melunasi hutang-hutangnya pada waktunya.
3. Capital
Universitas Sumatera Utara
Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini terlihat kontradiktif dengan tujuan kredit yang berfungsi
sebagai penyedia dana,namun demikian halnya dalam kaitan bisnis murni, semakin kaya seseorang ia semakin dipercaya untuk memperoleh
kredit. Dan secara rasional hal ini tentu tidaklah mengherankan, sebab seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya dalam proporsi
yang besar dibandingkan dengan kredit yang diperolehnya dari bank, akan melakukan usahanya dengan penuh kesungguhan. Kemampuan
modal sendiri ini akan menjadi benteng yang kuat agar tidak mudah terkna goncangan dari luar, misalnya dalam situasi pasar modal dengan
tingkat suku bunga yang tinggi. 4.
Collateral Collateral yang dimaksud disini adalah barang-barang jaminan yang
diserahkan oleh peminjamdebitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila
usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya
yang normal. Jaminan juga dapat dipakai sebagai alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang
akan datang saat kredit tersebut harus dilunasi atau jatuh tempo. 5.
Condition of Economy Condition of economy yaitu suatu situasi dan kondisi politik, ekonomi,
sosial, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu sat maupun untuk kukrun waktu tertentu yang
kemungkinanya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang memperoleh kredit. Condition of economy sangat penting utnuk diketahui apabila kredit tersebut diberikan untuk
perusahaan-perusahaan di luar negeri atau membiayai suatu proyek di luar negeri.
6. Constraint
Constraint yaitu perimbangan akan risiko-risiko yang mungkin terjadi 7.
Coverage Coverage merupakan jaminan kredit yang telah diasuransikan untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Pemberian kredit juga dapat dinilai dengan prinsip 7P. 1.
Personality Personality adalah menilai nasabah dari kepribandiannya atau tingkah
laku sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencangkup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi
suatu masalah. 2.
Party Party adalah mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu
atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya, sehingga nasabah dapat digolongkan ke dalam suatu golongan tertentu
dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda dari bank. 3.
Purpose Purpose adalah untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
Universitas Sumatera Utara
pengambilan kredit dapat bermacam-macam, sebagai contoh apakah modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.
4. Prospect
Prospect adalah untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa memiliki prospek, bukan hanya bank yang
akan rugi tetapi juga nasabah. 5.
Payment Merupakan ukuran bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengambilan kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.
Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi dari sektor lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaiman perusahaan mendapatkan laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperoleh.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang
atau orang atau jaminan asuransi.
Penilaian lain untuk pemberian kredit adalah dengan prinsip 3R.
Universitas Sumatera Utara
1. Return Hasil yang dicapai
Penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur dengan kredit, apakah hasil tersebut dapat menutup pengembalian pinjamannya
dan perusahaan bisa terus berkembang atau sebaliknya. 2.
Repayment Pembayaran kembali Bank harus menilai kemampuan perusahaan untuk membayar kembali
pinjamannya pada saat-saat kredit harus dicicil atau dilunasi. 3.
Risk Bearing Ability Kemampuan untuk menanggung risiko Bank harus menilai sampai sejauh mana perusahaan mampu
menanggung risiko kegagalan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
6 Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh suatu permohonan sejak permohonan tersebut diajukan oleh nasabah
sampai disetujui oleh bank, dipergunakan oleh nasabah dan akhirnya dilunasi oleh nasabah. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk
memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit, maka dalam setiap tahap selalu
dilakukan penilaian yang mendalam. Tahapan-tahapan dalam proses pemberian kredit bank menurut Rachmat Firdaus dalam bukunya,.
Manajemen Perkreditan Bank Umum 2003;91, yaitu: a.
persiapan kredit credit preparation b.
analisis atau penilaian kredit credit realization dan credit administration.
c. keputusan kredit credit decision
d. pelaksanaan dan administrasi kredit credit realization dan credit
administration e.
supervisi kredit dan pembinaan debitur credit supervision dan follow up.
Universitas Sumatera Utara
6.1 Persiapan Kredit