71
Seksi Sertifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelatihan dan Produktivitas lingkup sertifikasi tenaga kerja.
17 Seksi Bimbingan Produktivitas Tenaga Kerja dan Pemagangan
Seksi Bimbingan Produktivitas Tenaga Kerja dan Pemagangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelatihan dan
Produktivitas lingkup bimbingan produktivitas tenaga kerja dan pemagangan. Sumber : Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Kota Medan tahun 2015
4. Jabatan Fungsional
Pada Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Kota Medan terdapat 3 tiga jabatan fungsional, yaitu :
a. Jabatan Fungsional Pengantar Kerja
b. Jabatan Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan
c. Jabatan Fungsional Mediator Hubungan Industrial
Sumber : Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Kota Medan tahun 2015
4.2 Gambaran Umum Kehidupan Anak Jalanan Kota Medan Binaan Dinas
Sosial
Fenomena anak jalanan merupakan salah satu masalah yang muncul seiring dengan pertumbuhan kemajuan Kota Medan. Pertumbuhan Kota Medan
yang kian pesat konon Kota Medan sangat berhasrat menjadi Kota Metropolitan sehinga semakin membuka peluang bagi anak-anak untuk mencari uang. Dibalik
itu, ada kemungkinan lain dimana pertumbuhan kota justru mendesak daerah- daerah kumuh perkotaan yang mendorong anak-anak untuk keluar dan berbaur di
keramaian pusat-pusat Kota. Di sisi lain, pedesaaan yang kalah bersaing dan kian miskin mengundang urbanisasi, tidak saja pada orang dewasa tetapi juga anak-
72
anak. Dua kemungkinan penyebab ini bias dibenarkan jika kita amati latar belakang geografis anak-anak jalanan yang umumnya datang dari daerah kumuh
perkotaan dan daerah pedesaan yang miskin. Berdasarkan penuturan Bapak Zailun selaku Kabid Pelayanan Sosial dari
Dinas Sosial, bahwa konkritnya di Kota Medan ada tiga faktor umum yang menjadi persoalan mengapa anak turun ke jalanan, yaitu:
a. Kondisi ekonomi keluarga yang kurang atau tekanan kemiskinan akibat krisis
ekonomi yang berkepanjangan. b.
Ketidakharmonisan rumah tangga sehingga menyebabkan si anak tidak betah tinggal di rumah.
c. Akibat pengaruh lingkungan komunitas anak yang menyebabkan anak
terjerumus dalam kehidupan di jalanan. Ternyata dari ketiga faktor tersebut, bahwa faktor kondisi ekonomi
keluarga yang kurang atau tekanan kemiskinanlah yang menjadi masalah utama seringkali orang tua memaksa anaknya untuk bekerja dan juga atas inisiatif si
anak tersebut mencari nafkah untuk membantu orang tuanya atau hidup mandiri di jalanan. Umumnya kehidupan anak jalanan di Kota Medan dapat dilihat dari
tempat dimana keberadaan mereka beraktifitas, yaitu: a.
Pusat transportasi, seperti; stasiun-stasiun kereta api dan terminal-terminal bus.
b. Pusat perbelanjaan, seperti; di pusat perbelanjaan tradisional sampai pusat
perbelanjaan modern. c.
Tempat-tempat rekreasi, seperti; taman-taman rekreasi. d.
Persimpangan-persimpangan jalan atau di sekitar lampu merah.
73
Kantong-kantong anak jalanan yang merupakan tempat umum mereka bekerja di Kota Medan berdasarkan data dari Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan
Kota Medan berada di: a.
Simpang Pos, Jln. Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru
b. Simpang Titi Kuning, Jln. A. H. Nasution, Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan
Medan Johor c.
Terminal Terpadu Amplas, Jln. Panglima Denai, Kelurahan Amplas, Kecamatan Medan Amplas
d. Simpang Sei Kambing, Jln. Kapten Muslim, Kelurahan Sei Kambing
Kecamatan Medan Helvetia e.
Terminal Pinang Baris, Jln. Pinang Baris, Kecamatan Medang Sunggal f.
Simpang Juanda, Kelurahan Pasar Merah, Kecamatan Medan Kota g.
Aksara, Jln. Aksara, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Medan Denai h.
Pasar Pringgan, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. i.
Café Harapan di Jln. Imam Bonjol Medan j.
Medan Plaza, Jln. Iskandar Muda, Medan Kehidupan anak jalanan berbeda dengan kehidupana anak-anak umum
lainnya, dimana anak jalanan ini dituntut untuk bekerja di jalanan setiap hari guna mendapat uang untuk membantu orang tua mereka yang berpenghasilan rendah.
Mengenai aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh anak jalanan di Kota Medan selama berada di jalanan, dapat dilihat seperti menyemir sepatu, mengasong,
menjajakan koranmajalah, mengelap mobil, mencuci kendaraan, menyewakan
74
payung, pemulung, mengamen, sebagai penghubung atau penjual jasa dan penjual makanan.
Melihat berbagai aktifitas tersebut, ternyata kehidupan dan pekerjaan anak-anak jalanan di Kota Medan berbeda-beda pula, hal ini tergantung dari
kesanggupan dan keinginan mereka untuk menjalaninya, karena pekerjaan yang mereka lakukan ini tidak membutuhkan kemampuan berfikir dan sekolah yang
tinggi. Adanya masalah anak jalanan yang tumbuh dan berkembang di Kota Medan haruslah diatasi secermat mungkin. Peran Dinas Sosial sebagai pelaksana
penanganan anak jalanan dan dibantu peran serta seluruh masyarakat merupakan hal yang sangat penting agar mereka dapat merasakan perhatian dan perlindungan
sehinga mereka merasa tidak dipinggirkan dan diasingkan di dalam kehidupan
bermasyarakat.
75
BAB V ANALISIS DATA
5.1 Pengantar