24
a. Perlu dijaga agar dalam seluruh program diciptakan variasi, metode dalam
mengolah kegiatan agar program berjalan lancar, memikat dan tidak monoton serta membosankan.
b. Perlu diketrahui sikap, pengalaman dan keahlian Pembina dalam bidang
pembinaan. Sikap Pembina sangat menentukan cara pelaksanaan program. Soedijra, 2004: 29
2.3 Keberadaan Anak Jalanan
2.3.1 Pengertian Anak
Secara biologis, anak merupakan hasil dari pertemuan antara sel telur seorang perempuan yang disebut ovum dengan benih dari seorang laki-laki yang
disebut spermatozoa, yang kemudian menyatu menjadi zigot, lalu tumbuh menjadi janin dan pada akhirnya terlahir ke dunia sebagai seorang manusia bayi yang
utuh. Tidaklah mungkin seorang anak terlahir ke dunia tanpa ada peran dari seorang laki-laki yang telah menanamkan benih keturunan di rahim seorang
perempuan, sehingga secara alami anak terlahir atas perantaraan ayah dan ibu kandungnya. Namun tidak demikian dalam pandangan hukum, bisa saja terjadi
seorang anak yang lahir tanpa keberadaan ayah secara yuridis, bahkan tanpa kedua orangtua sama sekali. Idealnya, seorang anak yang dilahirkan ke dunia
secara otomatis akan mendapatkan seorang laki-laki sebagai ayahnya dan seorang perempuan sebagai ibunya, baik secara biologis maupun hukum yuridis, karena
dengan memiliki orangtua yang lengkap akan mendukung kesempurnaan bagi si anak dalam menjalani masa pertumbuhannya.
Anak merupakan insan pribadi persoon yang memiliki dimensi khusus dalam kehidupannya, dimana selain tumbuh kembangnya memerlukan bantuan
25
orangtua, faktor lingkungan juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi kepribadian si anak ketika menyongsong fase kedewasaannya
kelak. Anak adalah sosok yang akan memikul tanggung jawab di masa yang akan datang, sehingga tidak berlebihan jika Negara memberikan suatu perlindungan
bagi anak-anak dari perlakuan-perlakuan yang dapat menghancurkan masa depannya Witanto, 2012:4-6.
Menurut The Minimum Age Convention Nomor 138 tahun 1973, pengertian tentang anak adalah seseorang yang berusia 15 tahun ke bawah.
Convention onThe Right Of the Child tahun 1989 yang telah diratifikasi pemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 39 Tahun 1990 disebutkan bahwa
anak adalah mereka yang berusia 18 tahun ke bawah. Sementara itu, UNICEF mendefenisikan anak sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai dengan 18
tahun. Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, menyebutkan bahwa anak adalah mereka yang belum berusia 21 tahun dan belum
menikah. Undang-undang Perkawinan menetapkan batas usia 16 tahun Huraerah, 2006: 19.
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rentang usia anak terletak pada skala 0 sampai dengan 21 tahun. Penjelasan mengenai batas usia 21 tahun
ditetapkan berdasarkan pertimbangan kepentingan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental seseorang umumnya dicapai setelah
seseorang melampaui usia 21 tahun. Konvensi Hak Anak KHA, mendefinisikan anak secara umum sebagai yang umumnya belum mencapai 18 tahun, namun
diberikan juga pengakuan terhadap batasan umur yang berbeda yang mungkin diterapkan dalm Perundangan Nasional UNICEF, 2003: 321.
26
Menurut Atika anak dalam makna sosial ini lebih mengarahkan pada perlindungan kodrati karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh seorang
anak. Faktor keterbatasan kemampuan karena anak berada pada proses pertumbuhan, proses belajar dan proses sosialisasi dari akibat usaha yang belum
dewasa, disebabkan kemampuan daya nalar dan kondisi fisik dalam pertumbuhan dan mental spiritual yang berada dibawah kelompok usia orang dewasa
Huraerah, 2006: 24.
2.3.2 Hak-Hak Anak