3.1.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data tidak lain adalah suatu proses pengadaan data primer dan data sekunder untuk keperluan penelitian. Teknik pengumpulan data
dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan atau informasi yang relevan, akurat dan terandalkan yang bertujuan untuk
menghasilkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian Bungin, 2001: 129. Data
yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer diperoleh melalui proses observasi dan wawancara informan dan data sekunder diperoleh dari
literatur-literatur, dokumentasi, maupun sumber-sumber lain yang telah ada sebelumnya yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a Pengumpulan Data Primer
1 Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang diteliti, melalui
penggunaan pancaindra, yang berguna untuk mendapatkan data atau informasi yang tidak mungkin diperoleh melalui wanwancara. Observasi dalam penelitian
ini dilakukan untuk mengamati dengan membuat catatan secara selektif terhadaf latar belakang, kegiatan berkesenian, eksistensi kesenian.
Sejak surat ijin penelitian yang dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian Universitas Jember pada tanggal 21 Agustus 2014, memberikan surat ijin
penelitian di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, dengan lama atau waktu penelitian selama 2 dua bulan. Dan dengan tembusan dari
Lembaga Politik di Banyuwangi, maka peneliti langsung menuju tempat penelitian, dan mengumpulkan data yang diperoleh dari lapangan.
Dalam tahap observasi ini peneliti melihat langsung pertunjukan Kesenian Gandrung yang diundang oleh masyarakat yang berkeinginan mengundang. Pada
saat itu peneliti menyaksikan langsung, sambil mengamati dan mencatat segala
sesuatu yang dilihat dan didengar dalam pagelaran seni Gandrung yang diundang oleh ibu Jumiah yang lagi melaksanakan hajatan pernikahan anaknya. Hajatan itu
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 -09-2014 bertempat di desa Pengantigan, acara dimulai pada pukul 20:00 waktu setempat hingga menjelang subuh sekitar
jam 03:30 waktu setempat. Pada tahap awal Pertunjukan dengan mementaskan Topengan, dilanjutkan dengan Jejer Gandrung, Repenan yang terakhir seblang-
seblangan. Dengan bantuan kamera, pengamatan langsung juga dilakukan kegiatan
pengambilan gambar atau foto pertunjukan dan pencatatan tentang, gerak, busana dan iringan yang digunakan dalam pertunjukan, untuk dapat digunakan sebagai
bukti otentik penelitian kesenian Gandrung. Dengan demikian hasil penelitian tetap terjaga validitasnya.
Pengamatan terhadap kesenian Gandrung dilakukan dengan dua cara yaitu, pengamatan secara langsung dan pengamatan secara tidak langsung. Pengamatan
secara langsung dilakukan oleh peneliti dengan melihat pertunjukan kesenian Gandrung pada saat pentas pada tanggal 10 september 2014, sedangkan
pengamatan tidak langsung dilakukan dengan mengamati foto-foto dan patung gandrung yang didokumentasikan oleh dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Banyuwangi. Menurut Bungin 2001: 142 metode observasi adalah:
“metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian. Dalam arti
bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan pancaindra.”
Sedangkan menurut Bogdan dalam Moleong, 2002: 117 dengan menggunakan istilah pengamatan berperanserta menyatakan bahwa:
“pengamatan berperanserta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan
waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek dalam lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan
berlaku tanpa gangguan.” Observasi dilakukan sebagai usaha untuk memperoleh data atau informasi
mengenai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti di lokasi
penelitian. Sehingga, dalam proses observasi di tuntut untuk mengerahkan kepekaan peneliti untuk dapat menangkap dan menjelaskan fenomena-fenomena
yang terkait dengan permasalahan yang diteliti.
2 Wawancara Mendalam indept interview
Metode wawancara atau yang biasa dikenal dengan metode interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya
jawab sambil bertatp muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide Bungin,
2001:135. Tujuan penelitian ini menggunakan wawancara mendalam adalah untuk mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya.
Wawancara dilakukan oleh peneliti yang dilakukan secara formal yaitu di rumah atau tempat kerjanya. Waktu yang dipilih untuk melakukan wawancara
adalah waktu yang santai ketika informan tidak memiliki kegiatan atau kesibukan, yaitu ketika sore hari. Biasanya ketika sore hari yaitu sekitar pukul 15.00 WIB
hingga menjelang maghrib penduduk desa yang sebagian besar adalah petani memiliki waktu santai dan mereka biasanya berbincang-bincang dengan tetangga
sekitar sembari menghilangkan lelah setelah melakukan berbagai aktivitas. Dalam proses wawancara peneliti mengutamakan rasa kekeluargaan, dengan tujuan agar
informan tidak merasa canggung serta merasa terhakimi, sehingga komunikasi yang terjalin cukup akrap dan peneliti dapat memperoleh data yang akurat.
Dibawah ini merupakan daftar informasi informan: a.
Penari Gandrung Kemiren yaitu Ibu Temuk Misti, yang memberikan informasi tentang bentuk penyajian, busana, upah atau bayaran, juga
perubahan yang ada dalam kesenian gandrung di Desa Kemiren. Wawancara dilakukan pada tanggal 09 September 2014
b. Bapak Serad selaku sesepuh adat desa Kemiren, yang memberikan
informasi tentang asal-usul kesenian gandrung, kapan kesenian gandrung hadir di Desa Kemiren, struktur pertunjukan, fungsi kesenian gandrung.
Wawancara dengan Bapak Serad pada tanggal 10 September 2014
c. Penari Gandrung muda yaitu Ibu Mudaiyah, yang memberikan informasi
tentang penerus tari gandrung di Desa Kemiren. Wawancara dilakukan pada tanggal 13 September 2014.
d. Pak Urep Selaku Pemangku Sanggar Seni, yang memberikan informasi
tentang kegiatan-kegiatan gandrung di Desa Kemiren. Wawancara dilakukan pada tanggal 14 September 2014
e. Informan tambahan yaitu Bapak Singodimajan selaku budayawan
Banyuwangi, yang memberikan informasi mengenai sejarah berdirinya gandrung di Banyuwangi. wawancara dilakukan pada tanggal 13
September 2014 f.
Informan tambahan yaitu Bapak Sadi Timbul informasi mengenai sejarah desa Kemiren. Wawancara dilakukan pada tanggal 16 September 2014
Pertama-tama, peneliti mulai wancara dengan menemui beberapa informan diantaranya, penari Gandrung yang ada di Desa Kemiren yaitu, Ibu Temuk,
sisusul dengan menemui tokoh sesepuh Kemiren yakni Bapak Sirat, dilanjutkan menemui Penari Gandrung yang kedua yaitu Ibu Mudaiyah. Menurut Moleong
2002: 135 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara interviewer yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Peneliti mulai mengajukan pertanyaan kepada
informan dengan menggunakan pedoman wawancara. Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman guide wawancara Bungin, 2001: 133. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam. Wawancara mendalam adalah wawancara yang dilakukan secara informal, tanpa menggunakan guide tertentu, dan semua pertanyaan bersifan
spontan sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dirasakan pada saat pewawancara bersama-sama responden Bungin, 2001: 136. Wawancara
mendalam ditujukan untuk memeperoleh informasi yang akurat dari informan, seperti respon atau pendapat mengenai suatu masalah.
b Pengumpulan Data Sekunder
2 Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi dilakukan dengan cara menelaah literature yang berupa laporan-laporan
penelitian, dokumen-dokumen resmi, artikel, buku, kliping dan literature lain yang mampu menjelaskan dan menunjang data-data yang ditemukan peneliti
dilapangan. Baik itu yang diperoleh melalui media cetak maupun diperoleh melalui media elektronik. Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data
yang berkaitan dengan sujek penelitian yang bersumber dari berbagai dokumentasi. Dalam penelitian ini dokumentasi meliputi catata tentang data profil
Desa Kemiren, table tentang keadaan penduduk, serta CD compact disc pertunjukan kesenian gandrung yang ada di Desa Kemiren.
3.1.4 Uji Validitas Data