Penentuan Lokasi Penelitian Teknik Penentuan Informan

BAB. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2002: 3 mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Lebih lanjut, menurut Mantra 2004: 38 penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau melukiskan realitas sosial yang kompleks yang ada di masyarakat. Melalui penelitian deskriptif kualitatif ini, peneliti berusaha menghasilkan tulisan yang menggambarkan secara rinci bagaimana eksistensi Seni Gandrung di Desa Kemiren. Kecamatan Glagah. Kabupaten Banyuwangi Oleh karena itu penelitian Kesenian Gandrung di Desa Kemiren ini dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif yang penulis anggap lebih sesuai dengan obyek serta tujuan dalam mengkaji “eksistensi kesenian Gandrung”. Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data diskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, jadi langkah awal tersebut akan mengarahkan pada kedalaman kesenian Gandrung yang ada di Desa Kemiren. Penggunaan metode penelitian ini bertujuan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

3.1.1 Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Lokasi ini dipilih oleh peneliti dengan alasan di daerah tersebut, satu- satunya desa yang dipandang sebagai “ masih murni using”. Artiya masih kental adat keusingannya. Disamping itu juga merupakan salah satu desa yang masih melestarikan Kesenian Gandrung hingga kini. Walaupun banyak kesenian modern yang masuk di Desa Kemiren, namun masyarakat desa Kemiren tetap mempertahankan kesenian Gandrung sebagai seni tradisonal yang harus dijaga 29 keasliannya. B ahkan sejak 1993 desa ini ditetapkan sebagai “Desa Using” yang sekaligus dijadikan cagar budaya untuk melestarikan keusingan.

3.1.2 Teknik Penentuan Informan

Informan merupakan elemen penting dalam kegiatan penelitian. Informan merupakan orang yang dianggap memiliki data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Menurut Moleong 2002: 90 informan adalah: “orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Ia “berkewajiban” secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walau hanya bresifat informal”. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Terkait dengan teknik purposive sampling ini Bungin 2001: 118 menyatakan: “Teknik Porposive Sampling ini digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel pilihan. Berdasarkan pengetahuan yang jeli terhadap populasi, maka unit- unit populasi yang dianggap “kunci”, diambil sebagai sampel penelitian.” Penggunaan teknik purposive dalam penelitian ini ditujukan agar peneliti dapat memperoleh data dan informasi secara mendalam dan akurat terkait topik penelitian. Informan dalam penelitian ini ialah: 1. Ibu Gandrung Temuk selaku penari Gandrung tertua di Desa Kemiren 2. Dan Ibu Gandrung Mudaiyah merupakan penari Gandrung muda di Kemiren 3. Sesepuh desa Kemiren yaitu: Bapak Serad. 4. Pak Urep Pemangku Sanggar Seni Tradisi di Kemiren 5. Bapak Hasnan Singodimajan Selaku Budayawan Banyuwangi Informan Tambahan 6. Bapak Pak Sadi Timbul Budayawan Kemiren

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data