Kondisi Sosial Ekonomi Gambaran Umum Daerah Penelitian

rumah bentuk tikel balung. Sedangkan bentuk rumah crocogan beratap dua, yang mengartikan bahwa penghuninya adalah keluaraga yang baru saja membagun rumah tangga dan atau oleh keluarga yang ekonominya relative rendah. Meskipun terdapat variasi bentuk rumah dan sudah pasti pemilikan sumber-sumber ekonomi, pemandangan desa dan penduduk kemiren memperlihatkan sebuah kehidupan sederhana, merata atau setara disektor ekonomi dan egalitaritas sikap “wong Using”. Egaligaritas itu juga terlihat dalam hubungan sosial sehari-hari antar penduduk di mana setiap warga memperoleh penghormatan yang sama dalam setiap kesempatan pertemuan tahlilan, pengajian, kendurenan, dan pertemuan di kantor desa dan akses ruang publik. Perbedaan kemampuan ekonomi dan pendidikan tampak tidak pengaruh pada pembentukan status maupun posisi seseorang di “Desa Using” ini. Desa Kemiren suatu desa yang masyarakatnya sangat peduli dalam hal adat istiadat setempat, apalagi dalam hal tradisi, masyarakat desa Kemiren paling eksis melestarikan warisan budaya nenek moyang. Dari itulah terdapat banyak tradisi, adat istiadat dan kesenian yang dilestarikan oleh masyarakat Kemiren. Diantaranya: Angklung Caruk, Angklung Paglak, Baroeng Kemiren, Burdah, Gandrung, Gedogan, Kuntulan, Mocoan Lontar Surat Yusuf, Mepe Kasur. Semua jenis tradisi maupun kesenian tersebut diatas, membukikan bahwa masyarakat desa tersebut kaya akan seni dan tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat Kemiren, secara turun temurun, tanpa ada sedikitpun yang ditinggalkan.

4.1.4 Kondisi Sosial Ekonomi

Desa Kemiren merupakan desa dengan mata pencaharian penduduk yang beraneka ragam. Sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani, buruh tani, pedagang, tukang kuli bangunan, pegawai negeri, TNI, karyawan swasta, dan seniman. Namun sebagian besar besar petani telah lama mengenal pekerjaan pertanian semenjak masa penjajahan Belanda maupun pada saat perebutan kekuasaan oleh kerajaan Mataram. Memang secara umum masyarakat Banyuwangi bermata pencaharian sebagai petani. Table 4.5 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Kemiren No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Petani Penggarap Buruh Tani Peternak Pedagang Tukang Kuli Bangunan Pegawai Negeri PN TNI POLRI Karywan swasta Wiraswasta Seniman 170 orang 400 orang 373 orang 50 orang 156 orang 293 orang 175 orang 4 orang 115 orang 20 orang Sumber: Profil Desa Kemiren 2012 Setiap manusia membutuhkan sandang dan pangan, untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus berusaha, seperti bekerja. Banyak pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat Kemiren, mereka bekerja berdasarkan kemampuan atau spesifikasi pekerjaan. Maka dari itulah masyarakat Kemiren memiliki mata pencaharian yang kompleks. Umumnya mata pencaharian masyarakat Kemiren mayoritas bercocok tanam, atau pertanian, disebabkan sebagian besar wilayah desa Kemiren adalah areal persawahan disamping itu juga, ada yang bermata pencaharian berdagang, sebagian ada yang bekerja disektor formal, sperti pegawai negeri. Tidak terkecuali ada yang berprofesi menjadi penari Gandrung. Semua itu menggambarkan bahwa masyarakat kemiren sangat plural, meski berbeda-beda namun tetap hidup damai, dan menjaga kerukunan antar sesema. Penduduk kemiren sangat beragam mata pencahariannya, tapi sebagian besar 77,23 bekerja disektor pertanian, dilihat dari areal pertanian dan persawahan yang cukup luas sekitar kurang lebih 105 ha. Mata pencaharian penduduk Desa Kemiren Kecamatan Glagah sebagian besar adalah begerak di bidang pertanian, penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 170 orang, sedangkan buruh tani sebanyak 400 orang. Ada juga yang bermata pencaharian sebagai peternak sebanyak 373, termasuk mata pencaharian yang cukup besar jumlahnya di desa Kemiren. Profesi tukang tukang batu, tukang kayu berjumlah 156, untuk pekerja kasar seperti kuli bangunan sejumlah 293. Untuk yang berprofesi di pemerintahan sebanyak 175 Pegawai Negeri, dan 4 orang lagi sebagai TNI. Untuk masyarakat yang bermata pencaharian seniman termasuk didalamnya ada penari gandrung dan pemangku sanggar tari dan seni-seni lainnya. Khusus masyarakat Kemiren yang berprofesi sebagai seniman, profesi tersebut bukan satu-satunya yang mereka kerjakan, namun masih juga melakukan pekerjaan lain, seperti bertani, dan ibu rumah tangga

4.2 Asal-Usul Kesenian Gandrung