BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1 Kondisi Geografis
Komunitas Using berkonsentrasi dikecamatan-kecamata Giri, Kabat, Glagah, Rogojampi, Singonjuruh, Banyuwangi Kota, Cluring, Genteng dan Srono.
Anoegrajekti dalam Srinthil, 2007:33 hal demkiaan bukan berarti orang Using memisahkan diri dari penduduk non-Using, mereka hanya tersebar secara letak
geografis saja, namun sebagi makhluk social yang membutuhkan adanya interkasi antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, tertama menyangkaut profesi,
mereka harus berinteraksi dengan penduduk non-Using baik di sector formal seperti pegawai negri dan swasta maupun informal, umpamanya perdagangan,
kelautan, pertanian itu orang using melakukan hubungan antara satu dengan yang lainnya
Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa, Secara administratif sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Situbodo, sebelah timur
Selat Bali, sebelah selatan Samudra Indonesia, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso. Umumnya daerah selatan, barat dan
utara merupakan daerah pegunungan sehingga pada daerah ini memiliki tingkat kemiringan tanah rata-rata mencapai kurang dari 40º dengan rata-rata curah hujan
lebih tinggi bila dibanding dengan daerah yang lain. Desa Kemiren memanjang hingga 3 km yang kedua sisinya dibatasi oleh
dua sungai, Gulung dan Sobo yang mengalir dari barat kearah timur. Di tengah- tengahnya terdapat aspal selebar 5 m yang menghubungkan desa ini ke kota
Banyuwangi di sisi timur dan perkebunanpemandian yang akrap dikenal Kalibendo di sebelah barat, terutama pada hari-hari libur, jalan yang membelah
desa Kemiren ini cukup ramai oleh kendaraan umum dan pribadi yang menuju ke pemandian Kalibendo maupun ke lokasi wisata “Desa Using”. Daerah
Banyuwangi yang banyak dialiri sungai-sungai yang bermanfaat untuk mengaliri hamparan sawah yang luas. Dari gambaran kondisi yang demikian menjadikan
38
Kabupaten Banyuwangi pernah mendapat peringkat sebagai salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Timur sebagai daerah Lumbung Padi. Berdasarkan data statistik
mengindentifikasikan bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi pertanian yang relative besar setelah Kabupaten Malang dan Jember, dibanding dengan
Kabupaten lain di Propinsi Jawa Timur. Bila diperhatikan menurut penggunaannya, luas Kecamatan Glagah sekitar
782,50 Ha, sebagian besar masih merupakan wilayah kawasan pertanian dan persawahan. Area wisata budaya yang terletak di tengah desa itu menegaskan
bahwa desa ini berwajah Using dan diproyeksikan sebagai cagar budaya Using. Desa yang berada di ketinggian ini memang cukup enak dan menarik dari sudut
suhu udara yang cukup dingin, karena wilayah ini merupakan area pegunungan dan dari segi pemandangan sangat cocok untuk wisata.
Tabel 4.1 Batas Wilayah Desa Kemiren
Desa Kemiren terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Batas wilyah Desa Kemiren adalah sebagai berikut:
Batas Wilayah Desa
Kecamatan Sebelah Utara
Desa Jambesari Kec.Giri
Sebelah Selatan Desa Olehsari
Kec.Glagah Sebelah Timur
Kelurahan Banjarsari Kec.Glagah
Sebelah Barat Desa Taman Suruh
Kec.Glagah Sumber: Profil Desa Kemiren 2012
Batas wilayah sebelah barat yakni taman suruh terdapat wisata berupa kolam pemandian dan wahana permainan air, yang cukup ramai dikunjungi pada saat
libururan, sedangkan desa Olehsari merupakan sebuah desa yang mentradisikan ritual seblang, sebuah ritual dalam rangka sukuran warga tani kepada dewi Sri ,
telah memberikan hasil panen melimpah, jadi setiap masa panen warga desa Oleh Sari mengadakan acara ritual seblang tersebut. Meskipun desa Kemiren
merupakan desa adat yang begitu kental dengan nuansa tradisional, jika menurut pandangan orang generasi mudanya Kemiren kurang menggikuti kemajuan jaman,
namun dalam aspek-aspek tertentu, seperti pembangunan infrastruktur instansi
pemerintah, pembangunan sekolah-sekolah, dengan demikian pandangan yang mengatakan jika suatu masyarakat masih mempertahankan adat-istiadatnya berarti
ketinggalan jaman, itu sangatlah kurang tepat. Itu bisa kita lihat buktinya di desa Kemiren, meskipun warganya masih berpegang teguh terhadap warisan
leluhurnya tapi masih bisa mengikuti perkembangan.
Tabel 4.2 Luas Wilayah Desa Kemiren
Luas Wilayah Luas
Satuaan Luas Pemukiman
13.200 Ham²
Luas Persawahan 105
Ham² Luas Perkebunan
- Ham²
Luas Kuburan 1.125
Ham² Luas Pekarangan
7.668 Ham²
Luas Taman 3.000
Ham² Luas Perkantoran
- -
Total Luas 177.052
Ham² Sumber: Profil Desa Kemiren 2012
Tabel diatas menjelaskan bahwa, luas pemukiman 13.200 Ha sebuah wilayah cukup luas untuk sebuah areal pegunungan, luas persawahan seluas 105 Ha
menjadikan mata pencaharian penduduk setempat bergerak di sektor tanam- menanam, dengan luas areal persawahan 105 Ha, lumayan cukup luas
mengindentifikasikan masyarakat Kemiren mayoritas bermata pencaharian di sektor
pertanian. Penyediaan
tanah perkuburan
seluas 1.125
Ha, mengidentifikasikan bahwa penduduk desa Kemiren memiliki kepedulian
terhadap agama, yang menurut kepercayaan setempat orang meninggal tidak membawa apa-apa hanya amal kebaikan yang selalu dibawa hingga mati.
Antusiasme penduduk Kemiren dalam penyediaan lahan perkuburan begitu besar, akulturasi anatara budaya Islam dengan budaya local sangat kental terlihat dalam
memahami data di atas. 7.668 Ha luas pekarangan yang dimiliki desa tersebut difungsikan untuk wilayah wisata budaya, yang diantaranya ada, Wisata Taman
Suruh sebelah Barat desa Kemiren, Wisata Rumah Adat berada di tengah-tengah pemukiman desa Kemiren, tidak jauh dari kantor desa Kemiren, penduduk sekitar
begitu peduli pada sebuah adat istiadat setempat, baik tradisi lisan maupun jenis tradisi pertunjukan. Disamping itu desa Kemiren memiliki banyak bangunan
rumah ibadah semisal masjid, musholla dan tempat-tempat pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Meski masyarakat Kemiren
yang sangat kental dengan tradisi keusingannya, yang mungkin bagi kalangan priyai sangat ditolak, tidak jarang penduduk Kemiren mendidik anak-anaknya di
pesantren-pesantren atau memondokkannya.
4.1.2 Kondisi Demografi