Keluarga Masyarakat Dampak Hikikomori .1 Diri Sendiri Kaum muda

39 media massa sejak 1998. Sebagai hasilnya beberapa bekas penderita hikikomori merasa takut jika orang lain mengetahui masa lalunya, rasa tidak aman di tengah orang lain, khususnya orang asing, dan tidak tahu bagaimana harusnya mereka bertindak. Kenyataan bahwa mereka juga tidak punya pengalaman kerja membuat segala sesuatu selain pekerjaan kasar sulit untuk didapatkan.

3.1.2 Keluarga

Memiliki penderita hikikomori dalam keluarga sering dianggap memalukan. Hal ini biasanya hanya diketahui sebagai masalah internal keluarga, dan banyak orang tua yang menunggu lama untuk mulai mencari pertolongan orang lain. Di Jepang, pendidikan anak-anak secara tradisional dilakukan oleh ibu. Seorang ayah dapat meninggalkan masalah hikikomori pada ibu. Para ayah hanya berharap bahwa anak tersebut akhirnya dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan kembali pada kehidupan normal bersama orang tua. Orang tua tidak begitu mengerti apa yang harus dilakukan pada penderita hikikomori dan hanya menunggu karena tidak punya pilihan lain. Pendekatan agresif yang dilakukan orang tua yaitu dengan memaksa anak kembali ke masyarakat biasanya tidak dilakukan dan mungkin hanya akan dilakukan setelah sekian lama menunggu. Pada beberapa kasus, untuk menangani penderita hikikomori, biasanya diundang pekerja sosial, namun biasanya pekerja sosial tersebut tidak terlibat langsung dengan situasi tersebut. Tetapi oleh karena perhatian media, pada beberapa tahun terakhir ini, memiliki anggota keluarga penderita hikikomori dianggap sebagai suatu cacat sosial. Karena kecacatan ini, akibatnya muncul rasa malu, banyak keluarga menutup-nutupi keadaan anak-anak mereka dari Universitas Sumatera Utara 40 masyarakat luar, yang pada akhirnya menunda orang tua untuk mencari pertolongan dari luar untuk anak mereka. Dampak lain yang harus dialami oleh pihak keluarga adalah meningkatnya pengeluaran ekonomi keluarga, karena seorang penderita hikikomori biasanya kehidupannya tergantung dengan orang tuanya. Orang tua yang menyediakan segala sesuatu kebutuhan hidup pelaku hikikomori.

3.1.3 Masyarakat

Masyarakat Jepang terkenal dengan orang-orang yang tertib tetapi dengan munculnya hikikomori, ini menjadi suatu ketakutan tersendiri terhadap masyarakat di sekitarnya. Hikikomori adalah orang-orang yang tidak mau bersosialisasi dengan orang lain, mereka termasuk kelompok yang tertutup, sehingga tindakan yang mereka lakukan tidak terduga oleh orang lain. Mereka dapat melakukan kejahatan secara tiba-tiba, dan hal ini sangat meresahkan masyarakat. Misalnya ada seorang anak yang membunuh orang di jalan, secara diam-diam kemudian bersembunyi di gang-gang untuk melihat kejadian apa yang akan muncul. Setahun terakhir telah terjadi beberapa insiden. Seorang wanita 65 tahun, di Aichi dibunuh pada tanggal 1 Mei 2000. Pada 3 Mei seorang laki-laki di Saga membajak sebuah bus dengan sebilah pisau. Dia menyandera seorang anak perempuan, membunuh seorang wanita dan melukai 5 orang lainnya. Ada banyak kejahatan lainnya termasuk membunuh dengan pisau di rumah masyarakat, membunuh ibu sendiri dengan baseball, membunuh dengan palu dan minggu lalu anak laki-laki usia 15 tahun di Kyushu masuk ke sebuah rumah pada malam hari dan menyerang keluarga tersebut Semua keenam anggota keluarga diserang, dan Universitas Sumatera Utara 41 3 orang meninggal. http:althouse.blogspot.com200601hikikomori.html Kejadian-kejadian seperti di atas sangat meresahkan masyarakat. Karena terjadi secara tiba-tiba tanpa tahu apa yang menyebabkan pelaku hikikomori melakukan kejahatan tersebut.

3.1.4 Negara