35
melihat diri mereka sendiri terpuruk. Perasaan negatif ini juga datang dari kepasifan budaya Jepang. Kepasifan ini merupakan suatu kebalikan dari negara
Jepang yang telah tertata dengan ketatnya. Oleh karena itu, masyarakat Jepang dapat juga diartikan sebaliknya, sebagai suatu masyarakat yang kehilangan
tatanan dan pada saat yang sama, sebagai masyarakat timbul rasa terkungkung, kecemasan tersamar dan ketidakpercayaan akan masa depan Janti, 2006:181.
2.6.2 Ciri Ciri Khas Pemuda Jepang
Menurut kaum muda Jepang tempat tertinggi atau hal yang paling penting dalam kehidupan mereka diberikan kepada pekerjaan yang layak, uang dan
jabatan. Hanya sebagian kecil dari kaum muda Jepang yang menganggap bahwa kesungguhan dan kasih sayang antara diri sendiri dan orang lain adalah hal yang
terpenting. Salah satu sifat dari masyarakat Jepang adalah sifat yang tertutup. Oleh
karena itu kebanyakan dari mereka tidak mempunyai teman dekat yang bisa diajak bicara tentang semua hal termasuk masalah-masalah pribadi. Mereka percaya
bahwa pada dasarnya manusia memiliki sifat yang buruk. Oleh karena itu mereka memiliki hubungan yang kurang baik dengan tetangga bahkan keluarga mereka
sendiri. Secara relatif mereka juga kurang memiliki semangat membantu yang positif terhadap sesama.
Kaum muda Jepang melegalkan hubungan seks sebelum menikah. Mereka percaya bahwa hubungan seperti itu diperbolehkan asalkan dilakukan jika
keduanya saling mencintai. Sehubungan dengan agama, kaum muda Jepang tidak memiliki perhatian yang besar terhadap agama ataupun kepercayaan.
Universitas Sumatera Utara
36
Angka ketidakpuasaan dalam masyarakat Jepang juga sangat tinggi. Di sekolah ketidakpuasaan kaum muda dilihat dari sikap para guru yang otomatis
memberikan keputusan mengenai kemampuan muridnya hanya dengan hasil-hasil ujian tertulis yang kebanyakan adalah hafalan. Mereka beranggapan bahwa,
”Dunia pendidikan hanya ingin menghasilkan orang-orang menurut cetakan tertentu dan bertindak menurut perintah saja.” Hisao Naka:33 Dalam dunia
pekerjaan, ketidakpuasan disebabkan oleh upah yang rendah, sikap perusahaan yang mementingkan diri sendiri, kurangnya masa libur, pekerjaan yang rutin, dan
organisasi yang mekanistis. Lebih luas lagi dapat dilihat dari masyarakat yang tidak puas dengan tekanan berat yang diberikan oleh pemerintah akan
perkembangan industri yang cenderung membuat orang tidak bahagia. Pemerintah kadang-kadang mengambil jalan yang bertentangan dengan jalan yang
dikehendaki oleh rakyat. Ciri yang menyolok dari kaum muda Jepang adalah bahwa meskipun
ketidakpuasan yang ekstrem terasa di hampir semua segi kehidupan sosial dan nasional, pengucapan dari ketidakpuasan ini tetap bersifat abstrak dan tidak tepat.
Mereka lebih bersikap masa bodoh dan cenderung memilih menutup diri bila berhadapan dengan kenyataan-kenyataan di masyarakat. Kaum muda merasa
bahwa kebutuhan untuk memusatkan perhatian mereka kepada sekolah dan pekerjaan adalah merupakan suatu keterpaksaan. Tekanan ujian masuk ke sekolah
dan perusahaan begitu ketat sehingga kaum muda Jepang selalu merasa terikat oleh kondisi-kondisi yang ditentukan lebih dulu yang tidak memberikan
kemungkinan untuk berkembang secara bebas pada taraf mana pun juga. Oleh karena ketidakpuasan yang ada dalam kaum muda Jepang menimbulkan masalah-
Universitas Sumatera Utara
37
masalah baru terhadap kaum muda di Jepang.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB III DAMPAK DAN PENANGANAN HIKIKOMORI DALAM KEHIDUPAN