Resource Based Learning Kajian Teoritik 1. Pembelajaran Matematika

yang kuliah di universitas lain, seringkali dapat memotivasi diri untuk giat belajar. Bantuandukungan dapat juga berarti kamus, buku literatur pendukung, kasus dari surat kabar, berita dari radio atau televisi, perpustakaan, informasi tentang jadwal tutorial, dan hal lain yang tidak berhubungan dengan orang. Yang terpenting adalah mampu mengidentifikasi sumber-sumber informasi. Identifikasi sumber informasi ini dibutuhkan untuk memperlancar proses belajar pada saat pembelajar membutuhkan bantuan atau dukungan. Kemandirian belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar. Konsep mandiri dalam belajar bertumpu pada prinsip bahwa individu yang belajar hanya akan sampai kepada perolehan hasil belajar, mulai keterampilan, pengembangan penalaran, pembentukan sikap sampai kepada penemuan diri sendiri, apabila ia mengalami sendiri dalam proses perolehan hasil belajar tersebut. Menurut Arifin, ”kemandirian belajar matematika adalah suatu kemampuan untuk menimbulkan dorongan pada diri sendiri secara berkelanjutan untuk senantiasa terlibat dalam penyelesaian masalah matematika.” 24 Sehingga dapat difahami bahwa kemandirian belajar adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan berinisiatif sehingga memiliki rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam belajar.

3. Resource Based Learning

Resource Based Learning atau Belajar berbasis Aneka Sumber BEBAS atau belajar berdasarkan sumber merupakan salah satu pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme. Ditinjau dari segi filsafat, konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi bentukan dari siswa sendiri. Pengetahuan bukanlah tiruan dari kenyataan, pengetahuan merupakan akibat dari konstruksi kognitif kenyataan 24 Darwing Padupai dan Nurdin, Penerapan Pendekatan Open Ended Problem dalam Pembelajaran Kalkulus, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.074, September 2008, h. 910. kegiatan seseorang. ”Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.” 25 “Resource-Based Learning is the instructional strategy where students construct meaning through interaction with a wide range of print, non-print and human resources.” 26 Belajar berbasis Aneka Sumber adalah strategi pembelajaran dimana siswa membangun pemahamannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar baik cetak, non-cetak, maupun orang. “Belajar berdasarkan sumber Resource Based Learning ialah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan itu, jadi bukan dengan cara yang konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada murid, tetapi setiap komponen yang dapat memberikan informasi seperti perpustakaan, laboratorium, kebun, dan semacamnya juga merupakan sumber belajar.” 27 Dalam proses pembelajaran ini, murid harus aktif. Penggunaan sumber belajar di dalam aktivitas belajar oleh pembelajar menurut Tahmid dapat digolongkan ke dalam 3 tingkatan kebebasannya : 1. Bebas mutlak Urusan belajar dan hal lain yang terkait, merupakan hak asasi manusia sehingga setiap individu atau kelompok orang bebas menentukan apa saja yang terkait dengan belajar termasuk sumber belajarnya. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada orang dewasa lengkap dengan sifat-sifat kedewasaan yang lekat padanya. Mereka memandang dan menyadari benar bahwa belajar adalah kebutuhan individual dan sebagai kecenderungan kodrat manusia untuk memahami sesuatu dan bertahan hidup.dalam hal demikian siapapun kita tak dapat berbuat banyak atas orang laindalam hal belajarnya, tetapi semua hal yang berkaitan dengan belajar berpulang pada individu, terutama yang tergolong telah dewasa. 25 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktvistik, Jakarta: Prestasi Pusaka, 2007, h.13. 26 S. Beivik, Resource Based Learning, 2003, dalam http:www.centralischool.ca~bestpracticeresourceindex.html. 27 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna …, hlm.65. 2. Bebas terkendali longgar Proses belajar dan penggunaan sumber belajar terkendali dalam arti positif oleh para inisiator, organisator, lembaga swadaya masyarakat LSM secara longgar demi efektifitas proses belajar. Peran pengendali di sini hanyalah mungkin sebagai perumus tujuan belajar, penyedia pokok-pokok materi dan pengidentifikasi sumber-sumber beljar yang dapat digunakan oleh si pelajar dan kemudian hanya menginformasikan termasuk dimana ada pusat sumber belajar yang bisa dimanfaatkan hal tersebut kepada pembelajar yang selanjutnya terserah sepenuhnya kepada si pembelajar. Dengan demikian akan tampak perbedaan model ini dengan format pendidikan formal dan non formal selama ini. Hal demikian disadari karena pada dasarnya bass belajar ini pada aneka sumber yang harus dicari, dialami, dicoba, dikoreksi, sendiri dan dimanfaatkan sendiri oleh si pembelajar. Namun demikian juga masih dimungkinkan para inisiator tersebut menyediakan sumber belajar tertentu untuk tujuan belajar tertentu. 3. Bebas terkendali ketat Hal demikian telah dilakukan oleh berbagai institusi pendidikan konvensional yang telah memiliki aturan yang terkadang bersikap kaku dan berskala nasional. 28 Penggunaan sumber belajar di dalam aktivitas belajar oleh pembelajar dalam penelitian ini adalah bebas terkendali ketat. Hal ini dikarena pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan berada dalam institusi pendidikan yaitu sekolah. Dalam Resource Based Learning dilatih keaktifan siswa dalam belajar. Dalam pelaksanaannya, Resource Based Learning dapat berupa pelajaran berprogram atau modul yang mengikuti langkah-langkah tertentu, atau dalam melakukan tugas yang bebas berdasarkan teknik pemecahan masalah, penemuan dan penelitian, tergantung kepada keputusan guru serta kemungkinan yang ada berdasarkan kurikulum yang berlaku di sekolah. 28 Mohammad Tahmid, Belajar Berbasis Aneka Sumber BEBAS, dalam Jurnal TEKNODIK No.13, 2003, h.63-64. Resource Based Learning adalah cara belajar yang bermacam-macam bentuk dan seginya. Dalam pelaksanaannya, waktunya dapat dipersingkat atau diperpanjang. Pembelajaran dengan Resource Based Learning begitu fleksibel dan lugas, tergantung pada kemampuan guru dalam menggunakannya. Belajar berdasarkan sumber ini dapat diarahkan oleh guru yang berpusat pada kegiatan murid, dapat bersifat individual ataupun klasikal, dapat menggunakan audio visual yang diamati secara individual atau diperlihatkan ke seluruh siswa di kelas. Ciri-ciri belajar berdasarkan sumber : 1. Memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio-visual dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia. Ini tidak berarti bahwa pengajaran berbentuk kuliah atau ceramah ditiadakan. Ini berarti bahwa dapat digunakan segala macam metode yang dianggap paling serasi untuk tujuan tertentu 2. Berusaha memberikan pengertian kepada murid tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sumber-sumber itu berupa sumber dari masyarakat dan lingkungan berupa manusia, museum, organisasi dan lain-lain, bahan cetakan, perpustakaan, alat audio visual, dan sebagainya. Mereka harus diajarkan teknik kerja lapangan, menggunakan perpustakaan, buku referensi, sehingga mereka lebih percaya akan diri sendiri dalam belajar. 3. Berhasrat untuk mengganti pasifitas murid dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikannya. 4. Berusaha meningkatkan motivasi belajar. 5. Memberi kesempatan kepada murid untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing-masin dan tidak dipaksa bekerja menurut kecepatan yang sama. 6. Lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar. 7. Berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkannya belajar sepanjang hidupnya. Murid-murid dibiasakan untuk mencari dan menemukan sendiri sehingga ia tidak selalu bergantung pada orang lain. 29 Di dalam pelaksanaan Resource Based Learning tidak berarti meniadakan peranan guru. Guru terlibat dalam setiap langkah proses belajar, dari perencanaan, penentuan dan mengumpulkan sumber-sumber informasi, memberi motivasi, memberi bantuan apabila diperlukan dan memperbaiki bila terdapat kesalahan. Gurulah yang mengusahakan adanya keseimbangan antara waktu untuk belajar sendiri, bekerja dalam kelompok dan berdiskusi, dan memberi informasipenjelasan secara langsung dengan metode ceramah. Jadi tujuan pembelajaran serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh murid dalam pembelajaran ini banyak dipengaruhi oleh guru. Guru memiliki peran yang signifikan dalam proses pelaksanaan Resource Based Learning. Agar pembelajaran tetap pada suasana yang dinamis, guru perlu merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan ini bukan hanya mengenai bahan materi ajar yang harus dikuasai guru, akan tetapi juga keterampilan emosional dan sosial dalam menggunakan metode dan pendekatan. Resource Based Learning berarti kerjasama antara seluruh staf dan penggunaan secara maksimal fasilitas belajar yang ada di sekolah seperti buku-buku perpustakaan, alat pengajaran dan lain-lain. Guru harus bekerjasama dengan ahli perpustakaan yang lebih mengenal sumber- sumber bacaan yang ada. Menurut taksonomi Lehsin, Arsyad membagi media pembelajaran menjadi 6, yaitu: 1. Media berbasis manusia, meliputi: guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain. 2. Media berbasis cetakan, meliputi: buku latihan, buku penuntun, dan lembar lepas. 3. Media berbasis visual, meliputi: buku, grafik, peta, chart, dan lain-lain. 4. Media berbasis audio-visual, meliputi: video, film, televisi, dan lain-lain. 29 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, cet ke-12, h.26-28. 5. Media berbasis komputer 6. Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar. 30 Dalam penelitian ini, media yang digunakan sebagai sumber belajar ada 4 komponen. Media tersebut adalah media berbasis manusia berupa tutor sebaya, media berbasis cetakan berupa Lembar Kerja Siswa LKS, media berbasis visual berupa media bangun datar dan pemanfaatan perpustakaan. Secara umum langkah Resource Based Learning terdapat tujuh tahapan seperti berikut ini: 1. Berikan alasan yang kuat kepada siswa tentang kenapa harus mengumpulkan suatu informasi tertentu. Dengan cara memberikan suatu pertanyaan atau masalah yang terkait dengan topik yang kan dipelajari. Pertimbangkan pengetahuan awal mereka dan relevansi serta kekonstekstualan pertanyaan dengan kehidupan mereka sehingga bermakna bagi mereka. 2. Rumuskan tujuan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran kita turunkan dari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator. Tujuan pembelajaran ini harus mencakup kemampuan untuk menganalisis, sintesis, mengevaluasi dan bahkan mecipta. 3. Identifikasilah kemampuan melek informasi seperti apa saja yang penting dikuasai anak melalui proses “inquiry” learning yang dilakukan dengan berbasis aneka sumber. 4. Pastikan bahwa sumber-sumber belajar yang potensial telah tersedia, dipersiapkan dengan baik, dan sesuai dengan kebutuhan siswa seperti sesuai dengan kemampuan membaca, mengamati, dll. Ini paling penting untuk diperhatikan. Proses BEBAS tidak akan berjalan dengan baik jika segala sumber belajarnya tidak dirancang dan dipersiapkan dengan baik dan benar. 5. Tentukan cara siswa akan mendemonstrasikan hasil belajarnya. Siswa diberikan pilihan untuk membuktikan hasil proses belajarnya. Berikanlah option, biarkan mereka memilih, bila perlu pilihan tersebut datang dari mereka sendiri. 30 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005, cet ke- 6, h.81-101. 6. Tentukan bagaimana informasi yang diperoleh oleh siswa itu dikumpulkan, apakah melalui lembar pengamatan, rekaman audio, rekaman video dan catatan lapangan serta berikan batas waktu untuk setiap langkahnya. 7. Tentukan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan proses dan penyajian hasil belajar mereka. 31 Dalam pelaksanaan cara Resource Based Learning perlu diperhatikan hal- hal berikut : 1. Pengetahuan yang ada. Ini mengenai pengetahuan guru tentang latar belakang murid dan pengetahuan murid tentang bahan pelajaran. 2. Tujuan pelajaran. Guru harus merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai dengan pelajaran itu. Tujuan ini tidak hanya mengenai bahan yang harus dikuasai, akan tetapi juga keterampilan dan tujuan emosional dan sosial. Tujuan ini turut menentukan metode yang akan digunakan. 3. Memilih metodologi Metode pengajaran banyak ditentukan oleh tujuan. Bila topik yang dihadapi itu luas, berbagai ragam metode akan perlu digunakan. 4. Koleksi dan penyediaan bahan. Harus diketahui bahan dan alat yang dimiliki oleh sekolah. Bahan pelajaran dapat pula dipinjam, seperti buku dari perpustakaan umum. Bahan yang diperlukan oleh semua murid dapat diperbanyak. Juga bahan untuk kegiatan kreatif dan lain-lain harus disediakan sebelumnya. Juga sumber-sumber lain di luar sekolah perlu diselidiki agar dapat dimanfaatkan bila diperlukan. 5. Penyediaan tempat Segala kegiatan harus dilakukan dalam ruangan tertentu. Ruang perpustakaan tidak dapat sekaligus digunakan oleh seluruh murid di sekolah. Demikian pula 31 Uwes A. Chaeruman, Tips melaksanakan Resource-Based Learning, 2008, dalam http:www.teknologipendidikan.net?p=133cpage=1comment-562 ruang laboratorium dan ruang belajar lainnya sehingga perlu diatur penggunaannya. 32 Resource Based Learning atau Belajar berbasis Aneka Sumber memiliki beberapa kelebihan. Keuntungan dari Belajar berbasis Aneka Sumber BEBAS adalah sebagai berikut: 1. BEBAS mengakomodasi perbedaan individu baik dalam hal gaya belajar, kemampuan, kebutuhan, minat, dan pengetahuan awal mereka. Dengan demikian, siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing- masing. Sumber belajar dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masing- masing siswa. 2. BEBAS mendorong pengembangan kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan keterampilan mengevaluasi. Jadi, BEBAS memungkinkan siswa menjadi kreatif dan memiliki ide-ide orisinal. 3. Proses pembelajaran dengan metode BEBAS mendorong siswa untuk bisa bertanggung jawab teradap belajarnya sendiri. Jadi, dapat melatih kemandirian belajar sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna, lebih tertanam dalam pada dirinya karena ia sendiri secara pribadi yang menemukan dan membangun pemahaman. 4. BEBAS menyediakan peluang kepada siswa untuk menjadi pengguna teknologi informasi dan komunikasi yang efektif. Dengan demikian dapat membangun masyarakat berbasis pengetahuan knowledge-based society. Ia akan mampu bagaimana menemukan, dan memilih informasi yang tepat, menggunakan informasi tersebut, mengolah dan menciptakan pengetahuan baru berdasarkan informasi tersebut serta menyebarluaskan atau menyajikan kembali informasi tersebut kepada orang lain. 5. Dengan BEBAS, siswa akan belajar bagaimana belajar. Sekali ia melihat informasi, ia akan mengembangkan sikap positif dan keterampilan yang sangat berguna bagi dirinya dalam era informasi yang sedang dan akan dihadapinya kelak. Jadi, pada akhirnya BEBAS dapat membekali keterampilan hidup bagi siswa. 33 Jika Resouce Based Learning dikaitkan dengan dunia teknologi, menurut Astra kelemahannya antara lain adalah sebagai berikut: ”Biaya tinggi pada penyiapan bahan ajar, biaya ekstra untuk pemeliharaan, memerlukan motivasi dan kemandirian peserta didik, hubungan sesama peserta didik rendah.” 34 32 S. Nasution, Berbagai Pendekatan ..., hlm.30. 33 Uwes A. Chaeruman, Belajar berbasis Aneka Sumber, 2008, dalam http:www.teknologipendidikan.netbelajar-berbasis-aneka-sumber 34 I Made Astra, “Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi pada Resource Based Learning untuk Calon Guru SMA” dalam Jurnal TEKNODIK, Volume XI – No. 21 : Periode Agustus 2007, h. 71. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Resource Based Learning adalah strategi pembelajaran dimana siswa membangun pemahamannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar yang dapat menumbuhkan minat, keterampilan serta kemandirian belajar sehingga membangun masyarakat berbasis pengetahuan knowledge-based society.

4. Penelitian yang Relevan