2. Data Hasil Tindakan a. Siklus I
1 Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan
Pada tahap pelaksanaan ini, pembelajaran dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jum’at, alokasi waktu 9x40 menit 5
pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I dapat dilihat di lampiran 2.
a Pertemuan pertamaSenin, 11 Januari 2010 Pada pertemuan ini terdapat 5 siswa kelas VII B yang tidak
hadir. Pada tahapan ini, peneliti menjelaskan pembelajaran dengan Resource Based Learning RBL. Siswa antusias
mendengarkan karena
baru pertama
mereka mendengar
pembelajaran ini. Pada tahapan ini, guru mengkolaborasikan metode
penemuan dan
tutor sebaya
untuk menentukan
pengertian dan sifat-sifat persegi panjang, selain itu guru juga melibatkan lingkungan di sekitar siswa dalam belajar.
Guru membagi
kelas menjadi
4 kelompok
dan mengingatkan bahwa penilaian terhadap kelompok yang maju
yaitu berupa pemberian papan nilai dari setiap kelompok yang tidak maju pada saat itu. Pada saat pembagian kelompok,
suasana kelas ramai, siswa berkumpul mencari kelompoknya masing-masing.
Kemudian guru
menjelaskan tujuan
pembelajaran, kemudian siswa diberikan LKS mengenai “pengertian dan sifat-
sifat persegi panjang. Setiap kelompok pun mulai mengerjakan tugasnya, namun tidak semua siswa terlihat serius mengerjakan,
sebagian ada yang mengobrol dengan temannya, sehingga suasana kelas menjadi lebih ramai. Ada juga yang hanya
memperhatikan temannya mengerjakan LKS. Adapula siswa yang bertanya mengenai soal di LKS ataupun mengutarakan
idenya pada guru, biasanya tutor dari kelompok.
Setelah itu, dua orang dari perwakilan kelompok maju ke depan
kelas untuk
mengisi dan
menjelaskan mengenai
“pengertian dan sifat-sifat persegi panjang”. Siswa lain memperhatikan temannya ketika menjelaskan. Ketika maju ke
depan sebagian besar siswa antusias untuk mendengarkan. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk bertanya kepada kelompok yang maju. Di sela kegiatan tersebut, guru meluruskan bila terdapat konsep yang masih bias
atau keliru. Setelah selesai, setiap kelompok memberi penilaian dengan mengangkat papan nilai yang telah mereka siapkan.
Diakhir pembelajaran, guru memberikan PR dan kembali menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Prilaku kemandirian belajar siswa berupa mengutarakan ide, masih rendah. Siswa masih malu untuk berpendapat dan
jika mencatat siswa harus diperintah oleh guru dahulu. Selain itu ada beberapa siswa yang masih kurang peduli terhadap
kelompoknya atau ada juga yang masih melirik jawaban kelompok lain.
Pada tahapan ini semua LKS yang diberikan kepada siswa dapat
terselesaikan tepat
waktu. Dan
jika siswa
yang menjelaskan, ada beberapa siswa yang masih menggangu
temannya yang sedang menjelaskan.
b Pertemuan keduaRabu, 13 Januari 2010 Pada pertemuan kedua ini terdapat 1 siswa kelas VII B
yang tidak hadir. Materi yang dipelajari adalah “keliling persegi panjang”, siswa dilatih untuk menemukan rumus persegi
panjang. Pada saat pertemuan ini, siswa duduk perkelompok dan menyiapkan sumber belajar.Namun ada kelompok yang
lupa membawa penggaris sehingga dalam mengerjakan LKS, mereka meminjam penggaris dari kelompok lain.
Siswa mulai mengukur keliling benda-benda di sekitar yang berbentuk persegi panjang. Bangun persegi panjang yang
mereka pilih seperti meja, tempat pensil, buku pelajaran. Adapula yang mengukur keliling kaca yang ada di pintu kelas
mereka. Suasana di kelas ramai, namun kegiatan yang mereka lakukan untuk menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru.
Namun ada juga siswa yang mempergunakan tali untuk bermain.
Pada saat salah satu temannya menjelaskan di depan kelas, siswa yang lain mendengarkan. Pada saat itu, ada siswa dari
kelompok lain yang bertanya mengenai keliling benda yang mereka ukur tidak sama dengan penjelasan dari temannya.
Maka guru menjelaskan bahwa jawaban mereka tidak sama karena benda yang mereka ukur juga berbeda, jawaban itu akan
benar jika dihitung dengan langkah yang benar dengan cara menjumlahkan semua panjang sisi-sisi persegi panjang tesebut.
Siswa sudah mulai berani bertanya dan berpendapat, kegiatan ini terjadi pada saat proses cara mengukur keliling
persegi panjang melalui benda-benda yang ada disekitar mereka, kerjasama kelompok mulai terlihat. Namun masih ada
beberapa siswa yang melihat jawaban dari kelompok lain. Pada saat ada siswa yang menjelaskan, konsentrasi siswa tidak fokus
pada penjelasan temannya namun fokus pada jawaban keliling bangun datar yang berbeda di setiap kelompok
c Pertemuan ketigaJumat, 15 Januari 2010 Pada pertemuan ini seluruh siswa kelas VII B hadir. Materi
yang dipelajari adalah “luas persegi panjang”, siswa dilatih untuk menemukan rumus luas persegi panjang. Siswa diberikan
kesempatan untuk menyelesaikan LKS.
Siswa mulai mengerjakan LKS dan memilih salah satu bangun yang berbentuk persegi panjang yang ada di sekitar
mereka. Pada kegiatan ini, siswa sudah tidak terlalu bingung lagi seperti pertemuan sebelumnya. Pada saat salah satu
temannya menjelaskan di depan kelas, siswa yang lain mendengarkan. Pada pertemuan ini terdapat 2 kelompok yang
membawa artikel mengenai persegi panjang, yang mereka ambil dari situs di internet.
Terdapat beberapa siswa yang mengutaraka idenya pada saat guru bertanya. Dan sudah banyak siswa yang mulai mau
mencatat materi pelajaran. Sedangkan alasan bagi siswa yang tidak mencatat adalah mereka merasa sudah mengerti jadi tidak
merasa perlu untuk mencatat dan ada pula yang lupa membawa buku catatan matematika.
Selain itu masih terdapat siswa yang melirik jawaban kelompok lain, hanya ada beberapa siswa yang mengerjakan
tugasnya dengan tenang dan tekun. Pada saat ini, kerjasama kelompok
mulai terbangun.
Semua kelompok
berhasil meyelesaikan tugas tepat waktu. Siswa juga terlihat antusias
ketika teman sedang menjelaskan di depan kelas. Begitu pula ketika guru menjelaskan ataupun memberikan pertanyaan
berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
d Pertemuan keempatSenin, 18 Januari 2010 Pada pertemuan ini terdapat 1 siswa kelas VII B yang tidak
hadir. Materi yang dipelajari adalah “pengertian dan sifat-sifat persegi”.
Siswa sudah mulai terbiasa melakukan pembelajaran dengan strategi RBL, jadi ketika LKS dibagikan, kelompok
mulai mengerjakan tugasnya. Pada saat salah satu temannya menjelaskan di depan kelas, siswa yang lain mendengarkan.
Terdapat satu kelompok yang membawa artikel mengenai “bangun persegi”, yang sumbernya dari internet.
Gambar 4.1 Aktifitas Siswa ketika Mengerjakan LKS
Terdapat beberapa siswa yang mengutaraka idenya pada saat guru bertanya. Dan sudah banyak siswa yang mulai mau
mencatat materi
pelajaran. Siswa
mulai bekerja
secara berkelompok dan tidak mencontek, mungkin karena materi yang
diberikan tidak terlalu sulit dan mereka pernah mengerjakan LKS mengenai “sifat dan pengertian persegi panjang” yang
langkah-langkahnya tidak jauh berbeda dengan LKS yang mereka kerjakan. Namun masih ada saja siswa yang tidak
tenangtekun dalam menyelesaikan tugas. Semua kelompok berhasil meyelesaikan tugas tepat waktu.
Siswa antusias ketika teman sedang menjelaskan di depan kelas namun masih ada 2 orang yang kurang peduli dengan penjelasan
yang diberikan.
e Pertemuan kelimaRabu, 20 Januari 2010 Pada pertemuan ini diadakan tes akhir siklus I. tes ini
berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 20 soal. Materi tes meliputi 6 soal mengenai sifat-sifat persegi panjang, 4 soal
keliling persegi panjang, 5 soal luas persegi panjang dan 5 soal sifat-sifat persegi.
Ekspresi wajah mereka berbeda-beda ketika soal tes dibagikan, ada siswa yang tersenyum dan ada pula yang terlihat
kebingungan. Namun situasi cukup tenang. Siswa mengerjakan secara individu.
Gambar 4.2. Kemandirian Belajar dalam Mengerjakan Tes Akhir Siklus I
Terakhir guru mewawancarai tiga siswa, yaitu: 1. S1 adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam
pembelajaran matematika. 2. S2 adalah siswa yang memiliki kemampuan sedang dalam
pembelajaran matematika. 3. S3 adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam
pembelajaran matematika.
2 Analisis Data
a Kemandirian Belajar Matematika Siswa 1. Inisiatif
Inisiatif dalam pembelajaran ini meliputi dua indikator yaitu berani bertindak dan paham kebutuhan belajar. Dalam
lembar observasi, indikator berani untuk bertindak meliputi
berani bertanya atau mengutakan ide. Sedangkan indikator paham kebutuhan belajar meliputi mencatat materi pelajaran.
Pada siklus ini, beberapa siswa masih takut ataupun ragu untuk bertanya ataupun mengutarakan ide. Proses bertanya
ataupun mengutarakan ide ini berlangsung selama proses pembelajaran di kelas. Sedangkan mencatat materi dilakukan
setelah siswa atau guru menjelaskan. Untuk mencatat materi, siswa masih harus diingatkan. Namun masih saja ada siswa
yang malas untuk mencata, dengan alasan tidak membawa pulpen atau tidak membawa buku catatan.
2. Percaya Diri Percaya diri dalam pembelajaran ini meliputi tiga
indikator yaitu yakin dengan kemampuan diri, yakin dalam menyelesaikan permasalahan, tidak bergantung kepada orang
lain. Indikator yakin dengan kemampuan diri ditunjukkan dengan prilaku tidak mencontek ketika mengerjakan tugas.
Sedangkan indikator yakin dalam menyelesaikan permasalahan ditunjukkan
dengan prilaku
tenang dan
tekun dalam
mengerjakan soal. Dan indikator tidak bergantung kepada orang lain ditunjukkan dengan prilaku ikut aktif dalam
kegiatan kelompok. Tidak mencontek, tenang atau tekun dalam mengerjakan
soal serta ikut aktif dalam kegiatan kelompok, dapat diamati ketika proses pengerjaan LKS. Pada siklus I ini, masih ada
beberapa siswa yang melirik jawaban kelompok lain. Begitu pula dengan masih ada pula siswa tidak peduli terhadap tugas
kelompok yang diberikan oleh guru. Mereka mengobrol dengn temannya ataupun bermain dengan sumber belajar yang ada.
Siswa terlihat masih kurang pada aspek tenang atau tekun dalam mengerjakan soal.
3. Tanggung jawab
Tanggung jawab dalam pembelajaran ini meliputi dua indikator yaitu menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dan
bersungguh-sungguh. Indikator
bersungguh-sungguh ditunjukkan dengan prilaku siswa yang antusias dalam
mengikuti pelajaran atau memperhatikan penjelasan teman dan guru.
Pada siklus
ini, seluruh
kelompok berhasil
menyelesaikan tugas
berupa penyelesaian
LKS secara
berkelompok, tepat pada waktunya. Dan sebagian besar siswa antusias
dalam mengikuti
pembelajaran dengan
serius memperhatikan penjelasan dari teman ataupun guru.
Hasil observasi pembelajaran matematika melalui lembar observasi lampiran 6, dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika
Siklus I No
Kemandirian Belajar
Persentase Pertemuan Ke- Persentase
1 2
3 4
1 Inisiatif
Berani untuk bertindak
62 71
61 71
66 Paham kebutuhan
belajar 77
71 83
82 78
2 Percaya Diri
Yakin dengan kemampuan diri
54 47
61 100
66 Yakin dalam
menyelesaikan permasalahan
62 47
50 65
56
Tidak bergantung kepada orang lain
54 59
72 82
67 3
Tanggung Jawab Menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya. 100
100 100
100 100
Bersungguh- sungguh
62 88
100 88
85 Persentase Kemandirian Belajar
74
Dan hasil observasi pembelajaran tersebut disajikan dalam bentuk diagram batang seperti berikut:
Grafik 4.1 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus I
Pada table 4.1 terlihat bahwa dari tujuh aspek kemandirian belajar yang diobservasi melalui lembar observasi pembelajaran
siswa pada pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat didapatkan persentase kemandirian belajar di kelas sebesar 74.
b Hasil Belajar Matematika Siswa Penilaian hasil belajar setiap siswa mengacu pada indikator
keberhasilan yaitu hasil belajar matematika siswa
yang ditunjukkan oleh skor siswa yaitu 60 dari jumlah siswa
mendapat skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Hasil tes
akhir siklus I menunjukkan bahwa dari seluruh siswa yang dikenai tindakan, diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi
95, dengan nilai rata-rata kelas adalah 59. Terdapat 6 orang atau 33 siswa yang nilainya diatas rata-rata kelas dan 12 orang atau
20 40
60 80
100 120
P e
r se
n tas
e
Indikator Kemandirian
Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus I
pertemuan ke 1 pertemuan ke 2
pertemuan ke 3 pertemuan ke 4
67 siswa nilainya masih dibawah rata-rata kelas. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3 Nilai Tes Akhir Siklus I
No Nilai
Frekuensi F
relatif
F
relatif
Komulatif
1 40
3 17
100 2
45 4
22 83
3 50
2 11
61 4
55 3
17 50
5 70
1 5.5
33 6
80 2
11 27.5
7 85
2 11
16.5 8
95 1
5.5 5.5
Jumlah 18
100 Hasil tes akhir siklus I ini disajikan dalam poligon sebagai
berikut:
Poligon 4.1 Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus I
3 Tahap Refleksi
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
F r
e
k u
e n
s i
Nilai Siswa
Hasil Tes Akhir Siklus I
Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum memiliki keyakinan dalam menyelesaikan masalah. Hal ini
terlihat dari rendahnya persentase keyakinan dalam menyelesaikan masalah pada siklus I yaitu sebesar 56,
yakin dengan kemampuan diri sebesar 66 dan tidak bergantung kepada orang
lain sebesar 67. Begitu pula dengan dimensi insiatif, yang ditunjukkan dengan persentase indikator berani untuk bertindak
sebesar 66. Pada nilai tes belajar matematika siswa, hanya 33 nilai siswa yang diatas nilai rata-rata kelas. Persentase ini masih
dibawah indikator yang telah ditetapkan yaitu 60 dari jumlah siswa mendapat skor
≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Dengan demikian, hasil tes belajar matematika siswa pada
siklus I belum mencapai indikator yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Pada
sikus II, setiap siswa diharuskan membawa media bangun datar. Dan pemberian tugas dilakukan secara individu, tidak secara
kelompok lagi
b. Siklus II
Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Kegiatan pelaksanaan
siklus II
didasarkan pada
hasil refleksi
terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan strategi Resource Based Learning.
1 Tahap Perencanaan
Pada pembelajaran siklus I, terdapat kekurangan yaitu terdapat beberapa siswa yang tidak peduli terhadap tugas yang
diberikan kepada kelompoknya, bahkan mereka hanya mengobrol atau bermain dengan sumber belajar yang ada. Oleh karena itu, pada
siklus II ini akan diperbaiki dengan bantuan sumber belajar berupa media bangun datar yang dibuat oleh masing-masing siswa, tali
rafia, penggaris dan buku cetak matematika, metode yang digunakan
adalah penemuan terbimbing. Selain itu, pemberian tugas dilakukan secara individu, tidak secara kelompok lagi.
Adapun target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah adanya peningkatan indikator prilaku kemandirian belajar pada
siswa. Selain itu, diharapkan pula terdapat peningkatan nilai tes hasil belajar sehingga mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan.
2 Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan
a Pertemuan PertamaJumat, 22 Januari 2010 Pada pertemuan seluruh siswa kelas VII B yang hadir.
Siswa diberikan LKS mengenai cara menemukan “Luas Persegi”, mereka secara individu mengerjakan LKS tersebut.
Siswa terlihat serius dalam mengerjakan. Dalam proses mengerjakan LKS, terdapat beberapa siswa
yang bertanya ataupun mengutarakan ide kepada guru.
Beberapa siswa bertanya mengenai cara mengukur luas bangun datar yang mereka miliki. Namun ada juga 6 siswa yang tidak
membawa penggaris, sehingga mereka meminjam kepada temannya.
Mereka mengerjakan LKS dengan tekun dan terlihat sebagin besar tidak mencontek kepada temannya, jika mereka
bingung, mereka langsung bertanya kepada guru. Suasana belajar cukup tertib. Sebagian besar juga menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya. Setelah itu, guru menawarkan kepada siswa, siapa yang
ingin maju untuk menjelaskan mengenai cara menemukan rumus “Luas Persegi”. Beberapa anak antusias untuk maju,
namun guru mengambil keputusan bahwa yang sudah maju di siklus I dharapkan tidak maju lagi dan memberikan kesempatan
kepada temannya. Akhirnya terpilih dua siswi yang maju,
mer oran
terda “car
terse masa
kedua leta
Keg ada
menge menge
dipe
jika ada
Terda yan
menj penj
ereka bekerjasama. Satu siswi menulis di papa orang lagi menjelaskan kepada teman-teman. P
erdapat 2 siswa yang bertanya mengenai “s itu a cara nentuin luas persegi jadinya gimana?”. K
ersebut menjawab pertanyaan pertama dengan sa asa ga tau siih” siswa-siswa tertawa. Kemudi
kedua dijawab “dari sisi dikali sisi s x s” sambi etak sisi persegi dari gambar persegi yang ada
egiatan belajar terasa menyenangkan. Walaup da siswa yang tidak fokus. Kemudian guru
engenai konsep luas persegi dan memberika engenai soal-soal yang berkenaan dengan ma
dipelajari.
Gambar 4.3 Kemandirian Belajar Siswa ketika Menger
Hanya ada beberapa siswa yang berani untuk ika mencatat siswa harus diperintah oleh guru
da siswa tidak membawa sumber belajar de erdapat beberapa siswa yang terlambat meny
ang diberikan oleh guru. Di sisi lain, pada saat enjelaskan, siswa yang lain mulai antusias
penjelasan tersebut. 52
papan tulis dan satu n. Pada saat maju,
tu apaain sih?” dan . Kemudian siswa
n santai,“ s itu sisi, udian pertanyaan
mbil menunjukkan ada di papan tulis.
laupun masih saja uru memantapkan
rikan tanya jawab materi yang telah
gerjakan LKS
untuk bertanya dan uru dahulu. Masih
dengan lengkap. nyelesaikan tugas
saat ada siswa yang as memperhatikan
b Pertemuan keduaSenin, 25 Januari 2010 Pada pertemuan ini seluruh siswa kelas VII B hadir. Siswa
diberikan LKS mengenai cara menemukan “Keliling Persegi”, mereka secara individu mengerjakan LKS tersebut.
Dalam proses pembelajaran ini terdapat 11 siswa yang bertanya
ataupun mengutarakan
ide. Beberapa
siswa menanyakan kembali atau mengutarakan pendapatnya mengenai
cara mengukur keliling bangun datar yang mereka miliki. Masih ada juga beberapa siswa yang tidak membawa sumber belajar
yang lengkap seperti penggaris atau tali rafia, sehingga mereka masih meminjam kepada temannya.
Mereka mengerjakan LKS dengan tekun dan terlihat sebagian besar tidak mencontek kepada temannya, jika mereka
bingung, mereka langsung bertanya kepada guru. Siswa yang menyelesaikan tugas tepat pada waktunya meningkat menjadi
14 orang. Guru menawarkan kepada siswa, siapa yang ingin maju
untuk menjelaskan mengenai cara menemukan rumus “keliling persegi”. Akhirnya terpilih dua siswa yang maju. Seperti biasa
mereka berdiskusi dahulu lalu satu siswa menulis di papan tulis dan satu orang lagi menjelaskan kepada teman-teman. Pada saat
maju, ada siswa yang meledek siswa yang sedang menulis di papan tulis, sehingga dia terlihat tidak fokus. Dan pada saat
diterangkan oleh siswa yang satunya lagi, masih terdapat siswa yang
bercanda. Kegiatan
belajar terasa
menyenangkan. Walaupun masih saja ada siswa yang tidak fokus. Kemudian
guru memantapkan mengenai konsep keliling persegi dan
memberikan tanya jawab mengenai soal-soal yang berkenaan dengan materi yang telah dipelajari.
Gambar 4.4 Kemandirian Belajar ketika Mengerjakan LKS
Keberanian dlam
mengutarakan ide
atau bertanya
mengalami peningkatan, hal ini terlihat dengan adanya 11 siswa yang berani untuk bertanya dan siswa juga sudah merasa
penting untuk mencatat materi pelajaran, terdapat 16 siswa yang mencatat. Namun masih terdapat 3 siswa tidak membawa
sumber belajar dengan lengkap. Ada 4 siswa yang terlambat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Dan 4 siswa
yang tidak fokus atau masih bercanda pada saat ada penjelasan materi oleh temannya.
c Pertemuan ketigaRabu, 27 Januari 2010 Pada pertemuan ini, terdapat 4 siswa kelas VII B yang tidak
hadir hadir. Siswa diberikan LKS mengenai “Pengertian dan sifat-sifat jajargenjang”, mereka secara individu mengerjakan
LKS tersebut. Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa siswa yang
bertanya ataupun mengutarakan ide kepada guru. Mereka
mengerjakan LKS dengan tekun, namun masih saja 2 siswa yang melirik jawaban LKS dari temannya. Sebagian besar juga
menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Seperti biasa, guru menawarkan kepada siswa, siapa yang
ingin maju untuk menjelaskan mengenai “pengertian dan sifat-
sifat jajargenjang”. Terpilih dua siswa yang maju, mereka bekerjasama. Satu siswa menulis di papan tulis dan satu orang
lagi menjelaskan kepada teman-teman. Pada saat maju, terdapat 1 siswa yang bertanya mengenai “kedua diagonal berpotongan
dititik apa?”
dan. Kemudian
siswa tersebut
menjawab pertanyaan
pertama dengan
santai,“di titik
O” sambil
menunjukkan letak titik O dimana kedua buah diagonal jajargenjang saling berpotongan, yang ada di papan tulis.
Namuh masih saja ada siswa yang tidak fokus, mengobrol dengan temannya ataupun mengganggu temannya yang sedang
menjelaskan ke
depan. Setelah
itu, guru
memantapkan mengenai konsep materi yang sedang dipelajari.
Gambar 4.5 Kemandirian Belajar di Kelas
Terdapat 10 siswa yang berani untuk bertanya dan mengutarakan ide, serta seluruh siswa sudah mau mencatat dan
menyiapkan sumber belajar dengan lengkap. Masih terdapat beberapa 2 siswa yang terlambat menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru. Dan 3 siswa yang tidak fokus atau masih bercanda pada saat temannya sedang menjelaskan.
d Pertemuan keempatJumat, 29 Januari 2010 Pada pertemuan ini, terdapat 1 siswa kelas VII B yang tidak
hadir. Siswa diberikan LKS mengenai cara menemukan “keliling
jajargenjang”, mereka
secara individu
mengerjakan LKS
tersebut. Siswa terlihat serius dalam mengerjakan. Dalam proses mengerjakan LKS, terdapat beberapa siswa
yang bertanya ataupun mengutarakan ide kepada guru.
Kebanyakan dari siswa bertanya mengenai cara mengukur keliling jajargenjang yang mereka miliki. Sambil mereka
mempraktekkan caranya kepada guru. Namun masih terdapat 4 siswa yang tidak lengkap membawa sumber belajar dengan
lengkap, sehingga mereka meminjam kepada temannya. Mereka mengerjakan LKS dengan tekun, jika mereka
bingung, mereka langsung bertanya kepada guru. Sebagian besar juga menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Kemudian ada dua siswa yang maju, mereka bekerjasama. Satu siswa menulis di papan tulis dan satu orang lagi
menjelaskan mengenai cara menemukan “keliling jajargenjang” kepada teman-temannya. Pada saat maju, terdapat 1 siswa yang
bertanya mengenai “a itu apaan?”. Kemudian siswa tersebut menjawab pertanyaan“a itu sisi, yang ini” sambil menunjukkan
letak sisi a yang merupakan sisi terpanjng pada bangun jajar genjang yang ada di papan tulis. Seluruh siswa antusias dalam
mendengarkan, bahkan ketika temannya salah menyebutkan nama sisi pada bangun jajargenjang, beberapa siswa serentak
membenarkan kesalahan temannya. Kegiatan belajar terasa hidup.setelah itu, guru memantapkan
mengenai konsep luas jajargenjang dan tanya jawab mengenai soal-soal yang berkenaan
dengan materi tersebut.
Gambar 4.6 Kemandirian Belajar di Kelas
Pada proses pembelajaran ini seluruh siswa berani untuk bertanya
ataupun mengeluarkan
pendapat. Mereka
juga mencatat materi yang ada di papan tulis. Ketekunan siswa
dalam mengerjakan tugasnya meningkat, walaupun masih terdapat beberapa siswa yang tidak lengkap membawa sumber
belajar dan melirik jawaban temannya. Selain itu masih terdapat 2 siswa yang terlambat menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya. Di sisi lain, pada saat ada siswa yang menjelaskan, seluruh
siswa yang
lain mulai
antusias memperhatikan
penjelasan dari temannya.
e Pertemuan kelima1 Februari 2010 Pada pertemuan ini diadakan tes akhir siklus II. Tes ini
berbentuk soal pilihan ganda berjumlah 20 soal. Materi tes meliputi 5 soal keliling persegi, 4 soal luas persegi, 9 soal sifat-
sifat jajargenjang dan 2 soal kelling jajargenjang. Selama proses ulangan berlangsung, suasana terlihat
tenang. Siswa berusaha menyelesaikannya dengan baik.
3 Analisis Data
a Kemandirian Belajar Matematika Siswa 1. Inisiatif
Inisiatif dalam pembelajaran ini sama seperti siklus I, meliputi dua indikator yaitu berani bertindak dan paham
kebutuhan belajar. Dalam lembar observasi, indikator berani untuk bertindak meliputi berani bertanya atau
mengutakan ide. Sedangkan indikator paham kebutuhan belajar meliputi mencatat materi pelajaran.
Pada siklus ini, beberapa siswa sudah berani untuk mengutarakan pendapatnya ataupun mengutarakan ide.
Proses ini berlangsung selama proses pembelajaran di kelas. Selain itu, siswa yang mencatat materi juga sudah
meningkat dibandingkan dengan siklus I. 2. Percaya Diri
Percaya diri dalam pembelajaran ini meliputi tiga indikator yaitu yakin dengan kemampuan diri, yakin dalam
menyelesaikan permasalahan, tidak bergantung kepada orang lain. Dalam lembar observasi, indikator yakin dengan
kemampuan diri
ditunjukkan dengan
prilaku tidak
mencontek ketika mengerjakan tugas. Sedangkan indikator yakin dalam menyelesaikan permasalahan ditunjukkan
dengan prilaku tenang dan tekun dalam mengerjakan soal. Dan
indikator tidak
bergantung kepada
orang lain
ditunjukkan dengan prilaku menyiapkan sumber belajar sendiri.
Prilaku menyiapkan sumber belajar secara individu dapat diamati ketika diawal pembelajaran. Sedangkan
prilaku tidak
mencontek, tenang
atau tekun
dalam mengerjakan soal, dapat diamati ketika proses pengerjaan
LKS. Siswa yang melirik jawaban temannya sudah
berkurang. Siswa terlihat mulai tekun dalam mengerjakan soal. Sebagian siswa juga menyiapkan sumber belajarnya
secara pribadi, terutama media bangun datar yang mereka buat sendiri.
3. Tanggung jawab
Tanggung jawab dalam pembelajaran ini meliputi dua indikator yaitu menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya dan
bersungguh-sungguh. Dalam
lembar observasi,
indikator bersungguh-sungguh
ditunjukkan dengan prilaku siswa yang antusias dalam mengikuti
pelajaran atau memperhatikan penjelasan teman dan guru. Pada siklus ini, sebagian besar siswa menyelesaikan
LKS tepat pada waktunya. Dan siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan memperhatikan penjelasan
dari teman ataupun guru.Inisiatif secara serius. Hasil observasi tentang kemandirian belajar dalam pelajaran
matematika dapat dilihat pada lampiran 6 dan disajikan pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika
Siklus II No
Kemandirian Belajar
Persentase Pertemuan Ke- Persentas
e 1
2 3
4
1 Inisiatif
Berani untuk bertindak
56 61
71 100
72 Paham kebutuhan
belajar 83
89 100
100 93
2 Percaya Diri
Yakin dengan kemampuan diri
83 78
86 71
79 Yakin dalam
menyelesaikan permasalahan
56 67
93 82
74 Tidak bergantung
kepada orang lain 67
83 100
76 82
3 Tanggung Jawab
Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
67 78
86 88
80 Bersungguh-
sungguh 89
78 79
100 86
Persentase Kemandirian Belajar 81
Dan hasil observasi pembelajaran tersebut disajikan dalam bentuk diagram batang seperti berikut:
Grafik 4.2 Persentase Observasi Kemandirian Belajar Matematika Siklus II
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa dari tujuh aspek kemandirian belajar yang diobservasi melalui lembar observasi pembelajaran siswa pada
pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat didapatkan persentase kemandirian belajar di kelas sebesar 81. Persentase yang diperoleh di
siklus II ini meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada angket kemandirian belajar siswa, diperoleh rata-rata
kemandirian siswa 76 dengan persentase tertinggi 79 dan terendah 69.
Berikut ini
persentase kemandirian
belajar siswa
tiap indikatornya, disajikan pada tabel 4.5
Tabel 4.5
20 40
60 80
100 120
P e
r se
n tas
e
Indikator Kemandirian
Persentase Observasi Kemandirian Belajar Siklus II
pertemuan ke 1 pertemuan ke 2
pertemuan ke 3 pertemuan ke 4
Persentase Tiap Indikator Angket Kemandirian Belajar Matematika Siklus II
No Indikator
Persentase
1 Berani Bertindak
69 2
Paham Kebutuhan Belajar 77
3 Yakin dengan kemampuan diri
76 4
Yakin dalam menyelesaikan permasalahan 76
5 Tidak bergantung kepada orang lain
78 6
Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya 77
7 Bersungguh-sungguh
79
Rata-rata 76
Terdapat 14 dari 18 siswa yang memiliki skor kemandirian belajar
≥70. Dengan kata lain, ada 78 dari jumlah siswa yang memiliki skor kemandirian belajar
≥70. Hasil ini dapat dilihat pada lampiran 14 dan disajikan pada grafik 4.3, berikut ini:
Grafik 4.3 Persentase Angket Kemandirian Belajar Matematika Akhir Siklus
Dari hasis analisis kemandirian belajar matematika dari lembar observasi, dapat diketahui bahwa persentase kemandirian belajar
matematika siswa mencapai 81 dengan persentase tiap indikator ≥69, dan ada 78 siswa yang memiliki skor kemandirian belajar
≥70. Dengan demikian indikator keberhasilan telah tercapai dengan
kriteria minimal 75 dari jumlah siswa memiliki skor kemandirian belajar
≥70
20 40
60 80
100
A B
C D
E F
G H
I J
K L
M N
O P
Q R
P e
r se
n ta
se K
e m
a n
d ir
ia n
Siswa
Persentase Angket Kemandirian Belajar Matematika Akhir Siklus
b Hasil Belajar Matematika Siswa Penilaian hasil belajar setiap siswa mengacu pada indikator
keberhasilan yaitu hasil belajar matematika siswa
yang ditunjukkan oleh skor siswa yaitu 60 dari jumlah siswa
mendapat skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Hasil tes
akhir siklus II menunjukkan bahwa dari seluruh siswa yang dikenai tindakan, diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi
95, dengan nilai rata-rata kelas adalah 75. Terdapat 13 orang atau 72.5 siswa yang nilainya diatas rata-rata kelas dan 5
orang atau 27.5 siswa nilainya masih dibawah rata-rata kelas. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6 Nilai Tes Akhir Siklus II
No Nilai
Frekuensi F
relatif
F
relatif
Komulatif
1 40
1 5.5
100 2
55 2
11 94.5
3 65
2 11
83.5 4
75 5
28 72.5
5 80
2 11
44.5 6
85 1
5.5 33.5
7 90
3 17
28 8
95 2
11 11
Jumlah 18
100 Hasil tes akhir siklus I ini disajikan dalam poligon sebagai
berikut:
Poligon 4.2 Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus II
Dengan demikian, hasil belajar matematika sudah mencapai indikator keberhasilan. Karena 72.5 60 kriteria indikator
keberhasilan: 60 dari jumlah siswa mendapat skor ≥ nilai rata-
rata tes keseluruhan siswa.
4. Tahap Refleksi Kemandirian belajar dengan Resource Based Learning di
siklus II ini telah mencapai indikator keberhasilan. Kriteria pencapaian penelitian yang telah ditentukan diawal penelitian telah
tercapai, sehingga kegiatan penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa dengan
Resource Based Learning tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.
Rekapitulasi hasil pelaksanaan penelitian dalam upaya meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa dengan
menerapkan Resource Based Learning, pada siswa kelas VII SMP Dahlia Tangerang pada setiap siklus disajikan pada tabel 4.7 dan
tabel 4.8 berikut ini:
1 2
3 4
5 6
40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
F r
e
k u
e n
s i
Nilai Siswa
Hasil Tes Akhir Siklus II
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Capaian Pelaksanaan Pembelajaran
Resource Based Learning Siklus
Persentase Kemandirian Belajar Matematika
Siswa Persentase Nilai Tes
Akhir ≥Nilai Rata-
Rata Kelas
I 74
33 II
81 72.5
Tabel 4.8 Persentase Jumlah Siswa yang Memiliki
Skor Kemandirian Belajar Matematika ≥70
Siklus Persentase
Awal Siklus 56
Akhir Siklus 78
B. Pemeriksaan Keabsahan Data