BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. KAJIAN TEORITIS
1. Efektifitas Metode Bercerita
a. Pengertian Efektifitas
Kata “efektifitas” merupakan kata sifat dari kata efektif yang berarti ada efeknya akibat, pengaruh, kesan, manjur atau mujarab, dapat
membawa hasil, berhasil guna.
7
Sedangkan kata efektifitas yang terdapat dalam ensiklopedi Indonesia berarti tercapainya suatu tujuan, suatu usaha
dapat dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya.
8
Dalam bukunya, pengantar studi ilmu administrasi dan manajemen Suwarno Handayaningrat sebagaimana ia mengutip dari pendapat A.
Emerson menjelaskan arti dari efektifitas effectivenss “sebagai berikut”: effectiveness is measuring in term of attaining pres cribbed goals or
objective” efektifitasi ialah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Jelasnya bila sasaran atau
tujuan telah tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya
7
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1996, cet. ke-8, h. 961
8
Hasan Sadhili, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, jilid 2, h. 883
adalah efektif. Jadi kalau tujuan atau sasaran itu tidak selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, pekerjaan itu tidak efektif.
9
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas berarti tercapainya atau terlaksananya suatu tujuan apa yang
sudah direncanakan atau diinginkan sebelumnya sehingga membawa hasil yang baik.
b. Pengertian Metode, Strategi dalam Memilih Metode dan Peranannya
1. Pengertian Metode
Metode merupakan salah satu faktor penduduk dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu dalam kegiatan belajar mengajar
tidak terlepas dari sebuah metode. Membahas tentang metode belajar, bisa ditinjau dari dua aspek,
etimologi dan terminologi. Secara etimologi, dalam buku yang ditulis oleh Ramayulis menerangkan bahwa: “Metode berasal dari Bahasa
Yunani yaitu Metha yang berarti melalui hodos yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan tertentu. Atau secara sederhana dalam termonologi pendidikan berarti, cara yang harus ditempuh untuk mengajar supaya dapat
mencapai tujuan belajar mengajar.
10
9
Suwarno Handayani Ningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta: PT. I Dayau Press dan Yayasan Masagung, 1990, cet. ke-10, hl. 16
10
Ramasulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994, cet. ke-2, h. 2
Sedangkan Prof. Dr. Zakiah Daradjat dalam bukunya metodik khusus pengajaran Agama Islam, memberikan pengertian metode
sebagai suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara-cara kerja ilmu pengetahuan.
11
Sementara itu Dr. Ahmad tafsir mengartikan metode sebagai cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan
sesuatu.
12
Dan ada pula yang mengartikan metode merupakan bagian dari didaktik yang membicarakan tentang pelaksanaan cara belajar
atau cara guru menyajikan bahan pelajaran kepada murid.
13
Dari beberapa pengertian metode di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode ialah suatu cara yang sistematik yang
digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut.
2. Strategi dalam memilih metode
Pemiilhan metode secara tepat menjadi keharusan, karena mengingat metode banyak sekali ragamnya, mungkin suatu metode
sangat efektif digunakan untuk suatu mata pelajaran tertentu, tapi tidak efektif untuk mata pelajaran yang lainnya. Atau suatu metode efisien
11
Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h. 1
12
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997, h. 1
13
H. Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1981, h. 10
untuk suatu kondisi tertentu, tapi tidak efisien untuk kondisi yang lain. Bahkan metode yang cocok digunakan untuk menyajikan pokok
bahasan tertentu belum tentu sesuai untuk menyajikan pokok bahasa yang lain dalam mata pelajaran yang sama.
Oleh sebab itu, agar memperoleh metode yang tepat diperlukan strategi di dalam memilihnya. Dan dalam memilih metode ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan, di antaranya.
14
a. Tujuan yang akan dicapai
Setiap proses belajar mengajar tentu mempunyai tujuan. Dan setiap pendidik harus mengerti dengan jelas tujuan pendidikan
yang akan menjadi sasaran dan menjadi pengarah daripada tindakan-tindakannya dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.
Di samping itu, tujuan pendiidkan dan pengajaran juga berfungsi sebagai kriteria bagi pemilihan dan penentuan alat dan sarana
termasuk metode yang akan digunakan dalam mengajar. b.
SiswaPelajar Siswa yang akan mempelajari bahan pelajaran yang disajikan guru,
harus pula diperhatikan dalam memilih metode mengajar. Ini perlu sebab metode mengajar itu ada yang menurut pengetahuan dan
kecekatan tertentu, misalnya metode diskusi menuntut
14
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994, cet. ke-2, h. 107-109
pengetahuan yang cukup luas dan penguasaan bahasa serta keterampilan mengemukakan pendapat. Demikian pula dengan
metode ceramah yang menuntut penguasaan bahasa pasif dan siswa, sebab siswa harus dapat menangkap isi dari yang
dikemukakan guru melalui ceramah. c.
Bahan Pelajaran Bahan pelajaran yang menurut kegiatan penyelidikan oleh siswa
hendaknya disajikan melalui Metode Eksperimen. Sedangkan bahan pelajaran yang terdiri dari latihan disajikan melalui Metode
Drill. d.
GuruPendidik Seperti telah dikemukakan bahwa pendidik harus mengerti tentang
metode, baik ragamnya, efektifitasnya, kebaikan dan kelemahannya serta terampil menggunakan metode itu. Guru yang
kurang berbahasa dengan baik dan tidak bersemangat dalam berbicara kurang tepat apabila ia menggunakan Metode Ceramah.
Demikian juga guru yang kurang memahami tentang peran action sebaiknya tidak menggunakan metode sosiodrama atau Bramain
Peran. e.
SranaFasilitas Yang dalam factor fasilitas antara lain, alat peraga, ruang, waktu,
kesempatan, tempat, alat-alat praktikum, buku-buku perpustakaan
dan lain sebagainya. Fasilitas ini turut menentukan metode mengajar yang akan digunakan oleh guru. Misalnya metode
demonstrasi dan Eksperimen tidak dapat dipakai karena tidak tersendirinya alat-alat dan bahan-bahan untuk mengadakan
demonstrasi dan percobaan. Apabila fasilitas kurang, maka guru cenderung menggunakan metode ceramah karena metode ini tidak
menuntut adanya banyak fasilitas. f.
Situasi Situasi adalah keadaan para pelajar menyangkut kelelahan dan
semangat mereka, keadaan guru, dan lingkungan kelas. Apabila siswa dalam keadaan lelah atau jenuh maka sebaiknya tidak
menggunakan metode ceramah akan tetapi menggunakan metode sisiodrama. Demikian pula sebaliknya.
g. Kebaikan dan Kelamahan Metode
Tidak ada suatu metode yang baik untuk setiap tujuan dalam segala situasi. Setiap metode mempunyai kelebihan dan
kelemahan. Guru perlu mengetahui kapan sesuatu metode tepat digunakan dan kapan harus digunakan kombinasi dari metode-
metode lain. Guru seharusnya memilih metode yang paling banyak mendatangkan hasil.
h. Waktu
Alokasi waktu yang tersedia untuk menyampaikan bahan pelajaran juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan metode.
Seorang pendidikan tidak hanya harus pandai dalam memilih metode tetapi perlu diperhatikan juga di dalam penerapan
metode. Karena meskipun metode belajar yang dipiilh telah sesuai, namun apabila dalam penerapan kurang benar, maka tidak akan
didapatkan Efektifitas di dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu hendaklah seorang pendidik di dalam menerapkan metode
mampu menciptakan suasana belajar menjadi suasana yang menyenangkan karena dengan suasana tersebut belajar akan lebih
efektif. 3.
Peranan Metode Ada beberapa peranan metode menurut para pakar pendidikan
di antaranya: a.
Menurut H. M. Arifin, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat itu mempunyai fungsi
ganda, yaitu yang bersifat polipragmatis dan monopragmatis.”
15
b. Metode, sebagai strategi mengajar. Karena “di dalam proses
belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat
15
H. M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet. ke-5, h. 97
belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah
harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar.”
16
c. Metode sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan
belajar. Dengan metode diharapkan tumbuh berbagai kegiatan siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata
lain tercipta interaksi edukatif dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.”
17
d. Menurut Hadisusanto metode adalah seni mengajar. Sebagai suatu
seni, metode belajar harus menimbulkan kesenangan dan kepuasan bagi anak didik. Kesenangan dan kepuasan merupakan salah satu
faktor yang dapat menimbulkan gairah semangat belajar bagi anak didik.
18
Dari pendapat para pakar pendidikan di atas jelaslah bahwa peran metode itu sangat penting tidak hanya sebagai alat dan strategi
dalam pembelajaran tetapi juga metode berperan sebagai seni
16
Roestiyah NK, Strategi Beljar Mengajar, Salah Satu Unsur Pelaksanaan Belajar Mengajar; Teknik Penyajian,
Jakarta: Rineka Cipta, 1991, cet. ke-4, h. 1
17
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1989, cet. ke- 2, hl. 76
18
Dirto Hadisusanto, Kapita Selekta Pendiidkan, Pendidikan dan Masalah-masalah Pokoknya, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP, 1977, h. 92
mengajar sehingga dapat menimbulkan kesenangan dan kepuasan serta gairah semangat untuk belajar bagi anak didik.
c. Metode Bercerita