BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang paling sempurna di antara makluk ciptaanNya yang lain di alam semesta ini, karena manusia
dilengkapi dengan akal. Yang dengan akal itu manusia dapat mengembangkan segala potensinya melalui bimbingan pengajaran dan latihan melalui suatu proses
pendidikan. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pendidikan adalah usaha sadar
untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Rama
Yulis pendidikan diartikan sebagai bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar menjadi dewasa.
1
Dengan demikian pendidikan adalah proses yang terdiri dari usaha-usaha yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap si terdidik, baik berupa bimbingan,
pengarahan, pembinaan ataupun latihan yang tujuannya adalah membawa si terdidik ke arah terbentuknya kepribadian yang utama baik jasmani maupun
rohani bagi perjalanan hidupnya di masa yang akan datang. Sedangkan arti dari pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.
2
Dengan demikian pendidikan Islam merupakan pendidikan yang melatih siswa sedemikian rupa, sehingga dalam prilaku mereka terhadap kehidupan,
langkah-langkah dan keputusan mereka diatur oleh nilai-nilai etika Islam. Dalam hal ini dapat ditempuh melalui bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
1
Rama Yulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalm Mulia, 1994, h. 1
2
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, Cet. Ke-1, h. 10
hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Atau dengan kata lain pendidikan Islam merupakan
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran
agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan
kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Adapun tujuan dari pendidikan Islam yaitu mewujudkan insan kamil
dengan pola taqwa. Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena ketaqwaan kepada Allah
SWT. Dan ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu berguna bagi dirinya dan masyarakat serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan
ajaran Islam dalam hubungannya dengan Allah dan sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup
di dunia dan akhirat nanti.
3
Berbudi pekerti luhur atau berakhlak mulia merupakan salah satu komponen dari tujuan pendidikan Islam. Sedangkan pendidikan akhlak atau yang
lebih dikenal dengan pendidikan aqidah akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang merupakan rumpun dari pendidikan agama Islam. Akhak secara terminology
diartikan sebagai suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
4
Kalau melihat definisi akhlak tersebut maka pendidikan akhlak perlu dilakukan sejak
dini karena kalau kita keliru dalam mendidik anak didik maka yang tertanam dalam jiwa mereka pun perbuatan yang keliru pula. Aqidah akhlak adalah ilmu
yang membahas tentang bagaimana kita berprilaku yang sesuai dengan keyakinan dan ajaran agama yang dianut atau norma dan etika yang berlaku dalam Islam.
3
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. Ke-3, h. 28
4
H. Abudin Nata, MA., Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997, Cet. Ke-2, h. 3
Oleh sebab itu, pendidikan aqidah akhlak sudah menjadi salah satu bagian dari pendidikan Islam yang dierikan oleh lembaga-lembaga pendidikan kepada
peserta didik dimulai dari madrasah Ibtidaiyh, Tsanawiyah, Aliyah bahkan sampai ke perguruan tinggi. Karena kebesaran agama Islam antara lain terletak pada
kaidah-kaidah moralitas atau akhlak yang diajarkannya, yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, dan di dalam ajaran agama Islam tidak ada aktivitas
manusia yang terlepas dari tuntunan akhlak seperti tata cara bergaul, tingkah laku, perasaan atau aspek apapun dari aktivitas manusia, baik politik, sosial, ekonomi,
kesenian dan lain-lain. Semuanya harus selaras dengan akhlak islamiyah dan berdasarkan kepada tuntunan ibadah kepada Allah SWT.
Adapun tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang
telah digariskan oleh Allah SWT.
5
Untuk mencapai dari tujuan pendidikan akhlak tersebut yang juga merupakan bagian dari tujuan pendidikan Islam maka seorang guru harus
memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien mengena kepada tujuan yang diharapkan. Karena guru sebagai pendidik dan pengajar
dalam hal ini bertanggung jawab terhadap kesuksesan proses belajar mengajar. Seorang guru pun juga harus bisa memilih dalam penggunaan metode yang
disesuaikan dengan materi situasi, kondisi serta pesan yang ingin disampaikan. Karena penggunaan metode yang tidak tepat akan menjadi penghambat jalannya
proses belajar mengajar sehingga tenaga dan waktu akan terbuang sia-sia. Metode yang merupakan salah satu pendukung dalam kesuksesan proses
belajar mengajar diartikan sebagai jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
6
Atau dapat juga diartikan sebagai suatu cara yang
5
Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, Jakarta: Gema Insani Press, 2004, Cet. Ke-1, h, 159
6
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, Cet. Ke-4, h. 61
dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah dan yang menjadi tujuan
dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Banyak sekali macam-macam metode yang dipergunakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Salah satu di antaranya adalah metode bercerita. Metode bercerita adalah salah satu metode atau cara yang dilakukan oleh guru
dalam menyampaikan materi atau pesan yang disesuaikan dengan kondisi anak didik. Guru yang mampu memberi informasi dalam penyampaian cerita akan
menimbulkan semangat dan minat belajar pada diri anak didik. Karena penggunaan metode yang monoton akan menimbulkan kebosanan pada anak
didik. Karena anak didik itu akan selalu tertarik pada sesuatu yang baru, oleh sebab itu metode bercerita salah satu variasi metode yang membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis memilih judul skripsi
dengan judul EFEKTIFITAS METODE BERCERITA PADA PROSES PEMBELAJARAN BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK DI MADRASAH
TSANAWIYAH NEGERI 13 ULUJAMI JAKARTA SELATAN.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah