BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum dan Sejarah Berdirinya MTs. N 13 Ulujami Jakarta
Selatan
Ditinjau dari periode kelahirannya MTs. N 13 Jakarta lahir satu periode dengan lainnya beberapa MTs. N hasil pemekaran beberapa MTs. Negeri Filian dan
kelas-kelas di DKI Jakarta, di antaranya MTs. N Johar Baru, MTs. N Jelembar, MTs. N 12 Kebon Jeruk. Pemekaran tersebut dalam rangka peningkatan kwalitas madrasah
menyongsong eraglobalisasi. Kebijakan ke arah itu adalah menjadikan madrasah sebagai penyelenggara
pendidikan umum, walalu tetap di bawah naungan Depag. Madrasah dijadikan sekolah umum bercirikan agama Islam, artinya kurikulum pengajaran di Madrasah
sama dengan kurikulum sekolah umum di bawah Depdiknas. MTs. N 13 Jakarta lahir dan tumbuh di era globalisasi yang mau tidak mau
dituntut berperan ganda dalam menghadapi dampak modernisasi. Di satu sisi harus dapat mencetak generasi yang memahami teknologi, namun di sisi lain tetap
menyandang nama madrasah yang tetap dianggap sebagai sekolah agama. Embrio MTs. N 13 Jakarta adalah MTs. N KJ kelas tujuh petukangan yang
berlokasi di belakang komplek Pesanggrahan Mas dan di apit Komplek Tangkas Permai, berdiri di tengah hamparah sawah dan tanah lapang di belakangnya.
Madrasah menempati gedung Pemda DKI yang sebenarnya gedung MI yang dibangun dalam rangka wajib belajar 9 tahun. Bentuk fisik dan sarana madrasah
cukup memadai, terdiri dari ruang belajar, ruang serba guna, ruang kepala, guru laboratorium IPA, perpustakaan, WC, gudang dan rumah dinas guru serta lapangan
olah raga yang cukup luas. Dengan sarana yang cukup memadai sebenarnya sangat kondusif terjadinya
proses belajar mengajar yang maksimal, namun hambatan alam dan geografis madrasah sering mengganggu situasi konduktif tersebut. Hambatan letak geografis
madrasah yang jauh dari pemukiman penduduk, sehingga rawan terjadinya tindak kejahatan yang menimpa madrasah seperti hilangnya berbagai investasi madrasah.
Bahkan yang lebih menghawatirkan lokasi madrasah dijadikan markas para pelaku tindak kriminal. Hambatan lain adalah posisi bangunan diapit dua anak sungai yang
bertempat sebelah kiri depan halaman madrasah, dan karena lokasi madrasah lebih rendah, maka di musim hujan terjadi arus balik yang menggenangi madrasah dan
tidak jarang masuk ruang belajar. Hal ini menyebabkan rusaknya sarana fisik dan sulitnya guru dan siswa memasuki lokasi madrasah, karena jauhnya jarak jalan
dengan lokasi madrasah yang harus melewati hamparan sawah yang licin akibat genangan air hujan.
Namun demikian hambatan tersebut tidak pernah dan tidak akan menyerutkan semangat pengabdian para pendidik dan siswa terdidik. Pimpinan madrasah terus
berusaha meminimalisir keadaan dengan perkerasan halaman madrasah dan jalan secara gotong royong dengan melibatkan aparat madrasah dan para siswa dan yang
lebih penting pimpinan madrasah terus memompa semangat guru, karyawan terlebih para siswa agar tidak pernah menyerah, dengan terus belajar dan tetep percaya diri.
Upaya ini tidak sia-sia, sehingga proses belajar tetap berlangsung dengan lancar dan kepercayaan masyarakat terus meningkat seiring makin eksisnya madrasah ini di hati
masyarakat. Hal ini terbukti dari sumbangan masyarakat yang makin besar. Tahun
pelajaran pertama 19861987 terjaring 2 kelas, ini luar biasa untuk ukuran sekolah yang masih baru. Bahkan pada tahun berikutnya rombongan belajar kelas satu
mencapai 4 kelas dan bahkan di akhiri menempati lokasi lama KJ Petukangan rombongan belajar kelas satu baru mencapai 5 kelas.
Kepercayaan yang begitu besar tentunya berkat upaya madrasah menawarkan program yang bersentuan langsung dengan masyarakat, misalnya di masukkannya
ketrampilan menjahit sebagai program pilihan samping ketrampilan lain, mengingat mayoritas masyarakat sekitar bermata pencaharian usaha bidang konveksi. Program
lain adalah setiap tahun diadakan peringatan hari besar keagamaan yang mengambil tempat di desa tertentu, tempat banyak siswa berdomisili dan tempat tersebut
memang membutuhkan sentuhan rohani seperti itu. Dalam ingatan penulis beberapa kali diadakan program itu di antaranya di kampung Pabuaran Pondok Karya dan di
kampung Pondok Jengkol Pondok Aren. Memang untuk semua itu diperlukan kesamaan visi dan pembuatan program
yang realistis, kreatif, dan inovatif berdasarkan masukan berbagai pihak, termasuk guru, siswa dan orang tua serta yang lebih menentukan adalah jiwa kepemimpinan
dari pimpinan Lokasi Pinlok. Pimpinan madrasah pertama setelah MTs. N 3 KJ dibuka adalah Bapak Drs. E. Komaruddin kepala MTs. N 3 Pondok Pinang dan
Pinloknya Bapak Drs. Asep Saefuddin. Duet keduanya terkenal disiplin yang terkadang tanpa kompromi sehingga pada awalnya berat untuk diterima, namun
akhirnya menjadi ciri khas beliau dan itu dapat diterima pihak, terbukti tingkat disiplin madrasah yang baru itu tidak kalah dengan sekolah negeri lainnya. Setahun
kemudian Drs. Komaruddin dimutasi ke MTs. N Jakarta Barat dan digantikan Bapak Drs. Lukman Hakim dengan pimpinan lokasi tetap Bapak Drs. Asep Saefuddin.
Dalam menjalankan program madrasah beliau dibantu beberapa pembina di antaranya Bapak Fakih Syukri sebagai guru Olah Raga dan Pembina Kesiswaan. Pada
tahun pelajaran 19901991 beliau diangkat menjadi Pinlok MTs. N 3 KJ petukangan menggantikan Bapak Drs. Asep Saefuddin yang ditarik ke MTs. N 3 Pusat pembina
OSIS bersama beberapa pembina lainnya seperti Bapak Syarifuddin, Bapak Bahroji dan penulis sendiri. Tidak kalah pentingnya peran wali kelas dan guru yang dapat
berperan aktif di samping mengajar juga menjadi pembina kegiatan di luar jam belajar, misalnya olah raga, belajar tambahan, simulasi dan lain-lain.
Deretan guru di atas di topang petugas Administrasi ketatausahaan y aitu Bapak M. Yusuf dan Ibu Resnawati Alm serta pembantu madrasah merangkap
penjaga malam Bapak Ade Rasyid Posisi TU sekolah sama pentingnya dengan guru mengingat walaupun berbeda tugas namun sama tujuannya yaitu mendidik siswa di
sekolah. Siswa dan orang tua menganggap siapapun yang berada di madrasah mereka
adalah guru layak disapa pak atau guru, sehingga dalam tindakan dan penampilan keduanya harus memperhatikan aspek pendidikan ahlakuk karimah.
Dalam menjalankan tugasnya pimpinan madrasah dibimbing MTs. N 3 Pusat Pondok Pinang dan Bapak Drs. H. Hizbullah yang membimbing MTs. N 3 KJ
petukangan. Beliau sangat disiplin dalam membimbing dan tentunya dengan gaya masing-masing yang berbeda.
Dalam bidang kesiswaan, keterlibatan guru dan karyawan dalam membina siswa tidak dapat dianggap kecil terutama bidang ekstra kurikuler. Sebagai contoh
pimpinan madrasah mewajibkan guru dan karyawan hadir di madrasah, bila ada kegiatan ekstra kurikuler misalnya ada pelantikan, perkemahan, pertandingan olah
raga, dan kegiatan siswa lainnya. Buah ini semua adalah kekompakan dan prestasi bidang kesiswaan utamanya
pramuka dan Volly yang selalu mendapat nomor pada Porseni tingkat DKI. Menurut heman penulis paling tidak ada tiga faktor yang mendukung keadaan
di atas: 1.
Visi dan Misi Madrasah Pada saat itu visi dan misi madrasah baru diarahkan pada upaya secepat
mungkin madrasah ini dikenal masyarakat, melalui berbagai program yang dibutuhkan dilihat langsung oleh masyarakat pada saat itu, melalui kegiatan
sosial, keagamaan, kepramukaan, olah raga dan lain-lain. Pelaksanaan visi dan misi ini tentu juga bergantung pada faktor kebijakan pimpinan yang konsisten
sesuai dengan visi dan misi ditetapkan, misalnya dalam hal penetapan perlunya fairah olah raga di madrasah dengan menetapkan hari Jum’at sebagai wajib
berolah raga bagi guru, karyawan, dan siswa.
2. Partisipasi Guru dan Siswa
Semua guru utamanya wali kelas ditopang pembina OSIS bebas membuat program di kelasnya, mulai dari paparan tugas sehari-hari wali kelas termasuk
“home visit” sampai harus menjadi manajer team olah raga di kelasnya. Semua wali kelas bersaing untuk menjadi yang terbaik, baik bidang akademik terlebih
ekstrakurikulernya.
3. Kemandirian Siswa
Motivasi dan rasa percaya diri terhadap kemampuannya dapat memacu kreatifitas dan kemandirian siswa dalam mengorganisir kegiatan. Tahun pelajaran
19921993 OSIS di bawah komando ketua OSIS Doni Romdoni berhasil menampilkan sosok OSIS yang cukup mandiri, dengan bukti banyaknya prestasi
OSIS saat itu. Pada awal tahun pelajaran 19921993, sudah mulai terdengar kabar bahwa
gedung yang ditempati MTs. N 3 KJ akan kembali difungsikan sebagai penyelenggara MI yang memang tahun pelajaran itu sudah menerima siswa kelas
satu dengan pimpinan sementara Drs. Fakih Syukri, Pinlok MTs. N KJ Petukangan. Sedang siswa MTs. N 3 KJ yang menurut kabar bakal dinegerikan
dipindahkan ke lokasi baru di daerah Ululami, tepatnya di Jalan H. Dilun kurang lebih satu kilometer dari ja’an ulujami Raya depan Pesantren Darunnajah
Ulujami.
Akhirnya pada pertengahan tahun pelajaran itu madrasah dipindahkan ke gedung baru di Ulujami tepat di belakang Komplek Ulujami Indah, di pinggir
sungai Pesanggrahan yang terkenal rawan banjir itu. Namun pada saat sekarang ini setelah Dra. Hj. Farida Daulay, M.Pd.
menjadi kepala sekolah kendala banjir yang menjadi masalah sekolah sudah tidak ada lagi karena setelah beliau diangkat menjadi kepala sekolah beliau melakukan
pembenahan terhadap sekolah termasuk masalah banjir yang disebabkan letak sekolah yang dekat dengan sungai. Akan tetapi sungai itu sekarang sudah ditutup
dan sekolahpun dipagar sehingga tidak ada masalah lagi apabila musim hujan tiba. Bahkan sekarang MTs. N 13 mempunyai 2 gedung karena semakin
banyaknya jumlah murid yang ada. Dan letak gedung 2 MTs. N 13 berlokasi di Jl. H. Liun Joglo Jakarta Barat.
B. Analisis dan Interpretasi Data