Gedung dan fasilitas perpustakaan

dari rak. Apabila pemakai perpustakaan mengalami kesulitan menemukan buku yang diperlukannya dia dapat meminta bantuan kepada staf perpustakaan. Memang ada sebagian koleksi yang disimpan dalam rak-rak tertutup, khususnya untuk koleksi yang berharga atau langka. Untuk koleksi jenis ini pemakai harus memperoleh izin dari pemilik atau kepala perpustakaan agar bisa menggunakannya. 85

b. Gedung dan fasilitas perpustakaan

Desain, tata letak dan arsitektur perpustakaan juga mendapat perhatian dari masyarakat saat itu. Perpustakaan dirancang agar pemakai perpustakaan dapat menggunakan koleksi dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dengan mudah. Banyak perpustakaan di kalangan umat Islam saat itu memiliki ruang lain selain ruang baca, seperti ruang untuk pertemuan dan ruang-ruang lain yang lebih kecil yang dapat digunakan untuk berdiskusi dan berdebat. Kondisi ekonomi yang sehat memungkinkan masyarakat masa itu membangun perpustakaan dengan fasilitas yang lengkap. Dalam buku Mehdi Nakosteen, Olga Pinto menggambarkan tentang kondisi fisik sebuah perpustakaan “abad pertengahan” Muslim: “Kaum Muslimin telah menumpahkan perhatian besar terhadap pembangunan gedung-gedung untuk perpustakaan-perpustakaan umum. Untuk perpustakaan Syraz, Cordova dan Kairo umpamanya didirikan bangunan-bangunan yang khusus, dengan bentuk yang khusus pula. Bangunan-bangunan ini dilengkapi dengan kamar- kamar dan ruang-ruang yang banyak untuk bermacam-macam keperluan, seperti galeri dengan rak-rak tempat menyimpan buku- buku, ruangan tempat pengunjung dapat membaca dan belajar, ruang yang diatur berpisahan untuk pembuatan salinan dari manuskrip- manuskrip, ruangan-ruangan yang disediakan untuk pertemuan- 85 Shalaby, Sejarah Pendidikan, h. 145. pertemuan sastra dan bahkan ada perpustakaan-perpustakaan yang mempunyai ruangan yang dipergunakan untuk pertunjukan musik, pengunjung dapat menikmati musik dan melepaskan lelah dan mengembalikan kekuatan sesudah membaca buku, menyalin, dan belajar. Semua ruangan dibuat sedemikian mewah dan menyenangkan. Di atas lantai digelar karpet dan lapik-lapik keset tempat para pembaca dalam gaya Asia Timur, duduk bersila membaca bahkan menulis. Jendela-jendela dan pintu-pintu tertutup oleh tirai horden, pintu masuk utama memiliki tirai dengan berat khusus agar bisa menghalagi masuknya udara dingin.” 86 Tidak hanya para cendekiawan yang dengan bebas menggunakan perpustakaan dan semua fasilitasnya untuk mengejar usaha-usaha ilmiah, di antaranya makanan dan pemondokan khususnya bagi mahasiswa miskin, orang-orang yang berasal dari tempat yang jauh dan bagi para warraq. Bahan-bahan untuk menulis dan bantuan- bantuan lain yang disediakan berupa alat yang menyenangkan bagi siapa saja yang datang dari negeri yang jauh, dalam rangka menuntut ilmu pengetahuan. Perpustakaan terbuka untuk siapa saja yang suka menggunakannya, termasuk para mahasiswa miskin. Mereka semua menerima bantuan finansial khalifah. Perpustakaan-perpustakaan masa itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kemudahan kepada para pengguna. Sebagai contoh, perpustakaan milik penyair Ibnu Hamdan memberikan pena dan kertas secara percuma kepada cendekiawan yang miskin dan dibenarkan bermalam di perpustakaan. 87 86 Islamic Culture, III, 1929, 227. Dikutip oleh Syalaby, Sejarah Pendidikan, h. 72. 87 Shaharom TM Sulaiman, “Perpustakaan Peradaban Islam” artikel diakses pada 29 April 2008 dari http:161.139.39.251akhbarlibraries1999um99218.htm Kebaikan para khalifah kepada para mahasiswa miskin dan siapa saja yang menjadi pengguna dan pengunjung perpustakaan dimaksudkan agar siapa saja yang datang merasakan kenyamanan dari fasilitas yang disediakan perpustakaan. Dengan demikian ini merupakan salah satu strategi promosi perpustakaan yang dilakukan khalifah untuk tujuan memberikan media pembelajaran pada masyarakat melalui perpustakaannya. Sehingga penyebaran ilmu pengetahuan dapat merata kepada seluruh masyarakat tanpa memandang kasta dan tingkatan sosial.

2. Kegiatan Perpustakaan