mendorong berkembangnya perdagangan dan pasar buku. Dalam hal ini pemerintah kerajaan memberikan dukungan dalam bentuk
pembebasan pajak buku. Dalam sejarah pemikiran dan peradaban Islam, perpustakaan pada
masa itu sampai puncak kejayaannya menunjukkan suatu peran yang sangat besar dalam pendidikan masyarakat. Dalam aktivitas ilmiah, ada beberapa
aktivitas ilmiah yang berlangsung di kalangan umat Islam pada masa Bani Abbasiyah yang mengantar mereka mencapai kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan. Misalnya dalam bidang penerjemahan, aktivitas penerjemahan mencapai puncaknya pada masa Al Ma’mun. Khalifah ini juga seorang
cendekiawan yang sangat besar perhatiannya kepada ilmu pengetahuan.
36
2. Perkembangan Perpustakaan Masa Abbasiyah
Pada masa Bani Abbasiyah, kota Baghdad menjadi pusat intelektual Muslim, dimana terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan
Islam. Perpustakaan adalah salah satu tempat yang ditempuh orang dahulu untuk menyiarkan ilmu pengetahuan. Munculnya perpustakaan-perpustakaan
masa itu tidak terlepas dari peran pemerintah yang sangat peduli dengan ilmu pengetahuan yang berkembang. Saat itu para khalifah berlomba-lomba
mengoleksi buku sebanyak mungkin, walaupun saat itu harga buku sangat mahal. Para khalifah juga mendirikan perpustakaan-perpustakaan yang
dijadikan sebagai tempat penyimpanan koleksi buku yang dimiliki. Biasanya perpustakaan didirikan oleh bangsawan atau orang-orang kaya sebagai
lembaga-lembaga kajian yang terbuka untuk umum. Banyak perpustakaan
36
Munthoha, dkk. 2002. Pemikiran dan Peradaban Islam Yogyakarta: UII Press, 2002, h. 40.
yang tidak hanya didirikan di tempat-tempat umum oleh penguasa Khalifah, tapi juga di kediaman rumah para penguasa saat itu. Sehingga terdapat empat
jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan umum, semi umum, khusus dan sekolah. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang terbuka untuk umum.
Perpustakaan semi umum, di sisi lain terbuka untuk satu kelompok yang terpilih. Perpustakaan khusus, sebagaimana sebutannya dimiliki oleh para
cendekiawan untuk kebutuhan pribadi. Dan perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dikelola oleh sekolah untuk
menunjang kegiatan belajar. Berikut penjelasannya: a.
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didirikan untuk digunakan orang ramai, yang diselenggarakan oleh pemerintahan atau wakaf dari para
ulama dan sarjana, tujuannya untuk mensponsori kegiatan ilmiah dengan sumber dana dari wakaf atau subsidi pemerintah. Sistem layanan yang
digunakan yaitu sistem terbuka. Koleksi yang ada pada perpustakaan ini berupa buku-buku ilmu agama Islam dan bahasa Arab. Bermacam-macam
ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu. Buku-buku terjemah bahasa Yunani, Persia, India, Qibty dan Arami. Menerjemahkan karya-
karya umum termasuk literasi humaniora, buku-buku Aristoteles dan Hipocrates.
37
Contoh perpustakaan umum masa itu sebagai berikut: 1
Perpustakaan Bait al-Hikmah Perpustakaan yang didirikan oleh Khalifah al-Ma’mun ini,
diperkirakan sebagai perpustakaan besar pertama yang ada di Baghdad. Perpustakaan ini berdiri sekitar tahun 830 M. Sebenarnya perpustakaan ini
37
Ma hm ud Yunus, Se d ja ra h Pe nd id ika n Isla m Ja ka rta : Mutia ra , 1966, h. 78.
sudah ada sejak pemerintahan Khalifah Harun-al-Rasyid, ayah dari Khalifah al-Ma’mun, yang berkuasa tahun 786-809 M, kemudian
perpustakaan ini dikembangkan dan diperbesar oleh Khalifah al- Ma’mun.
38
Di samping dikenal sebagai perpustakaan yang besar, Bait al- Hikmah juga dikenal sebagai perguruan tinggi pertama dalam sejarah
Islam. Lembaga ini terdiri dari observatorium astronomi dan perpustakaan, juga berfungsi sebagai lembaga penerjemahan. Di observatorium milik
Bait al-Hikmah para ilmuwan mempelajari, meneliti, dan menulis dalam berbagai bidang ilmu. Para ilmuwan yang bekerja di lembaga ini
memperoleh beasiswa dari pemerintah. Perpustakaan Bait al-Hikmah ini merupakan bagian dari bangunan istana khalifah, yang dilengkapi dengan
ruang tersendiri unuk para, penyalin, penjilid dan pustakawan.
39
Jumlah koleksi yang ada pada perpustakaan ini tercatat dalam al- Fihrist karya Ibn al-Nadim sekitar 60.000 buah. Perpustakaan ini
mempunyai daftar judul buku yang berfungsi sebagai katalog perpustakaan. Koleksi perpustakaan juga mencakup berbagai bidang ilmu
karena minat khalifah Abbasiyah saat itu sudah meluas tidak saja terbatas pada ilmu-ilmu agama.
40
Pada pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid perpustakaan Bait al- Hikmah merupakan tempat menyimpan buku yang dipimpin oleh seorang
38
Hitti, Histo ry o f The Ara b s, h. 410.
39
Zia ud d in Sa rd a r, Ta nta ng a n Dunia Isla m Ab a d 21. Te rj. AE Priyo no d a n Ilya s Ha sssa n Ba nd ung : Miza n, 1991, h. 49.
40
Sa rd a r, Ta nta ng a n Dunia Isla m , h. 45.
kepala dan dibantu oleh sejumlah staf. Untuk pengembangan koleksi Khalifah Harun al-Rasyid melantik Yuhana ibn Masuwiyah untuk
menerjemahkan buku-buku dan menyediakan staf untuk membantu pekerjaannya. Usaha penerjemahan ini dilanjutkan oleh Khalifah al-
Ma’mun, karena penerjemahan ini merupakan kegiatan penting di Bait al- Hikmah.
Ada dua orang ilmuwan yang tercatat sebagai pustakawan di perpustakaan Bait al-Hikmah pada masa Khalifah al-Ma’mun. Tanggung
jawab para pustakawan itu meliputi keseluruhan lembaga tidak terbatas pada perpustakaan saja. Salm terkadang disebut Salma atau Salman,
salah satu dari mereka, dikenal sebagai orang yang mempunyai minat besar terhadap ilmu. Tugas yang diembannya sebagai kepala perpustakaan
adalah pengumpulan dan menerjemahkan buku-buku ilmiah. Pustakawan yang bekerja bersama Salman adalah Sahl ibn Harun. Sahl ibn Harun
adalah pustakawan Bait al-Hikmah yang paling terkenal. Sahl, berkebangsaan Persia, dikagumi karena sikapnya, kemampuannya sebagai
penyair dan pembicara, kebijaksanaannya, kelembutannya dan pengetahuannya mengenai buku.
2 Perpustakaan Al-Haidariyah
Perpustakaan ini berlokasi di kota Najaf di Irak. Perpustakaan ini termasuk dalam lingkungan makam Ali ibn Abu Thalib. Nama
perpustakaan ini diambil dari julukan yang diberikan oleh golongan Syi’ah untuk Ali r.a, yaitu Haidar yang artinya singa. Koleksi perpustakaan ini
yang masih ada sampai dengan tahu 1950 meliputi sejumlah besar buku-
buku berharga dalam bahasa Arab dan Persia yang kebanyakan ditulis tangan oleh pengarangnya sendiri. Di sini juga terdapat sejumlah besar
koleksi al-Qur’an yang ditulis dengan kaligrafi dengan ukiran-ukiran yang sangat indah.
41
3 Perpustakaan Darul Hikmah di Cairo Mesir
Perpustakaan ini didirikan oleh al-Hakim Biamrillah al-Fatimy tahun 1004 M. Dalam perpustakaan itu terdapat buku-buku dengan
berbagai macam bidang ilmu pengetahuan. Perpustakaan ini terbuka untuk umum, semua orang pencinta ilmu diperbolehkan mengunjungi
perpustakaan. Diantara mereka ada yang datang untuk membaca kitab, ada yang datang untuk menyalin buku dan ada juga untuk belajar.
Pada semua pintu dan lorongnya dipasangi tirai. Di situ ditempatkan pula para penanggung jawab, karyawan dan petugas. Di
situ dihimpun buku-buku yang belum pernah dihimpun oleh seorang raja pun. Perpustakaan itu mempunyai 40 lemari. Bahkan ada salah satu
lemari yang memuat 18.000 buku tentang ilmu-ilmu kuno. Semua orang boleh masuk ke situ. Di antara mereka ada yang datang untuk membaca
buku, menyalin atau untuk belajar. Di situ terdapat segala yang diperlukan tinta, pena, kertas dan tempat tinta.
b. Perpustakaan semi umum yaitu perpustakaan yang khusus untuk para
ulama, sarjana dan pelajar, perpustakaan ini tidak dibuka untuk umum tetapi diperbolehkan kepada ahli-ahlinya saja, didirikan oleh khalifah atau
41
Kusum a , “ Pe ra n Pe rp usta ka a n Ba g i Pe m ikira n d a n Pe ra d a b a n Isla m .” a rtike l d ia kse s p a d a 26 Juli 2008 d a ri
http : a rd ia nko e so e m a .m ultip ly.c o m jo urna l ite m 16
raja-raja yang berlokasi di dalam kerajaan atau lembaga kekhalifahan dengan tujuan untuk menunjang kebutuhan dan kemudahan
studipenelitian. Kebutuhan informasi khalifah dan kalangan istana, sumber dana dari khalifah atau dana dari kerajaan, perpustakaan semi
umum ini menganut sistem layanan tertutup. Koleksi di sini terdiri dari kitab-kitab fiqh, nahwu, bahasa, hadist, sejarah, hikayat raja-raja, ilmu
perbintangan, kerohanian dan ilmu kimia.
42
1 Perpustakaan An-Nashir Li Dinillah
Didirikan oleh khalifah An-nashir Li Dinillah yang dianggap telah mampu mengembalikan keagungan dan kemegahan kekhalifahan.
Khalifah al-Nasir ini adalah seseorang yang mempunyai perhatian besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Untuk menunjang kegiatannya
dalam bidang ilmu, khalifah membangun sebuah perpustakaan pribadi, dan perpustakaan ini terbuka bagi kalangan tertentu yang telah memperoleh
izin darinya. 2
Perpustakaan Al-Musta’shim Billah Didirikan oleh khalifah terakhir dari Bani Abbasiyah, yang telah
memberikan andil besar bagi ilmu pengetahuan. Al-Musta’shim ini adalah khalifah terakhir Bani Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 1242-1258 M.
Dinding perpustakaan miliknya ini bertuliskan bait-bait syair. c.
Perpustakaan khusus yaitu perpustakaan pribadi yang dimiliki oleh para pembesar dan ulama, pemiliknya ulama atau para pembesar yang berlokasi
di rumah para ulama atau pembesar dengan tujuan untuk koleksi dan
42
Yunus, Se d ja ra h Pe nd id ika n Isla m . h. 80.
kepentingan ulama atau pembesar tersebut, sebab rata-rata mereka sangat menyukai buku, sumber dana berasal dari pembesar atau ulama tersebut
karena mereka mempunyai dana khusus untuk mengelola perpustakaannya dan sistem layanannya hanya untuk digunakan pribadi tetapi terkadang
memperbolehkan orang luar untuk menggunakan koleksinya. Koleksi yang ada pada perpustakaan ini biasanya bidang-bidang ilmu yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan pemiliknya.
43
1 Perpustakaan Hunain Ibnu Ishaq
Beliau adalah seorang dokter dan penterjemah yang paling terkemuka di masa Al-Ma’mun. Beliau banyak menerjemahkan buku-buku
filsafat dan kedokteran. Kebesaran perpustakaan pribadi miliknya dapat diperkirakan dari banyaknya buku yang telah diterjemahkan olehnya,
buku-buku karangannya, dan buku-buku yang dijadikan sumber karangannya.
2 Perpustakaan Al-Fathu Ibnu Haqam
Al-Fathu Ibnu Haqam adalah seorang wazir dari Mutawakil al- Abbasiyahi, dia adalah seorang yang gemar membaca dan berwawasan
luas. Untuk memenuhi kebutuhan membacanya dia membangun sebuah perpustakaan yang besar. Perpustakaan ini berisi buku yang dipilih oleh
Ali ibn Yahya Abi Mansur al-Munajjin seorang ilmuwan dan sastrawan. 3
Perpustakaan Al-Muwaffaq Ibnul Matran Beliau adalah seorang yang cerdas dan rajin serta mempunyai
bidang keahlian pada ilmu kedokteran dan banyak mengarak buku dalam
43
Yunus, Se d ja ra h Pe nd id ika n Isla m . h. 79.
bidang kedokteran pula. Muwaffaq ibnul Matran sangat menyukai buku dan berusaha keras mengumpulkan buku untuk koleksi perpustakaannya.
Selain menulis dan menyalin buku dengan tangannya sendiri. Kebanyakan buku yang ada di perpustakaannya telah dikoreksi olehnya. Jumlah koleksi
perpustakaannya mencapai 10.000 buah dalam bidang kedokteran dan bidang-bidang lainnya. Dia juga dikenal sebagai seorang yang pemurah
dan sering memberikan hadiah kepada murid-muridnya, sebagai pendorong bagi mereka agar giat belajar.
4 Perpustakaan Al-Mubassyir Ibnu Fatik
Beliau adalah seorang pangeran Mesir terkemuka dan dikenal sebagai ulama yang mahir dalam ilmu falak, ilmu pasti, filsafat dan ilmu
kedokteran. Dia juga seorang penulis hebat. Al-Mubasysyir banyak menulis buku, menyalin kembali buku-buku karya pengarang terdahulu
dan mengumpulkan buku-buku untuk koleksi perpustakaannya. 5
Perpustakaan Jamaluddin Al-Qifthi Didirikan oleh seorang wazir yang terkenal dengan keahliannya
dalam berbagai disiplin ilmu, seperti linguistik, nahwu, fiqh, hadits, ilmu Qur’an, Ushul dan sebagainya. Jamaluddin sangat senang mengumpulkan
buku dan sering dikunjungi para penulis dan penjual buku yang ingin menjual buku kepadanya. Koleksi buku-bukunya itu, yang diperkirakan
bernilai 50.000 dinar. d.
Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sarana pendukung sistem pendidikan sekolah. Keberadaan sebuah perpustakaan di sekolah
memegang peranan yang sangat penting dalam membantu tercapainya
tujuan pendidikan sekolah. Betapa pentingnya perpustakaan sehingga orang sulit untuk menemukan sekolah atau madrasah yang tidak memiliki
perpustakaan. Salah satu perpustakaan sekolah yang terkenal pada masa Abbasiyah adalah perpustakaan sekolah Nizamiyah di Baghdad. Pada saat
itu perpustakaan sangat kuat karena didukung oleh para penguasa dan cendekiawan serta kebanyakan masyarakat.
44
Pada saat itu seluruh kota Islam terdapat berbagai perpustakaan yang besar yang melayani semangat ilmiah masyarakat sekitarnya. Beberapa
perpustakaan ini merupakan lembaga besar dan megah di mana terdapat sejumlah besar karya-karya berharga. Ini menunjukkan perpustakaan-
perpustakaan dalam peradaban Islam lebih lengkap di bandingkan dengan perpustakaan yang ada pada saat ini yang cukup keras dengan peraturan.
Pembangunan perpustakaan dalam paradaban Islam kala itu, amat diberi perhatian tinggi oleh pemerintah, para ilmuwan, bangsawan bahkan
orang awam sekalipun. Pendiri perpustakaan di anggap orang yang mulia dan terpandang dalam masyarakat. Perpustakaan pada masa itu telah menjadi
perhiasan rumah, bahkan merupakan suatu kemestian. Kesadaran akan pentingnya membaca sebagai jalan masuknya ilmu telah
mendorong generasi terdahulu umat Islam untuk mendirikan fasilitas yang bisa menampung bahan bacaan karya-karya ulama Islam waktu itu.
3. Hancurnya Perpustakaan Masa Abbasiyah