Lokasi dan Waktu Penelitian Analisis Data Skema kerja

30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium bioavailability dan bioequivalence jurusan farmasi UIN Syarif Hdayatullah Jakarta. Penelitian berlangsung selama Juli 2011-Januari 2012. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Ultimate 3000 Dionex ® dengan kolom C 18 , alat uji disolusi tipe keranjang Erweka, kantong dialisis SpectraPor 4, alat-alat gelas Iwaki Pyrex ® , timbangan analitik AND GH-202 ® , pipet mikro Eppendorf, Sentrifugator Eppendorf lemari pendingin Sanyo Medicool ® , pengaduk magnetik Nuova Stirrer ® , hot plate Wiggen Hauser ® .

3.2.2. Bahan

Medroksiprogesteron asetat BPOM RI, testosteron undekanoat Xianju Co Ptd, minyak jarak PT. Bratachem, isopropyl myristate Merck, tween 80 Merck, benzil benzoat Merck, aquabidestilata PT. Ikapharmindo, NaCl Merck, dinatrium hidrogen pospat Merck,natrium dihidrogen pospat merck, Etanol PT. Bratachem, SDS PT. Bratachem, asetonitril Merck, metanol Merck 31 3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Pembuatan Mikroemulsi Kombinasi MPA-TU Mikroemulsi kombinasi MPA-TU dibuat dengan formula : tween 80 26, minyak jarak 15, isopropil miristat 25 , benzil benzoat 31 , air 3 . Semua bahan tersebut kecuali air dimasukan kedalam beker gelas dan diaduk dengan pengaduk magnetic sampai homogen lalu setelah itu baru ditambahkan air sampai terbentuk mikroemulsi. Pemberian zat aktif ke dalam mikroemulsi dilakukan dengan cara memasukan zat aktif MPA-TU ke dalam mikroemulsi kemudian di stirrer samapi homogen. Dengan kekuatan sediaan MPA : 1,125 mgml , TU : 2,5mgml

3.3.2 Optimasi Medium Disolusi Secara In Vitro

Sebanyak 4ml sampel dimasukan ke dalam kantung dialisis spectrapor4 dan ditempatkan ke dalam alat uji disolusi tipe basket dengan variasi medium yaitu ; 1. Nacl Fisiologis 2. Etanol 15 - dapar pospat pH 7,2 vv 3. SDS 0,05 - dapar pospat pH 7,2 bv Temperatur pada saat pengujian di buat konstan sebesar 37 o C ± 0,5 o C dengan keceptan putaran 100 rpm. Proses pengujian disolusi ini berlangsung selama 12 jam dengan pengambilan sampel setiap 32 1 jam sebanyak 1ml. Setiap pengambilan cuplikan , dimasukan medium sejenis sebanyak jumlah cuplikan yang diambil.

3.3.3. Optimasi Pengestrakan Sampel

Optimasi pengekstrakan sampel dilakukan dengan cara melarutkan MPA dan TU kedalam fase gerak metanol : asetonitril 90:10 dengan kosentrasi 100 ppm. Sebanyak 3 ml larutan ditambahkan dengan pengekstrak kloroformpentana kemudian di vortex selama 1 menit lalu di sentrifuge di sentrifugator dengan kecepatan 6000 rpm selama 20 menit. Bagian pengekstrak kloroformpentana diambil lalu diuapkan samapai kering. Residu dari pengekstrak diencerkan dengan fase gerak metanol : asetonitril 90:10 sebanyak 0.5 mL kemudian dianalisis dengan KCKT.

3.3.4. Analisis Kadar Sampel Menggunakan KCKT A. Pembuatan Kurva Kalibrasi TU dan MPA

Kurva kalibrasi TU dan MPA dibuat dengan mengencerkan larutan induk TU dan MPA 100 ppm menjadi 12 seri konsentrasi yaitu 0,5 - 12 ppm lalu diinjeksikan ke dalam instrumen KCKT dengan fase gerak Metanol : Asetonitril 90:10, laju alir 1,2 mLmenit, panjang gelombang 243 nm dan suhu kolom 25 o C. 33

B. Penetapan Kadar

Sampel di injeksikan ke dalam KCKT dengan fase gerak methanol :asetonitril 90:10 sebesar 20 µL, laju alir 1,2 mLmenit, panjang gelombang 243 nm dan suhu kolom 25 o C.

3.4. Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data kuntitatif dari AUC MPA-TU pada sampel, untuk mengetahui perbandingan laju disolusi MPA dan TU dalam mikroemulsi pada medium dan pengekstrak yang dioptimasi. 34

3.5. Skema kerja

Pembuatan Mikroemulsi MPA,TU, dan MPA-TU Pembuatan Kurva Kalibrasi MPA dan TU Preparasi dan Pengujian Disolusi dari Mikroemulsi MPA-TU Pentana CHCl3 Pentana CHCl3 CHCl3 Pentana NaCl Fisiologis Etanol 15 - dapar pospat pH 7,2 vv SDS 0,05 Dapar pospat pH 7,2 bv Analisa Data dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Menetapkan Medium Uji Disolusi dan pengekstrak yang Paling Optimum, Menentukan Orde Pelepasan dari Mikroemulsi MPA-TU Menentukan Orde Pelepasan dari Mikroemulsi MPA-TU 35

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Optimasi Pengekstraksi

Optimasi pengekstraksi dilakukan dengan menentukan uji perolehan kembali dari MPA dan TU untuk mengetahui seberapa besar kemapuan kloroform dan pentana dalam mengekstraksi MPA dan TU. Persen perolehan kembali didapatkan dengan membuat larutan zat aktif sebesar 10 ppm yang diekstraksi dengan kloroform dan pentana kemudian di analisis dengan KCKT. Dari hasil optimasi pengekstrak yang dilakukan terhadap 10 ppm MPA didapat data seperti pada tabel. 4.1. Tabel. 4.1. Persen perolehan kembali MPA 10 ppm dengan 2 jenis pengekstrak. Pengekstrak Hasil Kloroform 5 Pentana 2 Dari pengujian perolehan kembali dari 10 ppm MPA diketahui bahwa ke- dua penekstrak hanya mampu mengekstraksi sebesar 0,5 ppm untuk kloroform dan 0,2 ppm untuk pentana. Karena kemampuan pengekstraksi dari kloroform dan pentana yang kecil, dilakukan preparasi dengan cara lain yakni dengan melarutkan 0,1 mL cuplikan dari medium disolusi ke dalam 5 mL fase gerak metanol : asetonitril 90:10 lalu 20µL dari larutan tersebut disuntikan ke dalam KCKT dengan laju alir 1,2 mLmenit. Namun preparasi dengan cara ini pun tidak