Pertimbangan Hukum Hakim ANALISIS TERHADAP PELIMPAHAN HAK ASUH ANAK

55

B. Pertimbangan Hukum Hakim

Bahwa maksud dan tujuan gugatan penggugat adalah yang dijadikan dasar hukum terhadap Perkara Nomor 1829Pdt.G2008PAJT adalah: Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 49 ayat 1a dan penjelasannya dan pasal 86 ayat 1 Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006, perkara ini menjadi tugas dan wewenang Pengadilan Agama Jakarta Timur. Menimbang, bahwa gugatan penggugat mengenai hak pemeliharaan dan pengasuhan anak yang bernama Imtiyaz Hamdy Bawazier hasil pernikahan penggugat dengan tergugat I yang putus karena perceraian tanggal 3 Januari 2008. Menimbang, bahwa pada saat putusan perceraian penggugat dengan tergugat I satu hak pemeliharaan anak belum ditetapkan dan anak dipelihara oleh terguggat I satu. Menimbang, bahwa gugatan penggugat berdasarkan pada alasan bahwa tergugat I satu selalu berpindah-pindah tempat tinggal, keadaan ekonomi tergugat I satu yang minim, juga pemeliharaan dan pengasuhan anak dititipkandiserahkan kepada tergugat II dua yang beragama Kristen, sehingga secara fisik mental dan aqidah sangat menghawatirkan penggugat. Menimbang, bahwa penggugat untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya tersebut telah mengajukan bukti surat dan saksi-saksi. Menimbang, bahwa bukti surat P1,P2 yang diajukan oleh penggugat telah dicocokkan dengan aslinya dan bermaterai cukup, sedang bukti surat P3 dan P4 56 adalah surat asli, sehigga memenuhi syarat formal dan material, maka mempunyai nilai pembuktian yang sempurna.. Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P1, terbukti bahwa penggugat dengan tergugat mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Imtiyaz Hamdy Bawazier lahir di Pemakasan tanggal 20 Juli 2006. Menimbang, bahwa berdasar bukti P2, terbukti bahwa penggugat dengan tergugat I telah berceraiberpisahputus perkawinan mereka sejak tanggal 3 Januari 2008 Masehi. Menimbang, bahwa berdasar bukti P4 terbukti bahwa penggugat masih sangat memperhatikan dan menyayangi Imtiyaz anak penggugat dengan tergugat I, dimana bulan Mei 2007 sampai dengan bulan Agustus 2008 masih memberikan biayakeperluan anak setiap bulan Rp 500.000,- lima ratus ribu rupiah. Menimbang, bahwa dalam proses persidangan penggugat tetap menengok anak, sampai satu saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit Pendidikan TNI AD penggugat juga yang menanggung semua biaya pengobatan, hal mana sesuai bukti P4. Menimbang, bahwa penggugat akhirnya tidak dapat mengirim dana keperluan anakImtiyaz setelah tergugat I dan tergugat II pindah Perum Ciater Permai Blok A312 Serpong, dan sampai saat putusan dicapkan tidak diketahui alamatnya. Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatan penggugat tentang sering berpindah-pindahnya alamat tergugat I dan tergugat II, maka penggugat telah mengajukan 2 dua orang saksi, masing-masing Naqib Ali Kuddah bin Ali Kuddah 57 dan Sulaiman Bawazier bin Ahmad Bawazier, berdasar keterangan saksi-saksi yang saling bersesuaian tersebut, terbukti tergugat I dan tergugat II benar selalu berpindah- pindah rumah karena memang belum mempunyai tempat tinggal sendiri. Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatan penggugat tentang kondisi ekonomi tergugat I yang lemah dan tidak memadai untuk memberikan kehidupan yang layak kepada anak Imtiyaz penggugat telah menghadirkan saksi dan telah memberikan keterangan dibawah sumpahya dan juga mengajukan bukti surat P3 dan P4, dimana terbukti sepenuhnya masih dibantu oleh penggugat. Menimbang, bahwa tentang dalil gugatan penggugat bahwa anak Imtiyaz sejak berumur 4 bulan sudah dipelihara oleh tergugat II, yaitu ibu tergugat I dan nenek anak Imtiyaz yang beragama Kristen Protestan, sehingga sangat menghawatirkan penggugat, bahwa anak akan dididik dan lambat laun akan berpengaruh kepada keyakinan anak. Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 41 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 dan pasal 14 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 anak berhak diasuh orang tuanya sendiri, kecuali ada hal yang menentukan lain. Menimbang, bahwa berdasar pasal 105 huruf a KHI Inpres No. 1 Tahun 1991, apabila terjadi perceraian, maka pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya. Menimbang, bahwa berdasar keterangan saksi-saksi penggugat yang saling bersesuain, terbukti bahwa tergugat I masih beragama Islam, namun anak penggugat 58 dengan tergugat I Imtiyaz sejak berumur 4 bulan diserahkan pemeliharaannya kepada tergugat II karena kesibukan tergugat I kerja. Menimbang, bahwa dalam menetapkan hak asuh anak menurut pendapat J.E Prawitasari, Ph.d. guru besar Psikologi Klinis UGM harus memperhatikan siapa yang mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk mengasuh anak. Menimbang, bahwa fakta menunjukan tergugat I tidak banyak punya waktu dan perhatian, karena anak sejak berumur 4 empat bulan pemeliharaan dan pengasuhan anak diserahkan kepada tergugat II ibunya. Menimbang, bahwa meski tergugat I ibu kandung Imtiyaz masih hidup, tetapi yang memelihara dan mengasuh anak diserahkan kepada tergugat II, maka fungsi keibuannya terhadap anak telah berpindah kepada tergugat II. Menimbang, bahwa berdasar keterangan saksi-saksi penggugat yang saling bersesuaian, terbukti bahwa tergugat I tidak banyak mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk memperhatikan anak, karena tergugat I bekerja sebagai karyawati. Menimbang, bahwa tergugat I terbukti tidak mempunyai kemauan untuk memelihara dan mendidik anak, karena sejak anak berumur 4 empat bulan telah diserahkan kepada tergugat II pemeliharaan dan pegasuhannya. Menimbang juga, bahwa tergugat II yang melakukan hadhanah terbukti tidak dapat dipercaya memegang amanah, karena masih dalam proses persidangan telah berpindah-pindah alamat tempat tinggal dan terakhir tidak diketahui lagi alamatnya. Menimbang, bahwa berdasar keterangan saksi-saksi penggugat yang saling bersesuaian, terbukti pula bahwa tergugat II menganut agama Kristen Protestan. 59 Menimbang, bahwa meski tergugat I sebagai ibu kandung anak Imtiyaz masih hidup, namun pemeliharaan dan pengasuhan anak sejak berumur 4 empat bulan diserahkan kepada ibunya tergugat II, sehingga fungsi keibuannya sebagai pemelihara dan pengasuh anak telah berpindah kepada tergugat II, maka kehawatiran penggugat cukup beralasan, bahwa pengaruh pengasuhan dan pemeliharaan anak oleh tergugat II akan mempengaruhi akhlaq dan aqidah anaknya. Menimbang, bahwa anak Imtiyaz yang dilahirkan dari perkawinan penggugat dengan tergugat I yang beragama Islam pula, oleh karenanya meski tergugat I beragama Islam, tetapi pemeliharaan dan pengasuhan anak diserahkan kepada tergugat II yang beragama Kristen Protestan, maka gugurlah hak pemeliharaan dan pengasuhan anak tersebut dari tangan tergugat I. Menimbang, bahwa tergugat I dan tergugat II dalam perkara ini tidak mengajukan bantahanmembantah dan alat bukti karena meski sudah diberi kesempatan untuk menjawab gugatan penggugat, namun tergugat I dan tergugat II tidak menggunakan hak jawabanya, maka majelis hakim menganggap para tergugat tergugat I dan tergugat II mengakui dalil-dalil gugatan penggugat tersebut merupakan bukti yang mengikat dan sempurna. Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka demi kepentingan pertumbuhan, pendidikan dan aqidah anak majelis hakim dapat mengabulkan gugatan penggugat. Menimbang, bahwa oleh karena gugatan penggugat dikabulkan, maka dengan mengingat segala peraturan dan hukum yang berlaku majelis hakim perlu 60 menghukum tergugat I dan tergugat II atau siapa saja yang menguasai anak yang bernama Imtiyaz untuk menyerahkan hak pemeliharaan dan pengasuhan anak tersebut kepada penggugat. Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan berdasar pasal 89 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006 semua biaya yang timbul dibebankan kepada penggugat. Sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, hakim memberikan keputusan kepada para pihak, yaitu : Dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka demi kepentingan pertumbuhan, pendidikan dan aqidah anak majelis hakim mengadili dan mengabulkan gugatan penggugat, menghukum tergugat I dan terguguat II atau siapa saja yang mengusai anak yang bernama Imtiyaz Hamdy Bawazier, lahir tanggal 21 Juli 2006 untuk menyerahkan hak pemeliharaan dan pengasuhan anak tersebut kepada penggugat. Sehingga menetapkan hak pemeliharaan dan pengasuhan anak hasil perkawinan penggugat dan tergugat yang bernama Imtiyaz Hamdy Bawazier, lahir tanggal 21 Juli 2006 di bawah pemeliharaan dan pengasuhan penggugat selaku ayah kandungnya yang sebelumnya berada di bawah pengasuhan tergugat I ibu kandung dan terguggat II ibunya. Dengan kata lain pengasuhan yang sebelumnya dikuasai dan berada dibawah tergugat I dan tergugat II. 61 Dan menghukum tergugat I satu dan tergugat II dua dan atau siapa saja yang menguasai anak yang bernama Imtiyaz Hamdy Bawazier tersebut agar menyerahkan hak pemeliharaan dan pengasuhan anak tersebut kepada penggugat, kemudian membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara se besar Rp 1.716.000,- satu juta tujuh ratus enam belas ribu rupiah.

C. Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur