BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang benar di sisi Allah SWT. Di samping lengkap dan universal ajaran Islam juga dapat diterapkan dalam setiap waktu, masa
dan tempat. Sebagai sebuah agama, Islam mencakup dan meliputi seluruh aspek kehidupan. Islam tidak hanya mengatur masalah ritual atau ibadah saja,
tetapi juga mengatur masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan hidup antar manusia yang di kenal dengan istilah muamalah.
1
Harus diakui memang ajaran Islam memuat seperangkat pemikiran dan aturan yang setidaknya bisa menjadi embrio bagi sebuah sistem ekonomi.
Dengan kata lain, Islam memang menawarkan sebuah sistem ekonomi yang berdiri sendiri. Sistem yang ditawarkan ini tidak harus diklasifikasikan ke
dalam label kapitalisme ataupun sosialisme. Yang lebih relevan adalah mempertanyakan adakah hal baru yang ditawarkan, apakah tawaran sistem
tersebut bisa berjalan, dan adakah bukti atau contoh bahwa sistem itu lebih baik dibandingkan yang ada.
Gagasan ekonomi Islam dimaksudkan sebagai alternatif terhadap sistem ekonomi kapitalis dan sosialis yang bukan saja dianggap tidak sejalan dengan
ajaran Islam, namun juga dapat memecahkan berbagai problem ekonomi yang
1
Achmad Fadli “Prospek Penerapan Ekonomi Islam Pada Jakarta Islamic Index JII.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2004, h.1.
dihadapi terutama oleh oleh negara-negara dunia ketiga.
2
Seperti halnya pada konteks Indonesia yang bisa dikatakan menganut sistem ekonomi campuran
mixed economy antara sistem sosialis dan kapitalis. Namun sistem perekonomian
tersebut hanyalah
mendatangkan kegagalan
pada perkembangan perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti dengan krisis
ekonomi sejak tahun 1997. Semula hanya berupa krisis mata uang, yakni melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Krisis mata uang
currency crisis ini meningkat menjadi krisis keuangan yang disebut krisis moneter monetary crisis
Problem utama dari Ekonomi Islam adalah, sistem ini berangkat dari asumsi bahwa pelaku-pelaku ekonomi memiliki landasan moral yang inheren
mendasari setiap keputusan mereka. Bukan berarti sistem ekonomi Islam tidak bisa berjalan dalam praktek. Hanya, untuk bisa berjalan, sistem ini
memerlukan prasyarat yang begitu berat. Semua orang secara otomatis akan memilih melalukan transaksi dengan bank syariah karena Islam mengajarkan
bahwa bunga itu haram.
3
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah memasuki babak baru pasca dikeluarkannya fatwa MUI tentang pengharaman bunga bank. Bank syariah
memiliki potensi besar untuk menjadi pilihan utama dan pertama bagi nasabah dalam transaksi mereka. Hal itu karena sistem yang dianut bank syariah adalah
2
Dumari, “tantangan ekonomi Islam dan kebijakan fiskal dan moneter di Indonesia”, makalah seminar ekonomi islam, undip semarang 11 Mei 2000.h.3
3
Ari Perdana, “Penerapan Ekonomi Islam”, artikel diakses pada 4 februari 2008 dari http:ariperdana.blogspot.com200706ekonomi-islam-4-selesai.html
sistem bagi hasil. Tidak seperti di bank konvensional yang menerapkan sistem bunga.
Banyaknya nasabah yang mulai beralih dari bank konvensional ke bank syariah menunjukkan antusias masyarakat terhadap ekonomi syariah mulai
meningkat. Dari hasil penelitian, lebih dari dua pertiga nasabah bank syariah merupakan lulusan perguruan tinggi. Itu artinya seseorang menjadi nasabah
bank syariah bukan hanya karena keterpanggilan agama saja, melainkan juga karena rasionalitas dalam kebutuhan perbankan dan ekonomi.
Sebenarnya prospek bank syariah ke depan cukup bagus mengingat semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat dalam menggunakan jasa
bank syariah. Namun dalam perjalanannya masih banyak kendala-kendala yang dihadapi bank syariah yang semuanya itu membutuhkan solusi yang
tepat, agar bank syariah bisa terus hidup. Untuk saat ini bank syariah dinilai masih kurang gencar melakukan
promosi terkait degan semua produk, sehingga banyak masyarakat yang belum mengerti. Misalnya saja mengenai sistem bagi hasil yang diterapkan
bank syariah. Belum lagi penggunaan istilah-istilah asing seperti mudharabah, murabahah, musyarakah, dan sebagainya. Kalau penggunaan istilah-istilah
tersebut bisa menghambat perkembangan bank syariah ke depannya, mengapa tidak diganti saja dengan istilah-istilah yang mudah dimengerti masyarakat.
Faktor kedua yang membuat bank syariah belum berjalan maksimal adalah kurang mengupgrade teknologi. Hal itu dibuktikan dengan masih terbatasnya
jaringan bank syariah, serta masih kurangnya kualitas sumber daya manusia yang kompeten.
Namun, kedua faktor penghambat di atas masih bisa diatasi jika penyelenggara bank syariah mau membuka diri untuk terus melakukan
perbaikan-perbaikan. Penyelenggara bank syariah harus mempersiapkan sarana dan prasarana guna mendukung perkembangan perekonomian secara
optimal di masa depan. Sarana dan prasarana tersebut tidak hanya bersifat material
tapi juga
nonmaterial, serta
sistem pendidikan
yang mengakomodasikan kebutuhan tersebut, sehingga tercipta sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan dalam membangun dan mengembangkan ekonomi syariah di masa depan. Sehingga ekonomi syariah mampu
mensejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia di tahun-tahun mendatang.
4
Dengan diundangkannya UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, maka secara tegas sistem perbankan
syariah ditempatkan sebagai bagian dari sistem perbankan nasional. UU tersebut telah diikuti dengan ketentuan pelaksanaan dalam beberapa surat
keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 12 mei 1999, yaitu tentang Bank Umum berdasarkan prinsip Syariah adalah Bank Umum Syariah atau Bank
Perkreditan Rakyat Syariah yang beroperasi sesuai dengan prinsip Syariah Islam atau dengan kata lain yaitu Bank dengan tata cara beropersinya
4
“
Tantangan Bank Syariah kedepan” artikel di atas di akses pada 4 februari 2008 dari http:sinuscosinus.multiply.com
mengacu kepada ketentuan-ketentuan Islam al-Quran atau Hadis. Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 275:
+,-. 123+4567
81 9 :4
; 3=
?ABC D
3 AB
E45 ;4 FH
I JFCKLC
M E45 ;4
: LC 13
NOL 1
PQ3 1 R
S O :T
T B 3
N K3 3
O U VNO
4 CKLC WOX
Y Z
LC [
;]A23 C 3
+ 23_`CK T
Ja ?
b Qcd
eC 28
fghi
275. Orang-orang yang Makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti dari mengambil riba, Maka baginya apa yang telah diambilnya dahul sebelum datang larangan; dan urusannya terserah
kepada Allah. orang yang kembali mengambil riba, Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Dalam kaitannya dengan perbankan salah satu pengelolaan paling penting dalam dunia perbankan di samping pemasaran bank dalah pengelolaan
terhadap Sumber Daya Manusia SDM. Hal ini disebabkan sumber daya manusia merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda kegiatan
operasional suatu bank. Untuk penyediaan sumber daya manusia Bankir sebagai motor penggerak operasional bank haruslah disiapkan sebaik
mungkin, sehingga mereka memiliki kemampuan dalam menjalankan setiap transaksi perbankan dengan baik. Hal ini penting karena mengingat faktor
pelayanan yang diberikan oleh para karyawan tersebut sangat menentukan sukses atau tidaknya bank ke depan. Untuk itu kemampuan yang telah dimiliki
harus diasah secara terus-menerus, baik melalui pengalaman kerja maupun pelatihan dan pengembangan karyawan.
5
Di Indonesia, tidak mudah mencari dan memilih sumber daya manusia SDM yang tepat. Hal itu tidak hanya dialami oleh kalangan perbankan,
namun juga berbagai jenis industri lainnya. Sebuah survei menyebutkan, hal yang paling mengejutkan, setelah mempekerjakan seseorang adalah bahwa
keahlian, ilmu serta pengalaman yang dipunyai ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya alias tidak sesuai dengan keinginan sang
manajer serta tentu saja kebutuhan perusahaan. Hal ini terungkap dari survei Selection Forecast: Recruiting and Hiring Talent
yang diadakan oleh DDI- CABER yang di Indonesia diwakili oleh Daya Dimensi Indonesia DDI,
perusahaan konsultan sumber daya manusia yang berbasis pada kompetensi. Selection Forecast
merupakan survei yang dilakukan oleh Development Dimension International DDI-Center for Applied Behavior Research
CABER yang bekerja sama dengan seluruh afiliasinya di seluruh dunia. Survei ini diikuti oleh 348 organisasi dari 13 negara. Di Indonesia, survei
diikuti oleh 13 perusahaan, yang mencakup perbankan, pertambangan, industri manufaktur, farmasi, telekomunikasi, dan jasa. Beberapa penemuan
5
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta :PT.Raja Grafindo Persada, 2003, ed. Ke-1, cet.ke-4, h. 133
menarik dari survei tersebut adalah, perbedaan keahlian, pengetahuan dan pengalaman merupakan hal yang paling membuat para manajer terkejut
terhadap pekerja. Sebanyak 35,0 persen responden mengatakan bahwa setelah kandidat
dipekerjakan, ternyata keahlian, pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki sangat berbeda dari ekspektasi awal sang manajer. Temuan lain, di Indonesia,
tantangan terbesar dalam proses seleksi dan rekrutmen yang efektif adalah jumlah kandidat yang berkualitas tidak banyak. Sebanyak 46 persen
responden mengatakan bahwa tantangan dalam proses seleksi dan rekrutmen adalah kualitas kandidat yang melamar ke organisasi mereka.
6
Kualitas SDM memang menjadi problem serius kalangan perbankan syariah. Intinya, selama ini sulit menemukan SDM yang komplet, tahu soal
muamalah sekaligus profesional sebagai bankir. Karena itu, kini berdiri banyak konsultan khusus yang fokus mengembangkan SDM syariah.
Tidak mudah mencari SDM syariah yang professional, karena pada umumnya SDM yang berada pada bank syariah berlatar belakang pendidikan
non syariah, untuk itu perbankan syariah perlu meningkatkan kualitas SDM disamping peningkatan kualitas lainnya seperti produk dan jasa perbankan.
Untuk mencetak SDM perbankan yang hebat butuh waktu bertahun-tahun. Kualitas sumber daya manusia SDM hingga saat ini masih tetap menjadi
salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh berbagai perusahaan. Tak terkecuali perbankan, baik perbankan konvensional maupun syariah.
6
“
Tantangan bank Syariah ke depan”, artikel diatas diakses pada 4 februari 2008 dari http:sinuscosinus.multiply.com
Mengingat kebutuhan SDM perbankan yang berkualitas sangat mendesak, sejumlah bank secara rutin mengadakan program training bagi karyawannya.
Training dilakukan tidak hanya di kantor, tapi juga di luar kantor, bahkan sampai ke luar negeri. Ada bank yang mendirikan pusat pendidikan dan
latihan pusdiklat sendiri. Sumber penghasil SDM perbankan di Indonesia, antara lain IBI Institut
Bankir Indonesia atau Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia LPPI, dan STIE Perbanas. Jika IBI lebih banyak berorientasi pada pengembangan
bankir-bankir profesional, maka STIE Perbanas berupaya untuk mencetak tenaga-tenaga yang handal di bidang perbankan dan keuangan. Beberapa
tahun terakhir hadir pula lembaga pendidikan yang mencoba menyiapkan SDM perbankan syariah. Sejumlah perguruan tinggi Islam seperti beberapa
Universitas Islam Negeri UIN, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE SEBI, STIE TAZKIA, dan Universitas Islam Indonesia UII membuka program S-1
atau Diploma-III perbankan syariah.
7
Untuk itu yang perlu mendapatkan perhatian dari pihak manajeman tidak harus masalah bagaimana mengemas produk perbankan, tetapi juga
Administrasi dan Sumber daya manusia SDM yang akan mengelolanya. Bagaimankah dunia perbankan mengelola SDM nya? Terutama dunia
perbankan Syariah pada PT.ssssBNI Cabang Syariah Padang, seiring dengan berkembangnya perbankan Syariah telah membawa dampak pada persaingan
7
Haryoko “Sulitnya Mencari SDM yang tepat” artikel di atas di akses pada 4 Februari 2008 dari www.replubika.co.id
diantara pelaku bisnis perbankan, para banker di tuntut untuk lebih aktif, kreatif, inovatif dan modifikasi
didalam melakukan pengembangan sumber daya manusia seiring dengan tujuan dari bank itu sendiri. Untuk memahami
keinginan dan kebutuhan bank agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dijalankan oleh sumber daya manusia yang handal, maka diperlukan Sumber
Daya ManusiaSDM yang professional dan tentunya yang sesuai dengan syariah.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas pemasalahan
penelitian yang berjudul : “Analisa terhadap Penerapan Sistem Rekrutmen SDM Pada BNI Cabang Syariah Padang ”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.