Upaya perpustakaan dalam melaksanakan literasi informasi

6. Evaluasi informasi - “Satu atau dua orang, kita perlihatkan bagaimana misalnya artikel ini ditulis oleh siapa, ee...dia sudah memenuhi syarat akademik ngga, misalnya ada abstrak, ada bibliografi, kemudian ditulis oleh siapa, kapan ee...memang kita mengenalkan limiting atau pembatasan dari tahun, other, dan sebagainya”AFD Hal tersebut di atas diperjelas dengan hasil wawancara peneliti dengan mahasiswa SPs UIN Jakarta yang pernah mengikuti program literasi informasi di perpustakaan SPs UIN Jakarta. Maka diajukan pertanyaan apakah Saudara pernah mengikuti program literasi informasi yang diadakan oleh perpustakaan Sekolah Pascasarjana ini? Tabel 6 Hasil Wawancara No. Kategori Hasil Wawancara 1. Orientasi perpustakaan - “pernah, waktu awal masuk perkuliahan” ANT - “Iya, eee…kita sebagai apa namanya mahasiswa baru baik S2 atau S3 itu di awal e…sosialisasi itu kita eee…memang dianjurkan untuk mengikuti” FLN - “Pernah, di awal ketika masuk sini. Jadi, itu termasuk dalam agenda orientasi mahasiswa baru waktu itu” ZHT 2. Penelusuran informasi - “Waktu orientasi itu untuk jurnal, kita langsung akses di perpustakaan seperti itu” ANT - “Dikenalkan dengan nama-nama jurnal yang mungkin kita akses dan bagaimana mengaksesnya” ZHT 3. Sumber informasi - “Banyak juga buku-buku disini” ANT - “Mungkin yang kitabnya memang baru-baru selesai ujian, jadi memang belum masuk ke perpustakaan” FLN - “Saat Saya mencari informasi dan Saya ingin langsung mendapatkan jurnal internasional, itu cepet dapetnya gitu” ZHT 4. Evaluasi informasi - “Membedakan mana jurnal yang resmi dan tidak resmi, dan jurnal yang otoritatif sama ngga yang otoritatif untuk yang bisa dijadikan rujukan” ZHT Dari hasil wawancara di atas, terlihat bahwa upaya pustakawan dalam melaksanakan program literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah dengan melaksanakan program, yaitu : a. Orientasi Perpustakaan 1. Pengenalan Perpustakaan Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa baru mengerti tentang konsep fisik dan non fisik perpustakaan, seperti layout perpustakaan, layanan, dan petugas perpustakaan. Program ini diberikan pada masa penerimaan mahasiswa baru, yang mengajarkan tentang fungsi dan layanan perpustakaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini : a. Mengenalkan fasilitas-fasilitas fisik gedung dan fungsinya Pustakawan menjelaskan tentang fasilitas-fasilitas yang tersedia di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, seperti : ruang pustakawan, ruang baca, ruang multimedia, mushola, toilet, dan sebagainya. b. Mengenalkan kebijakan-kebijakan perpustakaan Pustakawan menjelaskan tentang cara-cara pembuatan kartu anggota perpustakaan, jam layanan perpustakaan, dan tata tertib perpustakaan. c. Sumber Daya Manusia Pada tahap ini pemustaka dikenalkan dengan para pustakawan yang bekerja di perpustakaan Sekolah Pascasarjana, serta tugas dari masing-masing pustakawan yang ada. d. Sumber Daya Informasi Pada tahap ini pemustaka diberikan materi orientasi perpustakaan berupa pengenalan jurnal online apa saja dilanggan oleh perpustakaan dan dapat diakses oleh pemustaka. Selain itu, pemustaka juga diajarkan strategi penelusuran informasi, mulai dari penentuan topik, perumusan tesis, analisa informasi, pembuatan daftar kata kunci, pencarian di katalog; internet; database perpustakaan, evaluasi informasi, sampai pada tahap mengorganisasi informasi. 2. Pendapat Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pelaksanaan literasi informasi di perpustakaan Tabel 7 Pendapat Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta No. Kategori Hasil Wawancara 1. Keterlibatan pustakawan - “Tatkala disini perpustakaan Sekolah Pascasarjana, semuanya turun” ANT - “Langsung ketua atau pimpinan perpustakaan juga terlibat dalam hal ini” FLN - “Pustakawannya terlibat langsung dan kebetulan menjadi moderatornya juga” ZHT 2. Sikap pustakawan - “iya, mereka membantu saat ada pemustaka yang memerlukan bantuan pustakawan” ANT - “Iya, cukup baik” FLN - ”Iya, sangat user friendly” ZHT 3. Fasilitas perpustakaan - “Harus banyak meng-update buku-buku terbaru ya dan wifi sering empot-empotan gitu, hahaaa” ANT - “Cuman satu komputer untuk penelusuran. Jadi, kalau bisa ada dua atau tiga lah” FLN 4. Layanan perpustakaan - “Pengennya perpustakaan itu dibuka sampe malem, terutama yang Sekolah Pascasarjana ya” ZHT 5. Jumlah koleksi - “Iya, kalau menurut saya masih kurang” FLN “Kalau koleksi buku, Saya pikir lebih lengkapan di Perpustakaan Utama ya” ZHT 6. Praktek langsung - “Menurut Saya maksimal, karena dibantu dengan komputer. Ngga secara teori aja, praktek juga” ANT Ketiga informan mengatakan bahwa penerapan literasi informasi ini sudah maksimal dan mereka merasa sangat terbantu dalam penelusuran informasi yang mereka butuhkan berkat sikap semua pustakawan yang user friendly dan terlibat langsung dalam kegiatan orientasi perpustakaan. Selain itu, adanya praktek langsung dalam penelusuran informasi pada jurnal-jurnal yang sudah dilanggan oleh perpustakaan, membuat mahasiswa baru Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sangat antusias mengikuti program literasi informasi yang ada. Walaupun masih ada beberapa fasilitas dan layanan perpustakaan yang kurang memadai.

3. Kendala yang dihadapi pustakawan dalam pelaksanaan literasi informasi di perpustakaan

Tabel 8 Kendala Pelaksanaan Literasi Informasi No. Kategori Hasil Wawancara 1. Koneksi internet - “ee…kalau Saya lebih kepada pertama jaringan internet ya, koneksinya” AFD - “Ketika ada sumber yang bagus, dan kita tidak bisa mengakses” RFQ 2. Koleksi non cetak - “Dan ee…jurnal-jurnal yang kita langgan itu banyak juga yang tidak mengkaji tentang Islam, ada beberapa yang tampaknya harus kita miliki, tapi itu belum” AFD - “Sumber-sumber yang sifatnya seperti jurnal, belum banyak yang bisa kita langgan” RFQ 3. Penambahan ruangan - “Saya senang sekali kalau di perpustakaan ini ada ruangan khusus. Perbaikan lantai 1 dan lantai 2 ya untuk dijadikan perpustakaan” AFD 4. Status koleksi - “Kalo pemakai itu mencari di apa ya katalog di katalog itu, disitu tersedia, tapi pas dicari dirak ngga ada” NUR 5. Jumlah koleksi - “Pasti kurang, ngga pernah ada yang merasa cukup setiap perpustakaan” RFQ Ketiga informan mengatakan bahwa kendala dalam penerapan program literasi informasi ini adalah fasilitas perpustakaan yang masih kurang memadai, seperti koneksi internet, koleksi perpustakaan berupa jurnal-jurnal Islam yang belum banyak dilanggan, penambahan ruangan, dan status ketersediaan koleksi di katalog yang dikarenakan penempatan koleksi di rak yang masih tidak beraturan, serta jumlah koleksi yang kurang.

C. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan pembahasan dari hasil penelitian pada bab IV. Hasil penelitian pelaksanaan program literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu dengan melaksanakan program orientasi perpustakaan. Dimana di dalam orientasi perpustakaan, materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, biasanya diberikan ketika siswa baru memasuki suatu lembaga pendidikan bersangkutan. 29 29 Ade Abdul Hak, Pendidikan Pemakai : perubahan perilaku pada siswa madrasah dalam sistem pembelajaran berbasis perpustakaan , Perpustakaan sebagai Centre for Learning Society, Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2005, h. 103. Menurut hasil wawancara peneliti dengan informan 1 yaitu AFD, menjelaskan bahwa model literasi informasi yang digunakan di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara umum adalah model literasi informasi the big six yang dikembangkan oleh Michael B. Eisenberg dan Robert E. Berkowitz 30 , sebagaimana yang sudah peneliti jelaskan pada bab II di atas. Selain itu, tujuan dari pelaksanaan literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara umum adalah agar pemustaka dapat menelusur informasi yang dibutuhkan secara mandiri dan dapat melakukan kegiatan evaluasi terhadap informasi tersebut, serta dapat menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. Dan hal ini sesuai dengan teori standar kompetensi literasi informasi untuk perguruan tinggi, yang tertuang pada standar kedua dan ketiga. 31 Kendala yang dihadapi pustakawan dalam melaksanakan program literasi informasi di perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu fasilitas perpustakaan yang masih kurang memadai, seperti koneksi internet, koleksi perpustakaan berupa jurnal-jurnal Islam yang belum banyak dilanggan, penambahan ruangan, dan status ketersediaan koleksi di katalog, serta jumlah koleksi yang kurang. Hal ini sesuai dengan hambatan pengajaran literasi informasi pada 30 Diao Ai Lien, dkk., Literasi Informasi : tujuh langkah knowledge management Jakarta : Universitas Atma Jaya, 2010, h. 4. 31 Ida Farida, Urgensi Pengajaran Information Literacy pada Tingkat Perguruan Tinggi , Al-Maktabah, vol. 8, no. 2 Oktober 2006 : h. 36.