Tujuan perpustakaan perguruan tinggi

b. Diketahui tujuan instruksional dari mata kuliah yang diasuh oleh dosen atau asisten yang bersangkutan. c. Diketahui secara pasti strategi mengajar, kebutuhan perkuliahan dan penelitian para dosen atau asisten dan terjalin hubungan kerjasama antara perpustakaan dengan mahasiswa dari masing-masing bidang studi dengan menetapkan kebutuhan umum maupun individual sebagai persiapan tugas- tugas kelas atau penelitian lainnya. 14

B. Literasi Informasi

1. Sejarah Literasi Informasi

Seorang berkebangsaan Amerika bernama Paul Zurkowski, Presiden Information Industry Association, adalah orang pertama yang menggunakan istilah literasi informasi. Dijelaskan bahwa individu yang melek informasi adalah orang yang terlatih dalam penerapan sumber daya informasi untuk pekerjaan mereka. Mereka belajar teknik-teknik dan keterampilan- keterampilan untuk memanfaatkan cakupan yang luas dari sarana informasi sebagaimana juga sumber-sumber utama dalam memecahkan permasalahan mereka. 15 Pustakawan sudah sejak lama mempunyai perhatian terhadap isu perlunya mengajar keterampilan kepada pemakai untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Pengajaran perpustakaan sudah dimulai sejak 14 Noerhayati Soedibyo, Pengelolaan Perpustakaan jilid 1 Bandung : Alumni, 1987, h. 3. 15 Edward K. Owusu-Ansah, “Debating Definitions of Information Literacy : Enough is Enough”,” Emeraldinsight, Vol 54, no. 6 March 2005 : h. 2. tahun 1858, ketika Ralph Waldo Emerson memberikan pengajaran mengenai penggunaan perpustakaan di Harvard College. Sejak itu istilah yang digunakan untuk pengajaran keterampilan ini pun beragam, seperti : pendidikan pemakai perpustakaan, keterampilan perpustakaan, pengajaran perpustakaan, dan instruksi bibliografi. Istilah-istilah ini berkaitan dengan pengajaran perpustakaan secara tradisional. Pendekatan pengajaran tradisional didesain untuk mengajarkan mahasiswa mengenai pentingnya penggunaan perpustakaan secara efektif. Keterampilan perpustakaan yang diajarkan meliputi pengetahuan mengenai gedung, lokasi, fasilitas yang dimiliki perpustakaan serta pengetahuan bagaimana mengakses sumber-sumber yang terdapat di perpustakaan, seperti pengajaran mengenai katalog perpustakaan yang merupakan wakil dokumen dari koleksi perpustakaan, indeks terbitan berkala yang merupakan panduan mencari koleksi berkala, dan koleksi referensi. Mahasiswa juga diajarkan mengenai tajuk subjek dan kata kunci, mengenal nomor panggil buku dan menemukan buku di perpustakaan. Tujuan pengajaran keterampilan ini masih terbatas yaitu agar para mahasiswa dapat menggunakan koleksi di perpustakaan untuk tugas-tugas akademik mereka. Kini dengan kemajuan teknologi informasi, pendekatan pengajaran perpustakaan secara tradisional dianggap kurang memadai. Dan hal ini juga mempunyai pengaruh yang sangat mendalam terhadap perpustakaan akademik dan perpustakaan perguruan tinggi. Pengaruh dari perubahan-perubahan ini merupakan saat yang tepat untuk transformasi dari misi tradisional pengajaran “keterampilan perpustakaan” ke mandat pengajaran yang lebih luas yaitu “information literacy”. Pengajaran information literacy yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan beragam istilah, seperti di antaranya keberaksaraan informasi, melek informasi, keterampilan informasi, informasi literasi, dan lain sebagainya, tidak hanya terbatas pada penggunaan sumber-sumber di perpustakaan pada perguruan tinggi tetapi juga berkaitan dengan pengajaran bagaimana mengakses informasi dalam berbagai jenis, dimana saja tanpa dibatasi oleh dinding perpustakaan. 16 Setelah munculnya beragam tulisan seperti ini, banyak yang menyadari pentingnya kemampuan literasi informasi bagi masyarakat umum. Terlebih lagi dengan pesatnya teknologi yang menuntut kemampuan ini mutlak dimiliki.

2. Definisi Literasi Informasi