Hubungan Antara Jenis Kelamin Responden dengan Hepatitis Imbas OAT
4.5. Hubungan Antara Riwayat Merokok dengan Hepatitis Imbas OAT Tabel 4.6. Distribusi data kejadian hepatitis imbas OAT berdasarkan riwayat
konsumsi rokok
Klasifikasi_DIH
Total n p-value
Non DIH n
DIH 1 n
DIH 2 n
DIH 3 n
Riwayat merokok
Ya 22
32 8
62
0,005
Tidak 21
4 1
2 28
Total 43
36 9
2 90
Setelah dilakukan uji statistik chi square, terdapat 3 sel yang memiliki nilai expected count kurang dari 5 sehingga dilakukan uji alternatifnya yaitu uji
Kolmogorov-Smirnov. Dari uji statistik yang dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat
hubungan antara konsumsi rokok dengan hepatitis imbas OAT. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden yang tidak mengalami hepatitis imbas
OAT dengan riwayat merokok sebanyak 22 orang 24,4, sedangkan pada yang tidak mempunyai riwayat merokok sebanyak 21 orang 23,3. Pada hepatitis
imbas OAT derajat 1 sebanyak 32 orang 35,5 mengkonsumsi rokok, dan 4 orang 4,4 tidak mengkonsumsi rokok. Pada hepatitis imbas OAT derajat 2
terdapat 8 orang 8,8 yang mengkonsumsi rokok, dan hanya 1 orang 1,1 yang tidak mengkonsumsi rokok. Pada hepatitis imbas OAT derajat 3 terdapat 2
orang 2,2 yang tidak mengkonsumsi rokok. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan diperoleh hasil bahwa konsumsi
rokok dapat mempengaruhi hepatitis imbas OAT. Penelitian sebelumnya dikatakan bahwa rokok tidak menjadi faktor risiko untuk terjadinya hepatitis
imbas OAT secara langsung, tetapi rokok dapat memperparah gangguan fungsi hati jika dibarengi dengan pemberian alkohol.
22
Pada teori dikemukakan bahwa rokok memberikan pengaruh pada fungsi hati, dimana rokok dapat menurunkan
hepatic glutathione peroxidase yang berperan sebagai antioksidan dan antitoksin.
23
Rokok juga menurunkan aktivitas superoksida dismutase yang merupakan salah satu enzim antioksidan yang dihasilkan oleh tubuh dan paling
banyak di hati.
23
Efek negatif lain dari rokok adalah meningkatkan aktifitas lipid peroksidase, ini merupakan suatu produk dari radikal bebas.
23
Semua hal diatas akan memudahkan hati mengalami peradangan dan infeksi.
Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya bisa disebabkan oleh variasi responden yang mayoritas merupakan perokok aktif.
Dalam Islam sendiri merokok tidak dibenarkan karena banyak menimbulkan efek negatif. Utamanya efek negatif terhadap kesehatan tubuh. Dan
sebaiknya seorang umat muslim tidak melakukan kegiatan sia-sia yang membahayakan diri sendiri. Dalam surat Al-Baqarah:195 dikatakan “Janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. Seperti yang telah dilaporkan para ahli kesehatan dalam penelitian mereka bahwa rokok
menyebabkan banyak penyakit berbahaya seperti kanker, penyakit paru obstruktif kronik PPOK.