Hubungan Antara Status Gizi Terhadap Hepatitis Imbas OAT Hubungan Antara Konsumsi Obat Lain dengan Hepatitis Imbas OAT

44

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP Persahabatan dan RSPG Cisarua tahun 2013 diperoleh hasil bahwa prevalensi hepatitis imbas OAT adalah sebanyak 47 orang 52,2. Berdasarkan stadiumnya responden yang mengalami hepatitis imbas OAT derajat 1 sebanyak 36 orang 40, hepatitis imbas OAT derajat 2 sebanyak 9 orang 10, hepatitis imbas OAT derajat 3 sebanyak 2 orang 2,2, dan tidak terdapat responden dengan hepatitis imbas OAT derajat 4. 2. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia responden dengan prevalensi hepatitis imbas OAT di RSUP Persahabatan dan RSPG Cisarua tahun 2012. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin responden dengan prevalensi hepatitis imbas OAT di RSUP Persahabatan dan RSPG Cisarua tahun 2012. p value 0,003. 4. Terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi alkohol dengan prevalensi hepatitis imbas OAT di RSUP Persahabatan dan RSPG Cisarua tahun 2012. p value 0,01. 5. Terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi rokok dengan kejadian hepatitis imbas OAT p-value 0,005. 6. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit hati sebelumnya dengan prevalensi hepatitis imbas OAT di RS Persahabatan dan RSPG Cisarua tahun 2012. 7. Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian hepatitis imbas OAT di RSUP Persahabatan dan RSPG Cisarua tahun 2012 p value 0,000. 8. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi obat lain dengan prevalensi hepatitis imbas OAT di RS persahabatan dan RSPG Cisarua tahun 2012.

5.2 Saran

• Pasien yang akan mendapat terapi OAT harus ditanyakan terlebih dahulu apakah memiliki faktor risiko hepatitis Imbas OAT. • Dokter harus lebih waspada ketika meresepkan OAT 46 DAFTAR PUSTAKA 1. Brazilian Thoracic Association. Guidelines on Tuberculosis. J, Bras. Pneumol. Vol. 35 no. 10. São Paulo Oct. 2009 2. WHO Report. Global tuberculosis control: Epidemiology, strategy, financing. 411:1-301. Geneva. 2009. 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia., Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis . 2011. 4. Direktorat Jenderal PPM PLP, Departemen Kesehatan: Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis: Jakarta; 1999. 5. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2006. 6. Hussain Z, Kar P, HussainSA, Antituberculosis Drug-Induced Hepatitis: Risk Factors, Prevention, And Management. Indian J Exp Biol. 2003 7. Jasmer, R.M, Saukkonen J.J, Blumberg H.M. Short-Course Rifampicyn and Pyrazinamide Company Latent Tuberculosis Infection: A Multicenter Clinical Trial. Annals. of. Int Med, 137: 640-7. 2002. 8. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Ed.2. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2006. 9. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 4. Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006. 10. Katzung, Bertram G. Basic clinical pharmacology 10 th ed. McGraw Hill Lange ebook. San francisco.2006. 11. Kishore P.V, Palaian, Paudel R, Mishra P, Shankar, Prabhu. Drug Induced Hepatitis With Anti-Tubercular Chemotherapy: Challenges and Difficulties in treatment: Kathmandu University Medical Journal, Vol. 5, No. 2, Issue 18, 256-260 ; 2007. 12. Ramdhani Meivina P, Alwinsyah, Keliat E, Zuhriat. Pengenalan Kembali Obat Anti Tuberkulosa Pada Penderita Hepatitis Imbas Obat Akibat Obat Anti Tuberkulosa. 2011. 13. O.A Marzuki, A.R Fauzi, Ayoub S, Kamarul Imran M. Prevalences and Risk Factors Of Anti-Tuberculosis Drug-Induced Hepatitis in Malaysia: Department of Medicine, School of Medical Sciences, UniversitiSains Malaysia Health Campus, KubangKerian 16150, Malaysia ; 2008. 14. J. Jussi, Saulkonen, L. David. American thoracic society document; Hepatotoxicity Of Anti-Tuberculosis Therapy. 2006. 15. Wing wai yew, Leung chi-chiu. Antituberculosis Drugs and Hepatotoxicity; Grantam Hospital, China ; 2007. 16. Van Crevel R, Alisjahbana B, de lange, Low Plasma Concentrations Of Rifampicin In Tuberculosis Patients In Indonesia. 2002. 17. Shakya Rajani, Rao B.S, Shrestha Bhawna. Evaluation of risk factors for antituberculosis drugs-induced hepatotoxicity in Nepalese population. Kathmandu University Journal Of Science, Engineering and Technology Vol.II, No.1, February, 2006. 18. Kerksick Chad, Darryn Willoughby. The Antioxidant Role of Glutathione amd N-Acetylcysteine supplements and Exercises-Induced Oxidative Stress; Journal of the International Society of Sports Nutrition, 2005. 19. Butura Angelica. Drug and Alcohol Induced Hepatotoxicity. Karolinka Institutet, Stokholm. 2008. 20. JG Stine, P.Sateesh, J.H Lewis. Drug Induced Liver Injury In The Elderly. Division of Gastroenterology, Hepatology Section, Department of Internal Medicine, Georgetown University Hospital, Washington, DC 20007, USA. 2013. 21. Alimahassenali, Tefera Belachew, Almeshet Yami. Anti-Tuberculosis Drug Induced Hepatotoxicity among TBHIV Co-Infected Patients at Jimma University Hospital. Ethiopia Nested Case-Control Study. 2013. 22. Wannamethesee SG, Shaper SG, Cigarettesmoking and serum liver enzymes: the role of alcohol and inflammation. Department of Primary Care and Population Health. London. 2010. 23. Kumar Pramod Avti, Kumar Surender, Mohanpathak Chander, Kim Vaipei. Smokeless tobacco impairs the antioxidant devense in liver, lung, and kidney of rats. Oxford. 2005.