4.3 Dominansi Jenis
Dominansi suatu jenis tumbuhan memperlihatkan peranannya dalam komunitas. Ukuran dominansi dapat dinyatakan dengan beberapa parameter, salah satunya adalah Indeks Nilai
Penting INP, di mana nilai penting itu pada tingkatan pohon dan tiang didapat dari hasil penjumlahan kerapatan relatif KR, frekuensi relatif FR dan dominansi relatif DR. Menurut
Kusmana 1997, dalam penelitian ekologi hutan pada umumnya para peneliti ingin mengetahui spesies tumbuhan yang dominan yang memberi ciri utama terhadap fisiognomi suatu komunitas
hutan. Spesies tumbuhan yang dominan dalam komunitas dapat diketahui dengan mengukur dominansi tersebut. Berdasarkan hasil penghitungan Indeks Nilai Penting INP setiap jenis
spesies pohon pada lokasi penelitian, INP yang tertinggi ditempati oleh Styracaceae sebesar 102.02 , dan terendah adalah Ulmaceae sebesar 0.66 , sedangkan untuk tiang INP tertinggi
adalah Styracaceae sebesar 50.54 , dan terendah adalah Ebenaceae sebesar 0.78 . Jadi tegakan hutan di TWA Deleng Lancuk Kabupaten Karo didominasi oleh Styracaceae Tabel 3 .
Tabel 3. Indeks Nilai penting 10 Tingkat pohon dan Tingkat Tiang di kawasan TWA Deleng Lancuk Kabupaten Karo
No. A.Tkt pertumbuhan pohon
Spesies INP
1 Styracaceae
Styrax benzena 102.02
2 Myrtaceae
Eugenia sp1 17.26
3 Baccauraceae
Baccaurea sp. 13.97
4 Sapotaceae
Chrysophyllum sp2 11.92
5 Dipterocarpaceae
Hopea sp1 10.51
6 Lauraceae
Litsea sp. 10.41
7 Clusiaceae
Garcinia farbesii 9.39
Universitas Sumatera Utara
8 Styracaceae
Styrax sp. 9.24
9 Myrtaceae
Eugenia sp2 8.16
10 Theaceae
Schima sp1. 7.26
No B.Tkt pertumbuhan tiang
Spesies INP
1 Styracaceae
Styrax benzena 50.54
2 Rubiaceae
Randia sp. 48.35
3 Styracaceae
Styrax sp. 30.22
4 Lauraceae
Litsea sp. 12.2
5 Clusiaceae
Garcinia sp. 9.23
6 Theaceae
Schima sp2 7
7 Myrtaceae
Syzigium sp1 6.81
8 Baccaureaceae
Baccaurea sp. 6.08
9 Myrtaceae
Eugenia sp1 5.97
10 Clusiaceae
Garcinia farbesii 5.74
Berdasarkan informasi masyarakat sekitar bahwa sebelum ditetapkan menjadi daerah konservasi, sebagian daerah tersebut dulunya merupakan daerah perladangan penduduk yang
ditanami tanaman kemenyan oleh masyarakat. Hal ini membuat tumbuhan ini banyak terdapat di kawasan ini. Menurut Indriyanto 2006, pada suksesi sekunder, habitat awal mempunyai
substrat yang sama dengan sebelum mengalami gangguan, demikian juga bakal kehidupan yang berkembang sebagian berasal dari luar dan sebagian lagi dari dalam habitat itu sendiri.Jika hutan
hujan tropis mengalami kerusakan oleh alam atau manusia, misalnya longsor, perladangan atau penebangan maka suksesi sekunder yang terjadi biasanya dimulai dengan vegetasi rumput atau
semak.Kalau keadaan tanahnya tak banyak menderita kerusakan oleh erosi, maka sesudah 15- 20 tahunakan terjadi hutan sekunder muda, dan sesudah 50 tahun akan terjadi hutan sekunder tua
Universitas Sumatera Utara
yang secara berangsur-angsur akan mencapai klimaks Indrawan dan Soerianegara, 1998. Tanaman Styrax spp kemenyan tumbuh baik pada kondisi alam seperti faktor fisik lingkungan
TWA Deleng Lancuk pada Tabel 1. Styracaceae dapat tumbuh pada habitat yang bervariasi yaitu mulai dari dataran rendah sampai hutan pegunungan dengan ketinggian 1600 mdpl dan dapat
tumbuh pada hutan primer campuran, umumnya pada tanah subur Steenis, 1987. Kemenyan juga dapat tumbuh pada tanah-tanah tinggi yang berpasir maupun lempung rendah, di hutan
alam, tapi secara umum kemenyan menghendaki tanah yang memiliki kesuburan yang baik.
4.4. Indeks Keanekaragaman dan Indeks Equitabilitas Kemerataan.