Di Laboratorium
Setelah pengamatan di lapangan berakhir, spesimen tumbuhan yang telah dikoleksi dibawa ke laboratorium dan dibuka kembali. Kertas korannya diganti dengan kertas koran yang
baru. Kemudian disusun kembali untuk dikeringkan dalam oven pengering dengan temperatur ± 60
C selama 48 jam. Spesimen yang telah benar-benar kering dibuat herbarium dan diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi.
3.7. Analisis Data
Analisis Vegetasi Data vegetasi yang dikumpulkan dianalisis untuk mendapatkan nilai Kerapatan Relatif
KR, Frekuensi Relatif FR, Dominansi Relatif DR, Indeks Nilai Penting INP, Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman, dari masing-masing lokasi penelitian. Untuk analisis
vegetasi pohon, nilai INP terdiri dari KR, FR, dan DR, dianalisis menurut buku acuan Ekologi Hutan Indriyanto, 2006.
Jumlah individu a. Kerapatan K =
Luas petak contoh K suatu jenis
Kerapatan relatif KR = x 100 K total seluruh jenis
Jumlah petak contoh ditemukannya suatu spesies
b. Frekuensi F = Jumlah seluruh petak contoh
F suatu spesies Frekuensi relatif FR =
x 100
Universitas Sumatera Utara
F seluruh spesies Luas bidang dasar suatu spesies
c. Dominansi D =
Luas petak contok
D suatu spesies Dominansi relatif =
x 100 D seluruh spesies
d. Indeks nilai penting INP = KR + FR + DR
e. Indeks Keanekaragaman
H
i
= - ∑ pi ln pi
Ni Pi = —
N
dengan : Ni = Jumlah individu suatu jenis.
N = Jumlah total individu seluruh jenis. Pi = Ratio jumlah species dengan jumlah total individu dari
seluruh spesies. Menurut Mason 1980, jika nilai Indeks Keanekaragaman lebih kecil dari 1 berarti
keanekaragaman jenis rendah, jika diantara 1-3 berarti keanekaragaman jenis sedang, jika lebih besar dari 3 berarti keanekaragaman jenis tinggi.
Universitas Sumatera Utara
a. Indeks Kemerataan
H
1
E = H maks
Keterangan: E = Indeks kemerataan
H
1
= Indeks keanekaragaman H maks = Indeks keragaman maksimum, sebesar Ln S
S = Jumlah genusjenis
Krebs 1985, menyatakan bahwa Indeks Kemerataan rendah apabila 0 E 0,5 dan kemerataan tinggi apabila 0,5 E 1.
Karbon Tersimpan
Karbon tersimpan dianalisis berdasarkan Persamaan Allometrik Ketterings Hairiah dan
Rahayu, 2007. BK : 0,11 x ρ x D
2,62
Keterangan : BK : Berat kering kg
ρ : Berat jenis kayu g cm
-3
D : Diameter pohon cm Berat jenis kayu
ρ diperoleh dari Wood Density Databse dan identitas spesies menggunakan Sofware Agroforestree Database South-East Asia Version 2.0.5128 yang
dikembangkan oleh World Agroforesty Center ICRAF www.worldagroforestry.org.
Universitas Sumatera Utara
Total Biomassa = BK
1
+ BK
2
+ .......BK
n
. Total Biomassa
Biomassa per satuan luas = Luas area m
2
Karbon tersimpan = Biomassa per satuan luas x 0,46
C tersimpan TWA Deleng Lancuk = C tersimpan per hektare x Luas kawasan
Untuk menghitung kemampuan Tegakan hutan mengurangi akumulasi gas CO
2
dari udara digunakan persamaan :
C +
1 2
O
2
CO CO +
1 2
O
2
CO
2
Artinya bila satu juta metrik ton karbon equivalen dengan 3,670 juta metrik ton CO
2
Anonim, 1997 atau dapat dikatakan bila satu atom karbon dioksidasi sempurna oleh 2 atom O oksigen , maka berat satu gram atom C akan menghasilkan 3.67 gram CO
2.
. Jumlah Gas CO
2
yang dapat diserap oleh tegakan hutan adalah jumlah karbon tersimpan gr dikali dengan 3.67.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas Sumatera Utara
4.1 Hasil pengukuran faktor fisik