potensi karbon tersimpan yang terdapat di dalamnya. Hal ini diperlukan untuk kepentingan pengelolaannya.
1.2 . Permasalahan
Taman Wisata Alam Deleng Lancuk memiliki letak yang strategis karena berada di sekitar kawasan perlindungan yang berfungsi sebagai penyangga ekosistem sekitarnya dan penyumbang
efek jasa lingkungan bagi masyarakat. Hingga saat ini belum diperoleh data tentang potensi karbon dan kekayaan vegetasi yang ada di TWA ini. Oleh karena itu permasalahan di sini dapat
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah keanekaragaman vegetasi tegakan hutan dan potensi kandungan karbon
tersimpan di hutan Taman Wisata Alam TWA Deleng Lancuk ?
1.3. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman tegakan hutan, potensi kandungan karbon tersimpan pada tegakan hutan dan kemampuan tegakan hutan di Taman
Wisata Alam Deleng Lancuk untuk menyerap gas CO
2
dari udara.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi bagi peneliti dan instansi terkait dalam rangka pengelolaan dan pengembangan mengenai keadaan dan kelimpahan vegetasi serta
potensi karbon tersimpan pada tegakan pohon di hutan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk.
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan
Hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh pohon-pohon yang menempati suatu tempat dimana terdapat hubungan timbal balik antara tumbuhan tersebut
dengan lingkungannya. Pepohonan yang tinggi sebagai komponen dasar dari hutan memegang peranan penting dalam menjaga kesuburan tanah dengan menghasilkan seresah sebagai sumber
hara penting bagi vegetasi hutan Ewise, 1990.
Hutan memberi pengaruh pada sumber alam yang lain. Pengaruh ini melalui 3 faktor lingkungan yang saling berhubungan, yaitu : iklim, tanah dan pengadaan air di berbagai wilayah,
misalnya di wilayah pertanian. Pada saat ini daerah hutan tropik yang terbesar dan masih cukup baik di Asia Tenggara, terutama di Indonesia dijumpai di pulau Sumatera, Kaimantan, Sulawesi
dan Irian Jaya Soeriaatmadja, 1981. Hutan alami merupakan penyimpan karbon C tertinggi bila dibandingkan dengan
sistem penggunaan lahan pertanian, dikarenakan keragaman pohon yang tinggi Hairiah dan Rahayu, 2007. Hutan-hutan Indonesia menyimpan jumlah karbon yang sangat besar. Menurut
FAO, jumlah total vegetasi hutan Indonesia meningkat lebih dari 14 miliar ton biomassa, jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia dan setara dengan 20 biomassa di seluruh
hutan tropis di Afrika. Jumlah biomassa ini secara kasar menyimpan 3,5 milliar ton karbon FWI, 2003.
Menurut Daniel et al. 1992 menyatakan bahwa hutan memiliki beberapa fungsi bagi kehidupan manusia antara lain: 1 pengembangan dan penyediaan atmosfir yang baik dengan
komponen oksigen yang stabil, 2 produksi bahan bakar fosil batubara, 3 pengembangan
Universitas Sumatera Utara
dan proteksi lapisan tanah, 4 produksi air bersih dan proteksi daerah aliran sungai terhadap erosi, 5 penyediaan habitat dan makanan untuk binatang, serangga, ikan, dan burung, 6
penyediaan material bangunan, bahan bakar dan hasil hutan, 7 manfaat penting lainnya seperti nilai estetis, rekreasi, kondisi alam asli, dan taman. Semua manfaat tersebut kecuali produksi
bahan bakar fosil, berhubungan dengan pengolahan hutan.
2.2. Ekosistem Hutan Hujan tropis