Karbon Tersimpan Keanekaragaman Tegakan Hutan Dan Potensi Kandungan Karbon Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pada lokasi penelitian didapat indeks keanekaragaman pohon sebesar 3.31 dan nilai keanekaragaman tiang sebesar 3.65. Hal ini menunjukkan jumlah jenis diantara jumlah total individu seluruh jenis yang ada termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini sesuai dengan kondisi lingkungan TWA Deleng Lancuk yang mendukung terbentuknya hutan tropis yang memiliki keanekaragaman jenis vegetasi tinggi. Menurut Mason 1980, jika nilai Indeks Keanekaragaman lebih kecil dari 1 berarti keanekaragaman jenis rendah, jika diantara 1-3 berarti keanekaragaman jenis sedang, jika lebih besar dari 3 berarti keanekaragaman jenis tinggi. Nilai indeks kemerataan didapat dengan membandingkan nilai H’ dengan total jumlah jenis atau genus ln S yang terdapat pada suatu lokasi. Krebs 1985, menyatakan bahwa Indeks Kemerataan rendah 0E0,5 dan kemerataan tinggi apabila 0,5E1. Indeks Kemerataan pohon sebesar 0.78, serta indeks Kemerataan tiang 0.84. Berdasarkan nilai E yang didapat berarti nilai kemerataan tegakan tumbuhan pada TWA Deleng Lancuk Kabupaten Karo termasuk dalam kategori tinggi. Kondisi suhu dan kelembaban yang merata serta ketinggian yang hampir sama mengakibatkan penyebaran jumlah dan jenis tanaman juga merata pada kawasan TWA deleng lancuk.Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman dan kemerataan tegakan hutan di TWA Deleng Lancuk termasuk kategori tinggi.

4.4 Karbon Tersimpan

Nilai karbon tersimpan ditentukan dengan pengukuran biomassa pohon. Karbon tersimpan merupakan 46 dari Biomassa yang diukur. Biomasa dalam berat kering dihitung menggunakan allometric equation berdasarkan diameter batang setinggi 1,3 m di atas permukaan tanah. Dari penelitian yang dilakukan didapat hasil sebagai berikut : Tabel 5. Daftar Kandungan Biomassa tegakan Tonha dan karbon tersimpan pada tegakan di TWA Deleng Lancuk Kabupaten Karo Universitas Sumatera Utara Biomasa Karbon No Tingkat Pertumbuhan TonHa TonHa 1 Pohon 440.87 202.80 2 Tiang 126.43 58.16 Total 567.30 260.96 Dari Tabel 5 terlihat jumlah karbon tersimpan tegakan hutan pohon dan tiang adalah 260.96 atau sama dengan 261 tonHa. Jumlah total Karbon tersimpan di kawasan TWA deleng Lancuk adalah jumlah karbon tersimpan per ha dikalikan dengan luas kawasan 335 Ha = 261 x 335 = 87.435 ton. Kandungan karbon ini termasuk tinggi Jika dibandingkan dengan penelitian sejenis, antara lain: Bakri 2009, melaporkan hasil kandungan karbon di Taman Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir sebanyak 95,82 tonHa; Choiruddin 2009, melaporkan hasil penelitian kandungan karbon pada hutan rakyat jenis Akasia Acacia auriculiformis di desa Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul Pripinsi D.I.Yogyakarta sebanyak 14.40 tonHa; Badriyah 2008 melaporhan hasil penelitian Penaksiran Potensi Kandungan Karbon Jenis Mahoni di Hutan Rakyat Desa Jatimulyo Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa tengah sebanyak 2.31 tonHa ; Rajagukguk 2007 melaporkan hasil penelitian Kandungan Karbon Pohon Pinus Pinus merkusii di KPH Kedu Utara, Magelang Jawa tengah sebanyak 21.006 tonHa. Penelitian ini meliputi seluruh jenis pohon dan tiang sehingga kandungan karbon yang diperoleh lebih tinggi. Tanaman yang tumbuh di hutan merupakan tempat penimbunan atau penyimpanan C C sink yang jauh lebih besar daripada tanaman semusim. Oleh karena itu hutan alami dengan keragaman jenis pepohonan berumur panjang dan seresah yang banyak merupakan gudang penyimpanan C tertinggi baik di atas maupun di dalam tanah. Mengukur Universitas Sumatera Utara jumlah C yang disimpan dalam tubuh tanaman hidup biomassa pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya CO 2 yang diserap oleh tanaman. Hairiah dan Rahayu, 2007 Dalam hal pengurangan akumulasi gas CO 2 di udara, dapat dijelaskan dengan persamaan reaksi: C + 1 2 O 2 CO CO + 1 2 O 2 CO 2 ----------------------------------------------------------------------------- + C + O 2 CO 2 Diketahui Ar C=12, O=16 Rumus: Mol= grMr Massa gr = Mol x Mr 1 gr C=1Ar C=112 mol Mol C = 112 mol, maka mol CO 2 = 112 mol 112 mol CO 2 = 112 x Mr CO 2 =112 x 44 = 3,67 gr Berarti 1 gr C equivalen dengan 3,67 gr CO 2 Berdasarkan persamaan reaksi di atas, 1 mol C equivalen dengan 1 mol CO 2. Artinya bila satu atom karbon dioksidasi sempurna oleh 2 atom O oksigen , maka berat satu gram atom C akan menghasilkan 3.67 gram CO 2. Dengan demikian tegakan hutan pohon dan tiang di TWA Deleng Lancuk Kabupaten Karo mampu mengurangi akumulasi gas CO 2 di udara sebesar 320 886,45 ton dengan menyerap gas tersebut pada proses fotosintesis.Karbon yang diserap oleh tanaman disimpan dalam bentuk biomassa kayu, sehingga cara yang paling mudah untuk Universitas Sumatera Utara meningkatkan cadangan karbon adalah dengan menanam dan memelihara pohon Hairiah dan Rahayu, 2007. Melihat begitu besarnya potensi penyerapan karbon oleh tegakan hutan membuktikan bahwa Taman Wisata Alam Deleng Lancuk mempunyai peranan yang besar dalam mengendalikan pemanasan global. Bisa dibayangkan apabila Taman Wisata Alam Deleng Lancuk mengalami kerusakan, maka sekitar 320 886,45 ton gas CO 2 akan menambah akumulasi karbon di alam. Selain itu lingkungan sekitar kawasan akan mengalami gangguan ekologis mengingat kawasan tersebut merupakan kawasan penyangga bagi lingkungan sekitarnya. Universitas Sumatera Utara V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan