lain dengan pemberian medikamentosa, fisioterapi, tirah baring, dan pemakaian korset. Penderita kemudian pulang dengan keadaan berobat jalan PBJ.
6.15. Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita NPB berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2009 dapat dilihat pada gambar 6.12
27.9 25.8
46.3
PBJ PAPS
Sembuh
Gambar 6.12. Diagram Pie Proporsi Penderita NPB Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2009
Berdasarkan gambar 6.12 dapat dilihat bahwa proporsi keadaan sewaktu pulang penderita NPB yang tertinggi adalah pulang dengan berobat jalan dengan proporsi
46,3. Tingginya proporsi penderita NPB yang pulang berobat jalan PBJ kemungkinan
disebabkan rasa nyeri yang sudah berkurang dan dapat beraktivitas, sehingga pasien berinisiatif untuk berobat jalan, dimana pengobatan berupa terapi fisik atau fisioterapi
dapat dilakukan dari rumah, sekaligus mengurangi beban biaya karena rawat inap.
Universitas Sumatera Utara
6.16. Analisa Statistik
6.16.1. Umur Berdasarkan Klasifikasi NPB
Proporsi umur penderita NPB yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2009 berdasarkan klasifikasi NPB dapat dilihat pada gambar 6.13.
36.1 53.8
35.2 30.8
28.7 15.4
10 20
30 40
50 60
NPB Mekanikal NPB Non mekanikal
Klasifikasi NPB P
ro p
o rs
i
45 46-65
65
Gambar 6.13. Diagram Batang Proporsi Umur Penderita NPB Berdasarkan
Klasifikasi NPB Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2009
Berdasarkan gambar 6.13 dapat dilihat pada klasifikasi NPB Mekanikal, proporsi tertinggi berada pada kelompok umur 45 tahun 37. Pada klasifikasi NPB
Nonmekanikal, proporsi tertinggi berada pada kelompok umur 45 tahun 53,8. Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 yang
berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi umur berdasarkan klasifikasi NPB.
Tingginya NPB Mekanikal kategori umur 45 tahun dapat dikaitkan dengan aktivitas penderita yang membutuhkan mobilitas dan pergerakan yang tinggi dalam
melaksanakan pekerjaanya dimana umur 45 tahun merupakan usia produktif sehingga lebih sering mengalami trauma dan gangguan mekanik 50 bila dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
umur 45 tahun. Sedangkan tingginya proporsi NPB Nonmekanikal pada umur 45 tahun, terjadi karena kelainan alat viseral dan retroperitoneum yang tinggi 56,7 pada
umur 45 tahun. Hal ini dapat dikaitkan dengan tingginya proporsi perempuan yang berisiko terhadap kelainan viseral dan retroperitoneum karena faktor menstruasi dan
kehamilan.
6.16.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Klasifikasi NPB
Proporsi jenis kelamin penderita NPB yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2009 berdasarkan klasifikasi NPB dapat dilihat pada
gambar 6.14.
33.3 43.6
66.7 56.4
10 20
30 40
50 60
70 80
NPB Mekanikal NPB Non mekanikal
Klasifikasi NPB P
ro p
o rs
i
Laki-laki Perempuan
Gambar 6.14. Diagram Batang Proporsi Jenis Kelamin Penderita NPB
Berdasarkan Klasifikasi NPB Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2009
Berdasarkan gambar 6.14 dapat dilihat pada klasifikasi NPB Mekanikal, proporsi tertinggi adalah yang perempuan 66,7. Demikian juga pada klasifikasi NPB
Nonmekanikal, proporsi tertinggi adalah yang perempuan 56,4.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 yang berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin
berdasarkan klasifikasi NPB. Tingginya NPB Mekanikal dan Nonmekanikal pada perempuan terjadi karena
tingginya proporsi perempuan pada semua kategori penyebab NPB antara lain degenerasi 66,1, trauma dan gangguan mekanik 64,6, gangguan metabolik 100, kelainan
alat visera dan retroperitoneum 53,3, problem psikoneurotik 100 dan radang 100.
6.16.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Klasifikasi NPB
Proporsi lama rawatan rata-rata penderita NPB yang dirawat inap berdasarkan klasifikasi NPB di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2009 dapat dilihat
pada gambar 6.15.
5.82 7.19
2 4
6 8
NPB Non mekanikal
NPB Mekanikal
K lasi
fi kasi
N P
B
Lam a raw atan rata-rata hari
Gambar 6.15. Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Penderita NPB
Berdasarkan Klasifikasi NPB Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2009
Berdasarkan gambar 6.15 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita
NPB dengan klasifikasi NPB Mekanikal adalah 7,19 hari, lama rawatan rata-rata penderita NPB dengan klasifikasi NPB Nonmekanikal adalah 5,82 hari 6 hari.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji t-test diperoleh p0,05 artinya secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata
berdasarkan klasifikasi NPB. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan klasifikasi NPB tidak menentukan lamanya penderita dirawat di rumah sakit.
Lamanya waktu perawatan yang dibutuhkan oleh penderita NPB dipengaruhi oleh ada tidaknya ketidakstabilan anatomik penderita. NPB pada penderita dengan jaringan
normal, dapat sembuh dalam kurun waktu 6-12 minggu, jika terjadi ketidakstabilan patoanatomik maka NPB membutuhkan waktu lebih 3 bulan untuk sembuh.
34
6.16.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi lama rawatan rata-rata penderita NPB yang dirawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2009 dapat
dilihat pada gambar 6.16.
5.12 6.24
8.18
2 4
6 8
10 PAPS
Sembuh PBJ
Lama Raw atan rata-rata
Gambar 6.16. Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Penderita NPB
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2009
Berdasarkan gambar 6.16 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita
NPB dengan keadaan pulang berobat jalan PBJ adalah 8,18 hari 8 hari, lama rawatan rata-rata penderita NPB dengan keadaan pulang atas permintaan sendiri PAPS adalah
Universitas Sumatera Utara
6,24 hari 6 hari, dan lama rawatan rata-rata penderita NPB dengan keadaan pulang sembuh adalah 5,12 hari 5 hari.
Berdasarkan hasil test of homogenecity of variance diperoleh nilai p0,05 yang berarti memiliki varians yang berbeda sehingga tidak dapat dilakukan uji Anova,
kemudian dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p0,05 artinya ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita NPB yang dirawat inap
berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Hal ini menunjukkan lama rawatan rata-rata penderita NPB yang pulang berobat jalan PBJ relatif lebih lama dibandingkan Pulang
Sembuh dan yang Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS. Sebagian besar pasien NPB dapat sembuh dengan cepat. Secara keseluruhan, 60-
70 sembuh dalam 6 minggu, 80-90 sembuh dalam 12 minggu. Setelah 12 minggu penyembuhan menjadi lambat dan tidak dapat dipastikan.
8
Universitas Sumatera Utara
6.8.6. Klasifikasi NPB Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi klasifikasi penderita NPB yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2009 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat
pada gambar 6.17.
73.5 80.5
65.8
26.5 19.5
34.2
10 20
30 40
50 60
70 80
90
PBJ PAPS
Sembuh
Keadaan Sewaktu Pulang P
ro p
o rs
i
NPB Mekanikal NPB Nonmekanikal
Gambar 6.17. Diagram Batang Proporsi Klasifikasi NPB Penderita NPB Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2009
Berdasarkan gambar 6.17 dapat dilihat pada penderita NPB dengan keadaan pulang berobat jalan PBJ, pulang atas permintaan sendiri PAPS dan yang pulang
sembuh, masing –masing proporsi tertinggi disebabkan oleh NPB Mekanikal. Hasil analisa statistik menggunakan chi-square diperoleh nilai p0,05 yang
berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi klasifikasi NPB berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
Proporsi pulang sembuh untuk penderita NPB Nonmekanikal pada umumnya lebih tinggi daripada penderita NPB Mekanikal. Hal ini terjadi karena tidak adanya
gangguan struktur anatomik seperti halnya NPB Mekanik yang membutuhkan waktu yang lebih lama dan penatalaksanaan medis yang lebih kompleks untuk kembali normal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan