Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
b. Prosedur Pelaksanaan Pendaftaran Tanah yang Diterapkan Oleh BPN Provinsi Sumatera Utara
Sesuai ketentuan Pasal 19 UUPA Penyelenggara Pendaftaran Tanah
adalah Pemerintah, dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional. Sementara itu
Pelaksana Pendaftaran Tanah adalah Kepala Kantor Pertanahan. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh Pejabat Pembuat
Akta Tanah PPAT dan pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu menurut PP No. 24 Tahun 1997 dan Peraturan
Perundang-undangan lain yang bersangkutan. Misalnya pembuatan akta PPAT Sementara, pembuatan Akta Ikrar Wakaf, pembuatan Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan SKMHT oleh Notaris, pembuatan Risalah Lelang oleh Pejabat Lelang, dan ajudikasi dalam Pendaftaran Tanah secara Sistematik oleh Panitia
Ajudikasi. Menurut ketentuan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 yang terkait segi administratif disebutkan sebagai data Yuridis, sedangkan segi Teknisnya disebutkan sebagai data fisik. Data yuridis maksudnya ada
keterangan status hukum mengenai bidang tanah yang didaftar, pemegang hak dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya. Bila dinyatakan
sebagai status hukum bidang tanah yang terdaftar, berarti terdapat bukti yang menunjukkan adanya hubungan hukum antara orang dengan tanahnya. Adanya
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
bukti hubungan hukum tersebut kemudian diformalkan bukan dilegalisasi melalui pendaftaran tanah.
18
Berikut ini adalah Prosedur Pelaksanaan Pendaftaran Tanah yang Diterapkan Oleh BPN Provinsi Sumatera Utara yaitu dengan dua cara yaitu :
Disebutkan memformalkan bukan melegalisasi karena kegiatan pendaftaran tanah yang dilaksanakan oleh instansi Badan Pertanahan Nasional
belum pada posisi pemberian jaminan kebenaran materil dari pemilikan tanah seseorang, tetapi hanya sampai pada pembenaran atau pengukuhan dari bukti
formal yang disampaikan oleh pihak yang mengajukan permohonan hak atas bukti-bukti tertulis yang diterbitkan oleh pejabat yang diberikan kewenangan
untuk itu yang diajukan oleh pemohon sebagai bukti adanya penguasaan atau alas hak atau hubungan hukum antara orang yang bersangkutan dengan tanahnya.
Kegiatan pendaftaran tanah yang memformalkan pemilikan tanah baik yang berdasarkan bukti-bukti pemilikan maupun penguasaan atas tanah selain
menyangkut aspek yuridis dan aspek teknis, juga pelaksanaan pendaftaran tanah terkait dengan tugas-tugas keadministrasian. Dengan kata lain dalam kegiatan
pendaftaran taanh terdapat tugas-tugas penata-usahaan , seperti dalam penetapan hak-hak atas tanah dan pendaftaran peralihan hak tanah. Bahkan dapat dikatakan
bahwa kegiatan yang menyangkut aspek yuridis atau pegumpulan data yuridis sampai kepada penerbitan buku tanah, sertifikat dan daftar umum lainnya serta
pencatatan perubahan di kemudian hari hampir seluruhnya menyangkut tugas- tugas administrasi.
18
Lubis, Mhd. Yamin; Lubis, Abd. Rahim; Hukum Pendaftaran Tanah, CV. Mandar Maju,
Bandung, 2008, Hal. 78
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
1. Pendaftaran Tanah Secara Sistematik 2. Pendaftaran Tanah Secara Sporadik
1. Pendaftaran Tanah Secara Sistematik Pendaftaran Tanah Secara Sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah
tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah tatau bagian wilayah
suatu desa kelurahan. Pendaftaran tanah secara sistematik didasarkan pada suatu rencana kerja dan dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan atas prakarsa
Pemerintah, maka kegiatan tersebut didasarkan pada suatu rencana kerja yang ditetapkan oleh Menteri.
Berikut ini merupakan Tahapannya Sesuai dengan Permen-Agra Ka. BPN No. 31997 :
a. Penetapan Lokasi Oleh Menteri atas usul Kepala Kantor Wilayah b. Persiapan
Kepala Kantor Pertanahan menyiapkan peta dasar pendaftaran berupa peta dasar yang berbentuk peta garis atau peta foto.
c. Pembentukan Panitia Ajudikasi dan Satuan Tugas Satgas Ajudikasi adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses
pendaftaran tanah untuk pertama kali, meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek
pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftaran tanahnya.
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
Dalam melaksanakan Pendaftaran Tanah secara sistematik, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh Panitia Ajudikasi yang dibentuk oleh Menteri atau
pejabatyang ditunjuk. d. Penyuluhan Wilayah
Sebelum dimulainya ajudikasi diadakan penyuluhan diwilayah atau bagian wilayah desa kelurahan yang bersangkutan mengenai pendaftaran tanah secara
sistematik oleh Kepala Kantor Pertanahan dibantu panitia ajudiaksi yang yang bertujuan memberitahukan kepada pemegang hak atau kuasanya, atau pihak lain
yang berkepentingan bahwa di desa kelurahan tersebut akan diselenggarakan pendaftaran tanah secara sistematik.
e. Pengumpulan data fisik Bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batas selanjutnya diukur
dan dipetakan dalam peta dasar pendaftaran. Jika dalam wilayah yang dimaksud belum tersedia peta dasar pendaftaran maupun peta lainnya, pembuatan peta dasar
pendaftaran dilakukan bersamaan dengan pengukuran dan pemetaan bidang tanah yang bersangkutan.
Kegiatan yang tercakup dalam pengumpulan dan pengolahan data fisik yaitu :
a Pengukuran dan pemetaan b Pembuatan peta dasar pendaftaran
c Penetapan batas bidang-bidang tanah d Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan peta
pendaftaran
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
e Pembuatan daftar tanah dan f Pembuatan surat ukur
f. Pengumpulan dan Penelitian Data Yuridis Pengumpulan alat-alat bukti kepemilikan atas penguasaan tanah, baik
bukti tertulis maupun bukti tidak tertulis berupa keberatan saksi dan atau keterangan yang bersangkutan, yang ditunjukkan oleh pemegang hak atas tanah
atas kuasanya atau pihak lain yang berkepentingan kepada panitia ajudikasi. a. Hak atas tanah baru dibuktikan dengan:
Penetapan Pemberian hak dari Pejabat yang berwenang memberikan hak yang bersangkutan menurut Ketentuan
yang berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dari tanah Negara atau tanah hak pengelolaan
Asli Akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik kepada penerima hak yang
bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik
hak pengelolaan dibuktikan dengan penetapan pemberian hak pengelolaan oleh Pejabat yang berwenang
tanah wakaf dibuktikan dengan akta ikrar wakaf hak milik atas satuan rumah susun dibuktikan dengan akta
pemisahan
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
pemberian hak tanggungan dibuktikan dengan akta pemberian hak tanggungan
b. Pembuktian Hak Lama Konversi Hak Atas Tanah Konversi hak atas tanah dikenal sebagai istilah yang diciptakan oleh
UUPA yakni dalam Bagian Kedua mengenai Ketentuan-ketentuan Konversi. Sungguhpun UUPA sendiri tidak memberikan defenisi tentang konversi ini.
Menurut AP. Parlindungan, pengertian Konversi Hak Atas Tanah adalah bagaimana pengaturan dari hak-hak tanah yang ada sebelum berlakunya UUPA
untuk masuk dalam sistem dari UUPA,
19
Latar belakang pemberlakuan konversi ini didasarkan pada pemikiran bahwa Hukum Agraria Indonesia didasarkan pada Hukum Adat, hal itu diartikan
bahwa Hukum Agraria harus sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat banyak yang hidup dan berkembang dinamis sesuai dengan tuntutan Zaman. Hukum Adat
yang dimaksudkan dalam hal ini sesuai dengan Penjelasan Umum Angka III ayat 1 UUPA adalah hukum asli dari rakyat Indonesia yang disempurnakan dan
yakni kegiatan menyesuaikan diri bukan memperbaharui hak-hak lama menjadi hak-hak baru yang dikenal dalam
UUPA, baik hak itu bersifat publik maupun hak privat yang dimiliki oleh orang seorang dan atau badan hukum privat atau publik. Kemudian dalam sistem
pendaftaran tanah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997, pelaksanaan Konversi tersebut masuk dalam bagian pembuktian hak dan
pembukuannya, dalam hal ini tentunya pembuktian hak lama.
19
Parlindungan, AP; Konversi Hak-Hak Atas Tanah, CV. Mandar Maju, Bandung, 1994, Hal. 1
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
disesuaikan dengan kepentingan masyarakat dalam Negara yang modern dan dalam hubungannya dengan dunia internasional, atau sebagaimana diartikan oleh
AP. Parlindungan adalah hukum Indonesia asli yang tidak tertulis dalam bentuk perundang-undangan Republik Indonesia yang telah dihilangkan sifat-sifat yang
khusus daerah dan diberi sifat nasional serta yang disana sini mengandung unsur Agama,
20
atau seperti dikatakan oleh Boedi Harsono adalah hukum Adat yang disaneer
,
21
dan oleh Sudargo Gautama disebut sebagai Hukum Adat yang diretool
.
22
Pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak tradisional rakyat atas tanah yang tunduk pada hukum Adat tersebut secara gamblang diatur dalam Pasal
18-B Undang-undang Dasar 1945 Perubahan- II tahun 2000 yang menyatakan bahwa Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisional mereka sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip-prinsip Negara Kesatuan Repubik
Indonesia yang diatur dalam undang-undang. Begitu juga pada Pasal 28-I Angka Dijadikannya hukum Adat sebagai dasar dari Hukum Agraria Indonesia
dapat juga merupakan pengakuan dan penghormatan terhadap hukum asli dari rakyat Indonesia yang didalamnya terdapat hak-hak tradisional rakyat atas tanah
yang tunduk pada Hukum Adat.
20
Parlindungan, AP; Pengembangan Hak Ulayat Dalam Hukum Pertanahan, Jakarta ; Proyek
BPHN,1997, Hal 17
21
Hukum adat yang disaneer adalah norma-norma hukum Adat yang akan mengalami pemurnian
dari unsur-unsur yang tidak asli Harsono, Boedi; Hukum Agraria Indonesia, Jambatan,Jakarta, 1994, Hal, 158.
22
Gautama, Sudargo Gouw Gok Siong; Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria, Alumni,
Bandung, 1973.
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
3 UUD 1945 yang menegaskan bahwa identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.
Kemudian Piagam Hak Azasi Manusia yang menjadi lampiran TAP MPR Nomor XVIIMPR?1998 tentang Hak Azasi Manusia, Pasal 41 jo. Undang-
undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia dinyatakan bahwa identitas budaya dan hak masyarakat tradisional, termasuk hak atas tanah ulayat
dilindungi selaras dengan perkembangan zaman. Ketentuan tentang pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak
tradisional masyarakat adat atas tanah yang tunduk pada Hukum Adat, telah memperkokoh landasan pengakuan yang telah terlebih dahulu diatur dalam UUPA
yang menyebutkan Hukum Adat sebagai dasar Hukum Agraria Indonesia. Khusus untuk Provinsi Sumatera Utara, kendati masih ada dijumpai tanah
adat dan hal ulayat, seperti di Kabupaten Karo dikenal tanah milik bersama dari suatu marga yang dinamakan tanah kesain, di Kabupaten Tapanuli Selatan dikenal
dengan istilah torluk atau tanah sepanjang banua sadesa, di Kabupaten Dairi disebut dengan nama tanah marga dan di Kabupaten Tapanuli Utara dikenal
dengan sebutan tanah marga dan tanah partuanan atau parhutaan. Sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan konversi bahwa terhadap
Hak-hak Adat yang memberi wewenang sabagaimana atau mirip dengan Hal Milik yang dimaksud dalam Pasal 20 ayat 1 UUPA, seperti Hak Agrarische
eigendom, milik, yasan, aderbeni, hak atas drue desa, pesini, grand sultan , hak
gogolan dan lain-lain yang merupakan hak-hak adapt sejak berlakunya UUPA diakui menjadi, Hak Milik pasal II dan VII Ketentuan Konversi UUPA. Artinya
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
si pemegang Hak ini diwajibkan mengajukan konversinya agarhaknya disesuaikan menjadi hak yang disebutkan sebagai hak sebagaimana dalam Pasal 16 UUPA.
Dalam hal ini konversi dari tanah-tanah Hak Adat tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1960 dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor. Sk. 26 DDA 1970 yang menegaskan bahwa tidak ada ketentuan pembatasan jangka waktu konversinya, hingga saat ini tetap diakui dan dihargai
serta dapat diproses konversinya. Pengakuan dan penegasan hak merupakan bagian dari kegiatan konversi
hak atas tanah atau pembuktian hak lama, namun hanya untuk bekas Hak Milik Adat, sedangkan untuk bekas Hak-hak Barat setelah tanggal 24 September 1980
sesuai Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1979, tidak dapat lagi dilaksanakan konversi atasnya, kendati masih ditemukan adanya bukti-bukti lama dan hanya
dapat dilakukan melaui pemberrian hak atas tanah. Pihak yang menguasai hak atas tanah tersebut diharuskan mengajukan permohonan baru ke Kantor Pertanahan
untuk memproses haknya kembali.
g. Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis dan Pengesahannya daftar isian beserta peta bidang atau bidang-bidang tanag yang
bersangkutan sebagai hasli pengukuran diumumkan selama 30 tiga puluh hari untuk memberi lesempatan kepada pihak yang berkepentingan mengajukan
keberatan.
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
Pengumuman dilakukan di Kantor Panitia Ajudikasi dan Kantor Kepala Desa Kelurahan letak tanah yamg bersangkutan serta di tempat lain yang
dianggap perlu. Jika dalam jangka waktu pengumuman ada yang mengajukan keberatan
mengenai data fisik dan atau data yuridis yang diumumkan, Ketua Panitia Ajudikasi mengusahakan agar secepatnya keberatan yang diajukan diselesaikan
secara musyawarah untuk mufakat. Jika setelah berakhirnya jangka waktu pengumuman masih ada
kekuranglengkapan data fisik dan atau data yuridis yang bersangkutan atau masih ada keberatan yang belum diselesaikan, pengesahan dilakukan dengan catatan
mengenai hal-hal yang belum lengkap dan atau keberatan yang belum diselesaikan.
h. Penegasan Konversi, pengakuan hak, dan pemberian hak Berita acara pengesahan menjadi dasar untuk :
- Hak atas bidang tanah yang alat bukti tertulisnya lengkap dan yang alat bukti tertulisnya tidak legkap tetapi ada keterangan saksi maupun pernyataan yang
bersangkutan, oleh Ketua Panitia Ajudikasi ditegaskan konversinya menjadi hak milik atas nama pemegang hak yang terakhir dengan memberi catatan tertentu
- hak atas tanah yang alat bukti kepemilikannya tidak ada tetapi telah dibuktika kenyataan penguasaan fisiknya selama 20 tahun oleh Ketua Panitia Ajudikasi
diakui sebagai hak milik dengan memberi catatan tertentu. Untuk pengakuan Hak tidak diperlukan penerbitan surat keputusan pengakuan hak.
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
i. Pembukuan Hak Hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf dan hak milik atas satuan
rumah susun didaftar dengan membukukannya dalam buku tanah. Dalam buku tanah tersebut tercantum data yuridis dan data fisik bidang tanah yang
bersangkutan, dan apabila ada surat ukurnya maka dicatat pula pada surat ukur tersebut.
Bukti bahwa hak beserta pemegang haknya dan bidang tanahnya yang diuraikan dalam surat ukur secara hukum telah terdaftar menurut Peraturan
Pemerintah tentang Pendaftaran tanah adalah dengan dilakukannya pembukuan dalam buku tanah serta pencatatannya pada surat ukur.
j. Penerbitan Sertifikat Sertifikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan
sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah. Jika dalam buku tanah terdapat catatan-catatan menyangkut data yuridis maupun
data fisik maka penerbitan sertifikat ditangguhkan sampai catatan yang bersangkutan dihapus.
Sertifikat hanya boleh diserahkan kepada pihka yang namanya tercantum dalam buku tanah yang bersangkutan sebagai pemegang hak atau kepada
pihaklain yang dikuasakan olehnya. Setelah berakhir pendaftaran tanah secara sistematik maka Ketua Panitia
Ajudikasi menyerahkan hasil kegiatannya kepada Kepala Kantor Pertanahan
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
berupa semua dokumen mengenai bidang-bidang tanah, peta pendaftaran tanah, surat ukur, buku tanah, sertifikat hak atas tanag yang belum diserahkan kepada
pemegang hak, daftar hak atas tanah, warkah-warkah dan daftar isian lainnya.
2. Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pendaftaran Tanah Secara Sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah
untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa kelurahan secara individual atau massal.
Pendaftaran tanah secara sporadik dilaksanakan atas permintaan pihak yang berhak atas objek pendaftaran tanah yang bersangkutan atau kuasanya.
Adapun tahapannnya adalah sebagai berikut : a Permohonan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik
b Pengukuran : - Pengukuran dan Pemetaan
- Pembuatan peta dasar pendaftaran - Penetapan batas-batas bidang tanah
c Pengumpulan dan penelitian data yuridis bidang tanah d Pengumpulan Data Fisik, Data Yuridis, dan Pengasahannya
e Penegasan Konversi dan Pengakuan Hak f Pembukuan Hak
g Penerbitan Sertifikat
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
Pendaftaran tanah secara Sistematik lebih diutamakan, karena melalui cara ini akan dipercepat perolehan data mengenai bidang-bidang tanah yang akan
didaftarkan daripada melalui Pendaftaran Tanah Secara Sporadik. Disamping pendaftaran tanah secara sistematik, pendaftaran tanah secara sporadik juga per;u
ditingkatkan pelaksanaannya, karena dalam kenyataannya akan bertambah banyak permintaan untuk mendaftar secara individual dan massal yang diperlukan dalam
pelaksanaan pembangunan yang akan makin meningkat kegiatannya.
23
23
Zaidar; Dasar Filosofi Hukum Agraria Indonesia, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2003 hal 86
Maria Margaretha : Kinerja BPN Provinsi Sumatera Utara SUMUT Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Demi Menjamin Kepastian Hukum Dan Hak Atas Tanah Studi Kasus : Kantor Wilayah BPN SUMUT,
2008. USU Repository © 2009
BAB III HAMBATAN-HAMBATAN YANG TERJADI DALAM PELAKSANAAN