Peralatan Sanitasi dan Higiene Produksi

5.3 Peralatan

Peralatan yang ada di LAFIAU sudah sangat memadai untuk dapat menjalankan proses produksi maupun pengujian mutunya. Semua peralatan sebelum digunakan dikualifikasi dahulu, yang meliputi kualifikasi desain, kalifikasi instalasi, operasional dan kinerja. Khusus untuk peralatan yang digunakan untuk pengukuran harus dikalibrasi dahulu. Pemeliharaan peralatan dilakukan secara berkala baik oleh masing- masing bagian, serta oleh bagian penunjangan terutama unit harfasmat pemeliharaan fasilitas material.

5.4 Sanitasi dan Higiene

Dalam rangka pelaksanaan sanitasi dan higiene terdapat prosedur tetap yang telah diselenggarakan di LAFIAU. Program ini meliputi pemeriksaan kesehatan personil secara rutin setiap 2 bulan. Pemeliharaan ruangan produksi, peralatan, maupun kebersihan personil. Seperti telah disingung sebelumnya bangunan dan peralatan secara rutin dibersihkan seminggu sekali dan setiap sebelum dan setelah proses produksi. Untuk personil, sebelum memasuki ruang produksi diharuskan membersihkan diri mandi ataupun mencuci tangan, memakai pakaian kerja, sarung tangan, penutup kepala, alas kaki khusus untuk menjaga keselamatan kerja personil maupun mencegah kontaminasi terhadap obat yang diproduksi. Pakaian kerja secara rutin dicucidibersihkan.

5.5 Produksi

Proses produksi di LAFIAU dilaksanakan berdasarkan pada SPP Surat Perintah Produksi dari Diskesau kepada Kalafiau. Kalafiau akan membuat SPPP Surat Perintah Pelaksanaan Produksi yang ditujukan kepada Kabagprod Kepala bagian produksi. Kabagprod kemudian mengeluarkan SPK Surat Perintah Kerja Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung. USU e-Repository © 2008. membuat rencana produksi selama 1 tahun, serta membuat Batch Record kemudian menyerahkan kepada kepala unit produksi untuk melaksanakan produksi. Proses produksi dilakukan mengikuti prosedur tetap protap yang telah ditetapkan. Fasilitas yang tersedia di bagian produksi LAFIAU cukup lengkap diantaranya fasilitas gedung, peralatan dan fasilitas penunjang seperti pengolahan air limbah dan pengolahan air demineralisata. Air demineralisata diperlukan untuk memproduksi sediaan cair dan sebagai larutan pengikat tablet yang dibuat dengan metode granulasi basah. Ketersediaan air yang memenuhi syarat untuk proses produksi sangat penting. Fasilitas pengolahan air akan menghemat biaya produksi karena LAFIAU tidak perlu lagi membeli air untuk keperluan produksi. Fasilitas penunjang lain yang juga sangat diperlukan dalam suatu industri farmasi adalah fasilitas pengolahan limbah. Karena limbah industri farmasi banyak mengandung bahan – bahan obat yang dapat membahayakan makhluk hidup dan lingkungan sekitar. Produksi yang dilakukan di Lafiau diantaranya produksi tablet, kaplet, kapsul, krim, salep, sirup, sirup kering dan larutan topikal. Dalam setiap tahap alur produksi dilakukan IPC In Process Control untuk mengantisipasi permasalahan yang mungkin muncul selama proses produksi IPC meliputi pemeriksaan bahan baku, produk antara, produk ruahan, dan sediaan jadi. Setelah lulus dari pengujian, produk ruahan akan dikemas dan sebagian contoh produk akan disimpan sebagai contoh pertinggal retained sample untuk diuji ulang jika terdapat keluhan di kemudian hari. Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung. USU e-Repository © 2008. Produk jadi selanjutnya dikirim ke gudang transit, setelah memenuhi persyaratan kemudian disimpan di gudang obat jadi dan bahan baku dan dicatat sebagai kekayaan negara. Obat jadi disimpan kemudian didistribusikan ke satuan – satuan kerja satker kesehatan TNI AU di seluruh indonesia berdasarkan SPL Surat Perintah Logistik dari Diskesau. Metode penyaluran barang berdasarkan sistem FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out.

5.6 Pengawasan Mutu