Sejarah dan Perkembangan Lintasan sejarah lembaga farmasi angkatan udara Roostyan Effendie

BAB III TINJAUAN UMUM LEMBAGA FARMASI TNI AU

3.1 Sejarah dan Perkembangan Lintasan sejarah lembaga farmasi angkatan udara Roostyan Effendie

Perjalanan sejarah dimulai ketika dipangkalan udara belum mempunyai satuan kesehatan, anggota auri mendapatkan perawatan dan pengobatan dipoliklinik dan dirumah sakit angkatan darat RI AD RI. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap DKAD, maka pimpinan berusaha mencukupi kebutuhan obat dan alkes secara mandiri dengan mendirikan apotik dipangkalan udara andir yang dipimpin oleh Lmu I Badris Nuch dan Di Cililitan Dipimpin Oleh Ramelan. Keberadaan apotik tersebut mendorong pimpinan untuk mendirikan depot obat guna mendukung pelayanan kesehatan dan kegiatan operasional AURI. periode tahun 1951 sampai dengan 1953 DOP dipimpin oleh Lmu I Amir Andjilin. Kiprahnya disamping tugas rutin juga turut serta mengirim personil dan logestik dalam operasi Trikora. Pada tahun 1964 dibawah Kepimpinan Lu I Drs Roostyan Effendie, mulai dikembangkan produksi obat - obatan dengan skala lebih besar, dan didatangkan pula peralatan produksi obat dari USA. Juga dilaksanakan renovasi bangunan untuk produksi obat sesuai dengan persyaratan teknik farmasi saat itu. Unit produksi obat diresmikan oleh Deputi Mentri Bidang Logistik tanggal 16 agustus 1965. Selanjutnya tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Lembaga Farmasi Angkatan Udara. Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung. USU e-Repository © 2008. Berdasarkan Keputusan Panglima Angkatan Udara No. 5 tanggal 5 februari 1968, Puskalkes dikembangkan menjadi 2 unit satuan yang masing - masing berdiri sendiri yaitu Puskalkes dan Pusprodkes. Puskalkes bertugas melaksanakan Penerimaan, Penyimpanan, Penyaluran alat kesehatan, Obat - obatan, Bahan baku dan Embalage. Dipimpin oleh Mayor Far Drs Soekarsono, Apt, dilanjutkan oleh Mayor Dk Drs Poedjiadi Soemodimedjo dan kemudian Mayor Far Drs Amin Mustofa, Apt. Pusprodkes bertugas melaksanakan produksi obat dengan bahan baku dan embalage dari puspalkes. Dipimpin oleh Kapten Drs Batus Gunawan, Apt dilanjutkan Mayor Far Drs Sartono, Apt kemudian nama Pusprodkes berubah menjadi Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFI AU. Pada tahun 1981 dan 1982 LAFI AU dipercaya melaksanakan pemeriksaan terhadap Ransum tempur dalam rangka Latgab dan Hut ABRI. Pada tahun 1985, LAFI AU dan Pobekkes digabung menjadi depo perbekalan kesehatan TNI Angkatan Udara disingkat POBEKKESAU dibawah pimpinan Letkol Kes Drs Poedjiadi Soemodimedjo, MT., dilanjutkan oleh Kolonel Kes Drg Sutarman, kemudian secara berturut- turut Kolonel Kes Drs Kurnian K.N., Apt., Kolonel Kes Drs A. Ngadeni., Msc., Apt., dan kolonel Kes Drs H Haruman K., Msc, Apt. Mulai tahun 1991 hingga saat ini, secara bertahap dilakukan renovasi fasilitas bangunan produksi dalam rangka memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB. Adapun fasilitas yang direnovasi meliputi Bangunan Produksi Non Beta Laktam, Beta Laktam, Sefalosporin dan Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung. USU e-Repository © 2008. Laboratorium, Gudang Penyimpanan Bahan Baku dan Obat Jadi, Ruang Sampling serta Gedung Mako. Saat ini LAFI AU dipimpin oleh Kolonel Kes Drs Purwanto Budi., Apt. yang dalam pengambilan kebijakan para pendahuluannya dengan selesainya pembangunan fasilitas produksi sefalosporin berikut sarana penunjangnya, maka dilakukan pemenuhan persyaratan sertifikat CPOB produksi tersebut. Tanggal 25 November 2005, badan pengawasan obat makanan RI mengeluarkan 3 dari 4 Sertifikat CPOB yang diajukan, yaitu Sediaan Tablet, Kapsul, dan Sirup kering. 1 sertifikat CPOB yang masih tertunda adalah untuk injeksi kering, hal ini disebabkan persyaratan yang terus berkembang semakin ketat, sehingga perlu dilakukan pembenahan fasilitas dan sarana penunjangnya. Dalam mengemban peran Farmasi Militer diharapkan LAFI AU tidak hanya berorentasi kepada produk saja, tetapi juga pada Pelayanan Kefarmasian Pharmaciutical care, yang berlangsung menjangkau personel Angkatan Udara. Dalam mengemban peran mencerdaskan bangsa, LAFI AU aktif membimbing mahasiswa peraktek kerja dan tugas akhir di lembaga ini, serta ikut menyusun kurikulum dan mengirim personilnya sebagai Dosen pada Pendidikan D3 Farmasi DiPoltekes Ciumbeleuit Bandung. Buah pikiran dan keberanian Drs Roostyan Effendie, Apt untuk mulai memproduksi obat- obatan sesuai dengan ketentuan farmasi setelah memberi dorongan dan semangat bagi generasi berikutnya sehingga terbentuk lembaga Farmasi Angkatan Udara seperti saat ini. sebagai bentuk penghargaan jasa beliau di masa lalu, dan sesuai dengan keputusan Kasau No. KEP 95VII 2007 Tanggal Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung. USU e-Repository © 2008. 31 juli 2007 maka pada hari ini kamis 1 november 2007, Diresmikan Nama Lembaga Farmasi Angkatan Udara Roostyan Effendie dan tanggal 16 Agustus 1965 diterapkan sebagai Hari Jadi.

3.2 Kedudukan, Tugas dan Kewajiban LAFIAU