pemeriksaan kemasan. Setelah proses produksi selesai, dibuat berita acara pembuatan tablet. Produk yang sudah dikemas dan memenuhi syarat dapat dikirim
ke unit gudang obat jadi. Alur kegiatan produksi tablet dapat dilihat pada gambar 2.
Coating QC
QC QC
Kekerasan Kerapuhan
Keseragaman bobot Disolusi
Waktu Hancur Kadar Zat Aktif
Pemeriksaan visual
Bahan Pembantu
Fase Luar Penimbangan
Bahan Pembantu
Fase Luar Granulasi Basah
Granulasi Kering
Granulasi Basah Pengeringan
Ayak Pencampuran
Pencetakan
Stripping Sortir
Produk Jadi Pencampuran
Gambar 2. Alur Produksi Tablet
Pencampuran Granulasi Kering
Kadar air Kadar Zat Aktif
Bahan
Aktif
Bahan Aktif
3.6.3.2 Unit produksi kapsul
Unit produksi kapsul dipimpin oleh seorang Apoteker Kepala Unit Kapsul yang bertugas melaksanakan produksi kapsul. Pelaksanaan produksi kapsul
berdasarkan Surat Perintah Kerja dan sesuai dengan “Batch Record”.
Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung.
USU e-Repository © 2008.
Alur produksi kapsul dimulai dengan penimbangan bahan baku, kemudian bahan baku dicampur menggunakan mixer, kemudian dilakukan pengisian ke
dalam cangkang kapsul menggunakan mesin pengisi kapsul yang membuka cangkang kapsul, mengisi kapsul dan menutup cangkang kapsul. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan keseragaman bobot, kadar zat aktif, waktu hancur dan disolusi. Kapsul yang memenuhi persyaratan selanjutnya
dikemas dan siap dikirim di unit gudang obat jadi serta dibuat berita acara produksi kapsul. Alur kegiatan produksi kapsul dapat dilihat pada gambar 3.
Keseragaman bobot Keseragaman kandungan
Waktu Hancur Disolusi
Penimbangan
Mixing
PengisianPencetakan
Pengemasan Pengayakan
Gambar 3. alur produksi kapsul
QC
Keseragaman bobot Keseragaman kandungan
Waktu Hancur Disolusi
Penimbangan
Mixing
PengisianPencetakan
Pengemasan Pengayakan
Gambar 3. alur produksi kapsul
QC
3.6.3.3 Unit produksi khusus
Unit produksi khusus dipimpin oleh seorang Apoteker Kepala Unit Khusus. Unit Produksi Khusus bertugas melaksanakan produksi obat dengan
bentuk sediaan sirup, salep, krim dan antiseptik cair. Pelaksanaan produksi khusus berdasarkan Surat Perintah Kerja dan sesuai dengan “Batch Record”.
Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung.
USU e-Repository © 2008.
Alur pembuatan sirup dimulai dengan penimbangan bahan baku, kemudian dilakukan pembuatan sirupus simplek dan pemanasan air untuk
melarutkan bahan. Sirupus smplek didinginkan terlebih dahulu kemudian dicampur dengan bahan lainnya kecuali bahan peningkat aroma yang ditambahkan
terakhir. Sirupus simplek disaring terlebih dahulu sebelum dicampur dengan menggunakan mixer. Sirup yang dihasilkan diuji dengan pemeriksaan
organoleptik, pH, kelarutan, kadar zat aktif. Sirup yang sudah memenuhi syarat dipindah ke dalam kontainer untuk diisikan ke dalam botol. Botol yang digunakan
sebelumnya dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan di dalam oven. Proses pengisian sirup menggunakan mesin pengisi sirup kemudian dilanjutkan dengan
penutupan botol menggunakan mesin penutup botol. Botol yang telah berisi sirup diberi etiket dan dilakukan pengemasan sekunder. Alur kegiatan produksi sirup
dapat dilihat pada gambar 4.
Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung.
USU e-Repository © 2008.
QC
QC
QC Homogenitas
Organoleptik pH
Kelarutan Kadar zat aktif
Pemeriksaan visual
Penimbangan
Bahan Aktif Bahan Pembantu
Bahan Sirupus Simplek Aqua DM
Pelarutan Pembuatan Sirupus Simplek
Pencampuran
Pengadukan
Penyaringan
Pengisian
Penutupan
Pengemasan
Obat Jadi Pengeringan
Pencucian Wadah
Gambar 4. Alur Produksi Sirup
Alur produksi salep dimulai dengan penimbangan bahan, dan pelelehan basis salep. Kemudian dilakukan pencampuran zat aktif dengan basis salep sampai
homogen. Salep yang dihasilkan selanjutya diperiksa homogenitasnya, konsistensi, dan kadar zat aktif. Alur kegiatan produksi salep dapat dilihat pada
gambar 5.
Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung.
USU e-Repository © 2008.
W a d a h tu b e Q C
Q C
H o m o g e n it a s K o n s is t e n s i
K a d a r z a t a k t if P e m e r i k s a a n
v is u a l
P e n im b a n g a n B a h a n P e m b a n tu d a n B a s is
B a h a n A k tif
P e le b u ra n P e n c a m p u r a n
P e n g a d u k a n P e n g i s ia n
P e n u t u p a n
P e n g e m a s a n
O b a t J a d i
V is k o s it a s
G a m b a r 5 . A lu r P r o d u k s i S a le p
Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung.
USU e-Repository © 2008.
Alur produksi krim meliputi penimbangan, peleburan fase minyak dan fase air, penyatuan kedua fase dan pencampuran dengan zat aktif. Krim yang
dihasilkan dilakukan pemeriksaan terhadap terhadap homogenitas, konsistensi
dan kadar zat aktif. Salep dan krim yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tube menggunakan mesin pengisi salepkrim dan kemudian dilanjutkan dengan
penutupan tube. Tube yang beisi salep diberi etiket dan hasilnya disortir, setelah itu dilakukan pengemasan sekunder. dan alur kegiatan produksi krim dapat dilihat
pada gambar 6.
Homogenitas Konsistensi
Kadar zat aktif
QC
Pemeriksaan visual
Penimbangan
Bahan aktif Bahan pembantubasis
Peleburan 2 fasa sebelum
membeku Pencampuran basis
Pencampuran
Pengisian Wadah
Penutupan
Pengemasan
Gambar 6. Alur Produksi Krim
QC Homogenitas
QC
Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung.
USU e-Repository © 2008.
Unit Produksi Khusus juga memproduksi aqua demineralisata untuk memenuhi kebutuhan seluruh produksi LAFIAU pada umumnya terutama untuk
memenuhi kebutuhan produksi di Unit Produksi Khusus. Alur produksi aqua demineralisata dimulai dengan penampungan air sumur yang kemudian disaring.
Penyaringan kedua dilakukan dengan menggunakan saringan multisorb, kemudian dilewatkan berulang kali dalam resin penukar ion hingga diperoleh kondisi aqua
demineralisata. Hasil produksi aqua demineralisata kemudian disimpan dalam penyimpanan khusus sebelum digunakan untuk membuat sediaan obat. Alur
kegiatan pembuatan aqua demineralisata dapat dilihat pada gambar 8.
Penampungan air sumur
Penyaringan
Penyaringan multisorb
Resin penukar ion
Penyimpanan
Pendidihan
Penggunaan
Gambar 8. Alur Pembuatan aqua demineralisata
Vivi Haryati, S.Farm : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Angkatan Udara LAFIAU Lanud Husein Sastranegara Bandung.
USU e-Repository © 2008.
3.6.3.4 Pengemasan