Macam-macam Penyidik KEDUDUKAN POLRI SEBAGAI PENYIDIK

Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 selamanya tidak dilakukan penyumpahan, baik ditingkat penyidikan maupun dipersidangan. Segala tindakan penyidik dalam hal yang berkaitan dengan penyidikan yang meliputi : pemeriksaan tersangka, penangkapan, penahanan, penggeledahan, pemasukan rumah, penyitaan benda, pemeriksaan surat, pemeriksaan saksi, pemeriksaan ditempat kejadian, pelaksanaan tindakan lain sesuai dengan ketentuan KUHAP, semuanya dibuat berita acaranya. Berita acara tersebut dibuat atas kekuatan sumpah jabatan dan ditandatangani oleh semua pihak yang terlibat dalam tindakan tersebut. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 75 KUHAP.

B. Macam-macam Penyidik

Pasal 6 ayat 1 KUHAP menerangkan bahwa : “Penyidik adalah : - Pejabat Polisi Negara Republik Indionesia - Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang”. Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 6 ayat 1 tersebut hanya terdapat dua macam penyidik yang dibantu dengan penyidik pembantu yang terdapat dalam Pasal 10 KUHAP. Peratuaran Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, syarat kepangkatan penyidik ditentukan bahwa untuk polisi serendah-rendahnya berpangkat Pembantu Letnan Dua Polisi, sedangkan untuk Pejabat Pegawai Negeri Sipil serendah-rendahnya berpangkat Pengatur Muda Tingkat I golongan IIb atau yang disamakan. Syarat kepangkatan penyidik pembantu ditentukan bahwa untuk Polisi serendah- Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 rendahnya berpangkat Sersan Dua Polisi, sedangkan untuk Pejabat Pegawai Negeri Sipil serendah-rendahnya berpangkat Pengatur Muda golongan IIa atau yang disamakan 15 Perlu dikemukakan bahwa penyidik seperti yang tersebut dalam Pasal 6 ayat 1 b yaitu : “ Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang”, dalam pelaksanaan tugasnya berada dibawah kordinasi dan dibawah pengawasan penyidik seperti yang tersebut dalam Pasal 6 ayat 1 yaitu “ Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia”. Dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan segala kewenangannya menjunjung tinggi hukum yang berlaku sebagaimana ditentukan dalm Pasal 7 ayat 3 KUHAP. Pegawai Negeri Sipil hanya penyidik delik-delik yang tersebut dalam perundang-undangan pidana . Namun ada kekecualian jika disuatu tempat tidak ada Pejabat Penyidik berpangkat Pembantu Letnan ke atas maka Komandan Sektor Kepolisian yang berpangkat Letnan ke atas, maka Komandan Sektor Kepolisian yang berpangkat bintara dibawah Pembantu Letnan Dua Polisi karena jabatannya adalah Penyidik. Penyidik Pejabat Polisi Negara tersebut diangkat oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indinesia yang dapat melimpahkan wewenang tersebut kepada pejabat polisi lain. Penyidik Pegawai Negeri Sipil diangkat oleh Menteri Kehakiman atas usul departemen yang membawahi pegawai tersebut. Wewenang pengangkatan tersebut dapat dilimpahkan pula oleh Menteri Kehakiman. Sebelum pengangkatan terlebih dahulu Menteri Kehakiman meminta pertimbangan Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia. 15 Al. Wisnubroto, Pembaharuan Hukum Acara Pidana, Bandung: 2005, h.36 Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 khusus atau perundang-undangan administrasi yang bersanksi pidana non penal code offences. Pekerjaan Polisi sebagai Penyidik dapat dikatakan berlaku diberbagai negara manapun yang menganut azas negara hukum. Kekuasaan dan wewenang Polisi sebagai Penyidik luar biasa penting dan sangat sulit. Di Indonesia Polisi memonopoli penyidikan hukum pidana umum KUHP berbeda dengan negara- negara lain. Wewenang Polisi untuk menyidik yang meliputi kebijaksanaan Polisi membuat pertimbangan tindakan apa yang akan diambil dalam saat yang sangat singkat pada penanggapan suatu delik. Begitu pula tentang pengetahuan hukum pidana. Penyidikan tentui diarahkan kepada pembuktian sehingga tersangka dapat dituntut kemudian dipidana. Penyidikan sudah dilakukan tetapi berakhir dengan pembebasan tentu akan merugikan nama baik polisi dalam masyarakat. Sebelum penyidikan dimulai, harus sudah dapat diperkirakan delik apa yang telah terjadi dan dimana tercantum delik itu dalam perundang-undangan hukum pidana. Hal ini penting sekali karena peyidikan diarahkan kepada keadaan yang terjadi yang cocok dengan perumusan delik tersebut. C. POLRI sebagai Penyidik berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia fungsi dan peranan POLRI diatur dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 5. Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 Dalam Pasal 2 dinyatakan bahwa : ”Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat”. Dalam Pasal 3 dinyatakan bahwa : 1 Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh : o kepolisian khusus; o penyidik pegawai negeri sipil; danatau o bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. 2 Pengemban fungsi kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a, b, dan c, melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang menjadi dasar hukumnya masing-masing. Selanjutnya dalam Pasal 4 dinyatakan bahwa : “Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia”. Selamjutnya dalam Pasal 5 dinyatakan bahwa : 1 Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. 2 Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. Tugas dan wewenang dari POLRI diatur dalam Pasal 13 sampai dengan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dalam Pasal 13 dinyatakan bahwa : Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah: a memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; b menegakkan hukum; dan c memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Selamjutnya dalam Pasal 14 dimyatakan bahwa : 1 Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas : - melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan; - menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan; Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 - membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan; - turut serta dalam pembinaan hukum nasional; - memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum; - melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa; - melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya; - menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian; - melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban danatau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia; - melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi danatau pihak yang berwenang; - memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian; serta - melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 2 Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf f diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Dalam Pasal 15 dinyatakan bahwa : 1 Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan 14 Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum berwenang: a menerima laporan danatau pengaduan; b membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum; c mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat; d mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa; e mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian; f melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan; g melakukan tindakan pertama di tempat kejadian; h mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang; i mencari keterangan dan barang bukti; j menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional; k mengeluarkan surat izin danatau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat; l memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat; Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 m menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu. 2 Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang- undangan lainnya berwenang : a memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya; b menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor; c memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor; d menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik; e memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam; f memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap badan usaha di bidang jasa pengamanan; g memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian; h melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas kejahatan internasional; i melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkait; j mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian internasional; k melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian. Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 3 Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf a dan d diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Selanjutnya dalam Pasal 16 dintakan bahwa : 1 Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan 14 di bidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang untuk: a melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan; b melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan; c membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan; d menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri; e melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; f memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h mengadakan penghentian penyidikan; i menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum; j mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana; k memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum; dan l mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. 2 Tindakan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf l adalah tindakan penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan jika memenuhi syarat sebagai berikut : a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum; b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan; c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya; d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan e. menghormati hak asasi manusia.

BAB III PERANAN PENYIDIK POLRI SEBAGAI PENUNTUT