Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
B. Peranan POLRI sebagai Penuntut dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat
Sebagaimana halnya pemeriksaan perkara acara singkat, dalam pemeriksaan perkara dengan acara ringan, Pengadilan Negeri menetukan hari-hari
tertentu yang khusus untuk melayani pemeriksaan tindak pidana ringan. Menurut Pasal 206, hari-hari tertentu untuk mengadili tindak pidana ringan :
1. 7 hari dalam satu bulan
2. Hari-hari tersebut diberitahukan pengadilan kepada penyidik supaya
mengetahui dan dapat mempersiapkan pelimpahan berkas perkara tindak pidana ringan.
Persidangan pemeriksaan dengan acara biasa, Penuntut Umum yang mengajukan perkara ke pengadilan untuk selanjutnya supaya perkara diperiksa
dalam persidangan. Dalam hal ini Penuntut Umum mengajukan perkara berdasarkan hasil penyidikan oleh Penyidik POLRI. Fungsi penuntut dalam
sistem acara pemeriksaan biasa berada ditangan Jaksa.
1. Acara Tindak Pidana Ringan.
Dalam pemeriksaan perkara tindak pidana ringan dengan sistem acara pemeriksaan cepat, prosedur pelimpahan dan pemeriksaan tanpa dicampuri dan
diikuti oleh Penuntut Umum. Hal ini diatur dalam Pasal 205 ayat 2, dimana Penyidik dapat melimpahkan perkara atas kuasa Penuntut Umum. Dengan
demikian, dalam pemeriksaan perkara tindak pidana ringan
18
18
M. Yahya Harahap, Op.Cit, h. 424
:
Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
1. Penyidik mengambil alih wewenang Penuntut Umum, atau wewenang
penuntut umum sebagai aparat penuntut dilimpahkan undang-undang kepada penyidik.
2. Dengan pelimpahan wewenang tersebut penyidik atas kuasa penuntut
umum : 1
Melimpahkan berkas perkara langsung ke pengadilan tanpa melalui aparat penuntut umum.
2 Berwenang langsung menghadapkan terdakwa beserta barang
bukti, saksi, ahli, atau juru bahasa yang diperlukan ke sidang pengadilan.
3. Pelimpahan atas kuasa penuntut umum kepada penyidik dalam acara
pemeriksaan tindak pidana ringan adalah “demi hukum”. Berdasarkan penegasan Pasal 205 ayat 2, yang dimaksud “atas kuasa” dari penuntut
umum lepada penyidik adalah “demi hukum” . Sehingga dalam hal ini penyidik bertindak atas kuasa undang-undang , dan tidak memerlukan
suara kuasa khusus lagi dari prnuntut umum. 4.
Tidak mengurangi hak penuntut umum untuk menghadiri pemeriksaan sidang. Walaupun undang-undang telah menyerahkan wewenang
pelimpahan berkas dan mengahadapkan orang-orang yang diperlukan ke sidang pengadilan oleh penyidik atas kuasa penuntut umum, tidak
menghilangkan hak penuntut umum untuk menghadiri pemeriksaan di sidang pengadilan. Sesuai dengan penjelasan Pasal 205 ayat 2 alinea
kedua, kehadiran penuntut umum di sidang pengadilan, tidak mengurangi
Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
nilai “atas kuasa” tersebut. Undang-undang tidak melarang penuntut umum menghadiri proses pemeriksaan. Namun kehadirannya itu tidak
mempunyai arti apa-apa. Tak ubahnya sebagai pengunjung biasa tanpa wewenang apapun untuk mencampuri jalannya pemeriksaan.
POLRI sebagai penyidik dalam hal penyidikan memeriksa tersangka terdakwa mengenai tindak pidana yang dilakukannya. Berita acara pemeriksaan
yang dibuat oleh penyidik dalam hal ini POLRI, sekaligus dianggap dan dijadikan berita acara pemeriksaan sidang pengadilan.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 209 ayat 2, dalam pemeriksaan perkara dengan acara tindak pidana ringan, panitera tidak diwajibkan membuat berita
acara sidang. Pemeriksaan di sidang pengadilan dilakukan tanpa membuat berita acara sidang. Hal ini didasarkan pada tata cara pemeriksaan yang sifatnya adalah
cepat atau expedited procedure, disamping perkaranya hanya tindak pidana ringan. Ketentuan Pasak 209 ayat 2, apabila diperinci dapat dikemukakan hal-
hal berikut ini
19
a Pada prinsipnya pemeriksaan perkara tinak pidana ringan tidak dibuat
berita acara pemeriksaan sidang. :
b Berita acara pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik sekaligus dianggap
dan dijadikan berita acara pemeriksaan sidang pengadilan. c
Pembuatan berita acara pemeriksaan sidang pengadilan, baru dianggap perlu jika ternyata hasil pemeriksaan sidang pengadilan terdapat hal-hal
19
M. Yahya Harahap, Op.Cit, h. 429
Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
yang tidak sesuai dengan berita acara pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik.
Pemeriksaan perkara dengan acara tindak pidana ringan, pembuatan berita acara sidang sama sekali tidak dibuat jika keadaan yang terjadi dan dijumpai di
sidang pengadilan tidak ada perbedaan dengan apa yang terdapat pada berita acara pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik. Dalam hal yang seperti ini, berita acara
yang dibuat oleh penyidik dengan sendirinya “berfungsi ganda”. Pada suatu pihak berfungsi sebagai berita acara penyidikan dan pada pihak lain berfungsi sebagai
berita acara sidang pengadikan. Berarti sifat otentikasinya bisa berubah dari berita acara penyidikan menjadi berita acara sidang pengadilan. Dalam hal ini peranan
POLRI sebagai penyidik sekaligus penuntut dalam tindak pidana ringan dengan menggunakan sistem acara cepat dapat terlihat jelas, hasil pemeriksaan
penyidikan oleh POLRI juga berfungsi sebagai dakwaan sekaligus tuntutan bagi pelaku tindak pidana ringan.
Menurut penegasan Pasal 205 ayat 2 dalam waktu 3 hari, terhitung sejak berita acara pemeriksaan selesai dibuat oleh penyidik, penyidik menghadapkan
terdakwa beserta barang bukti, saksi, ahli atau juru bahasa ke sidang pengadilan. Berita acara pemeriksaan penyidikan yang dilimpahkan oleh penyidik POLRI
akan mnejadi berita acara sidang di pengadilan. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa peranan POLRI sebagai penyidik sekaligus berubah menjadi penuntut, karena
hasil pemeriksaan penyidikan juga dijadikan sebagai berita acara persidangan yang juga berfungsi sebagai dakwaan dan tuntutan bagi pelaku tindak pidana
Rachman Hakiki : Peranan Penyidik Polri Sebagai Penuntut Dalam Sistem Pemeriksaan Acara Cepat Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor : 04Pid.C2008PN-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
ringan yang menjadi alasan pertimbangan hukum bagi hakim dalam menjatuhkan putusan.
Dalam acara pemeriksaan tindak pidana ringan, penyidik dalam hal ini POLRI sebagai penuntut menghadapkan terdakwa beserta barang-barang bukti,
saksi, ahli dan ataupun juru bahasa ke pengadilan, dengan berita acara pemeriksaan penyidik akan dijadikan sebagai berita acara di sidang pengadilan.
Pengadilan mengadili dengan hakim tunggal pada tingkat pertama dan terakhir, kecuali dalam hal dijatuhkanpidana perampasan kemerdekaan, terdakwa dapat
meminta banding Pasal 205 ayat 3 KUHAP. Ini berarti jika tidak dijatuhkan pidana penjara atau kurungan, maka terpidana tidak dapat minta banding.
2. Pemeriksaan Perkara Pelanggaran Lalu Lintas Jalan