Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan
PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009
Menurut R.Subekti, Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana ada seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal.
4
Adapun pengetian Pemborongan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah Proses, cara, pembuatan memborong.
5
F. Metode Penelitian
Menurut Pasal 1601 b KUHPerdata, Perjanjian Pemborongan adalah perjanjian dengan mana pihak satu si pemborong, mengikatkan diri untuk
menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak yang lain pihak yang memborongkan dengan menerima surat harga yang ditentukan.
Perjanjian pemborongan diatur dalam Pasal 1604 sampai dengan pasal 1617 KUHPerdata dan peraturan khusus yang dibuat dalam Keppres No. 80 tahun
2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
Dalam setiap usaha penelitian harus dipergunakan metode sesuai dengan bidang yang diteliti. Agar dapat mencapai hasil yang optimal dalm pembahasan
digunakan metode penelitian yaitu:
6
Yaitu bertujuan untuk menemukan azas-azas hukum positif dan doktrin- doktrin hukum positif.
1. Metode Pendekatan Normatif Doktrinal
4
R.Subekti , Aneka Perjanjian, PT. Alumni, cetakan ke Dua, Bandung, 1984, hal 1.
5
Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal. 164.
6
Abdul Muis, Pedoman Penulisan Skripsi dan Metode Penelitian Hukum, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 1990, hal. 3.
Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan
PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009
2. Melalui Pendekatan Normatif Non Doktrinal Yaitu bertujuan menemukan azas-azas hukum tetapi tidak dari hukum positif.
Hal ini disebut juga dengan istilah Socio-Legal Research. Sedangkan sumber data dan teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan 2 dua cara:
7
G. Sistematika Penulisan
1. Data Primer Diperoleh baik hasil wawancara, dialog, interview, tanya jawab maupun
dengan cara mempergunakan kuesioner secara tertulis dengan memakai sistem tertutup dan terbuka.
2. Data Sekunder Diperoleh berdasaran tulisan-tulisan dalam kepustakaan, dokumen-dokumen,
hasil seminar, diskusi, symposium, dan sebagainya. Dalam hal ini penulis mempergunakan kedua metode diatas yaitu dengan
mengumpulkan bahan-bahan berupa buku-buku karangan ilmiah, Peraturan Perundang-undangan yang membahas mengenai Perjanjian Pemborongan dan
juga melakukan wawancara dengan Pihak Pemborong, Direktur U.D. Rap Maruli dan Pihak yang memborongkan Manager PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit
Kebun Gunung Bayu Persero sebagai tepat penelitian penulis dan juga melakukan observasi dan lain-lain tentang perjanjian pemborongan ini guna
melengkapi bahan-bahan penulis dalam penulisan skripsi ini.
7
Ibid, hal 3.
Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan
PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009
Sebagai karya ilmiah, skripsi ini memiliki sistematika yang teratur, terperinci di dalam penulisannya agar dimengerti dan dipahami maksud dan
tujuannya. Tulisan ini terdiri dari dalam bab yang akan diperici dalam sub bab.
Adapun kelima bab itu terdiri dari : 1.
BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang mengapa penulis tertarik menyajikan materi yang
diteliti dalam bentuk skripsi, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, dilanjutkan dengan keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan,
metode penelitian yang dipergunakan serta sistematika dalam penulisan ini.
2. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, bab ini berisikan
uraian mengenai pengertian dan hakekat perjanjian, jenis-jenis perjanjian, syarat-syarat sahnya suatu perjanjian, konsekwensi perjanjian, wanprestasi
dalam suatu perjanian serta berakhirnya perjanjian. 3.
BAB III PERJANJIAN PEMBORONGAN, bab ini menguraikan tentang pengertian perjanjian pemborongan, latar belakang timbulnya perjanjian
pemborongan, bentuk dan isi perjanjian pemborongan, pihak-pihak serta prosedur pengikat dalam perjanjian pemborongan.
4. BAB IV ASPEK HUKUM PERJANJIAN PEMBORONGAN
PEMELIHARAN TANAMAN KELAPA SAWIT ANTARA U.D. RAP MARULI DENGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV. UNIT
KEBUN GUNUNG BAYU Persero, bab ini mengurakan tentang
Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan
PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009
prosedur terjadinya perjanjian, ruang lingkup pekerjaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit, ahak dan kewajiban para pihak, cara pembayaran,
penyelesaian perselisihan, dan berakhirnya perjanjian pemborongan pemeliharaan tanaman kelapa sawit.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, bab ini adalah bab terakhir yang
merupakan kesimpulan dan saran dari penulisan skripsi ini. Di mana dalam bab ini ditemuan jawaban atas permasalahan yang telah penulis
uraian sebelumnya.
Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan
PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN
A. Pengertian dan Hakekat Perjanjian
Perjanjian atau verbentenis mengandung arti sebagai suatu hubungan hukum kekayaanharta benda antara dua orang atua lebih yang memberikan
kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan bagi para pihak untuk menunaikan suatu prestasi.
Selain pengertian tersebut ada beberapa pengertian perjanjian menurut para sarjana, diantaranya yaitu :
Menurut Abdul Kadir Muhammad, mengatakan bahwa Perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikat diri untuk
melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaan.
8
Dan menurut M.Yahya Harahap, mengatakan Perjanjian adalah suatu hubungan hukum kekayaan atau
harta benda antara dua orang atua lebih yang memberikan kekuatan hukum pada satu pihak untuk memperoleh potensi sekaligus mewajibkan para pihak lain untuk
menunaikan prestasi.
9
8
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990, hal. 9.
9
M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Cetakan II, Alumni Bandung, 1986, hal 6