Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan
PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009
Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Gunung Bayu Persero, maka tahap selanjutnya adalah penandatanganan Surat Perjanjian oleh kedua
belah pihak, dimana pihak pertama adalah Manager PT.Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero, sebagai pemberi kerja,
dan pihak Kedua adalah Direktur UD. Rap.Maruli sebagai penerima kerja.
C. Hak dan Kewajiban Para Pihak
Hak-hak pihak pertama dalam hal ini pemberi kerja dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Merubah luas areal yang telah ditentukan dalam kontrak baik
bertambahberkurang tergantung kebutuhankepentingan pihak pertama dimana alasan perubahan tersebut akan disampaikan pemberitahuan
secara tertulis. 2.
Memanfaatkan tenaga kerja yang disediakan oleh pihak kedua di bawah tanggung jawab pihak kedua.
3. Mengawasi pekerjaan selama jangka waktu kontrak masih berlaku ataui
berjalan. 4.
Menetapkan denda kepada pihak kedua apabila penyerahan pekerjaan tidak dilakukan tepat waktu
5. Membatalkan keseluruhan pekerjaan apabila penyerahan pekerjaan tidak
dilakukan tepat waktu. 6.
Mengalihkan pekerjaan kepada pihak ketiga apabila pihak kedua melakukan Wanprestasi.
Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan
PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009
Kewajiban-kewajiban pihak pertama Pemberi Kerja, adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan bahan yang akan diaplikasikan kepada tanaman.
2. Melakukan pembayaran kepada pihak kedua setiap awal bulan sesuai
dengan Volume kerja yang dilandasi oleh suatu berita acara pemeriksaan pekerjaan.
3. Memberi ganti rugi yang layak dan perpanjangan waktu pelaksanaan
pekerjaan apabila terjadi Forje Majeure selama pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit.
Disamping hak dan kewajiban Pihak Pertama dalam hal ini Pembei Kerja, maka Pihak Kedua dalam hal ini Penerima Kerja mempunyai hak dan kewajiban.
Hak-hak Pihak Kedua pemborong adalah sebagai berikut : 1.
Menerima pembayaran sesuai dengan volume kerja yang telah selesai dilaksanakan sesuai berita acara pemeriksaan pekerjaan.
2. Menerima ganti rugi yang layak apabila Terjadi Forje Majeure selama
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit. 3.
Menerima bahan-bahan keperluan untuk aplikasi pada tanaman, sesuai jumlah yang ditentukan pihak pertama.
Kewajiban-kewajiban Pihak Kedua Pemborong adalah sebagai berikut : 1.
Melaksanakan pekerjaan merawat tanaman kelapa sawit dengan sebaik- baikya sesuai dengan jangka waktu dan kwalitas yang telah ditentukan
dalam Surat Perjanjian Kerja SPK.
Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan
PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009
2. Menyediakan tenaga kerja serta transportasi tenaga kerja dari dan
kelokasi. 3.
Memberikan asuransi tenaga kerja dan kewajiban lainnya. 4.
Menyediakan alat penunjang pekerjaan seperti cangkul, cakar, parang dan lain-lain
5. Membayar denda yang besarnya sesuai ketentuan yang diatur dalam
Surat Perjanjian Kerja SPK apabila terjadi keterlambatan penyerahan pekerjaan.
6. Membayar semua biaya penyelesaian perselisihan.
Maksud dari point tiga 3 “ Memberikan asuransi tenaga kerja dan kewajiban liannya” adalah asuransi tenaga kerja disebut juga asuransi jiwa.
Asuransi jiwa terhadap keselamatan jiwa tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaan,
Dalam KUH.Dagang yang mengatur tentang asuransi jiwa, pengaturannya sangat singkat sekali dan hanya terdiri dari 7 pasal yaitu pasal 302
sampai dengan pasal 308. pasal-pasal ini termuat dalam buku I title 10 bagian 3.
30
Dari ketentuan pasal tersebut menunjukan bahwa asuransi jiwa itu diadakab dalam waktu yang ditentukan dalam perjanjian asuransi itu sendiri dan
Sebagai contoh misalnya pasal 302 KUH. Dagang, dimana pasal ini sebagai dasar asuransi jiwa. Pasal ini menyatakan bahwa jiwa seseorang dapat
dipertangguhkan, guna keperluan seseorang yang berkepentingan, baik untuk selama hidupnya maupun untuk suatu waktu yang ditetapkan dalam perjanjian.
30
Abul Muis, Hukum Asuransi dan Bentuk-bentuk Perasuransian, Cetakan Kedua, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2005, hal 35.
Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan
PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009
juga dapat untuk selama hidupnya. Untuk selama hidupnya menurut ketentuan pasal tersebut tidak ditetapkan dalam perjanjian. Hal ini berarti undang-undang
secara tidak tegas memberi kemungkinan untuk mengadakan asuransi itu selama hidupnya bagi yang berkepentingan.
D. Cara Pembayaran