Pengertian Perjanjian Pemborongan PERJANJIAN PEMBORONGAN

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 1. Karena Pembayaran betaling. 2. Karena penawaran pembayaran tunai dan diikuti dengan penitipan. 3. Karena pembaharuan hutang novasi, schuldverniewing . 4. Karena konpensasi atau perhitungan laba rugi. 5. Karena konfusi atau pencampuaran hutang dan pinjaman. 6. Karena Penghapusan hutang. 7. Karena lenyapnya barang yang menjadi hutang. 8. Karena daluarsa atau verjaring. 16

BAB III PERJANJIAN PEMBORONGAN

A. Pengertian Perjanjian Pemborongan

Perjanjian Pemborongan di atur dalam Bab 7 A Buku III KUHPerdata, Pasal 1601 b, kemudian Pasal 1604 sampai dengan Pasal 1616, dimana pada pokoknya mengandung ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang perjanjian 16 M. Yahya Harahap., Op.Cit., hal. 25. Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 untuk melakukan pekerjaan, yang didalamnya terdapat tiga 3 macam Perjanjian yaitu : 1.Perjanjian Kerja 2. Perjanjian Pemborongan 3. Perjanjian Menunaikan jasa Pengertian Perjanjian Pemborongan di atur dalam Pasal 1601 b KUHPerdata : “Perjanjian Pemborongan adalah persetujuan, dengan mana pihak yang satu, sipemborong, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak yang lain pihak yang memborongkan, dengan menerima suatu harga yang ditentukan”. 17 “ Perjanjian Pemborongan adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu, sipemborong mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan Dari pengertian perjanjian pemborongan di atas, menurut F.X. Djumialdji. Adalah kurang tepat sebab dapat dianggap bahwa perjanjian pemborongan adalah sepihak sebab sipemborong hanya mempunyai kewajiban saja, sedangkan yang memborongkan mempunyai hak saja. Padahal sebenarnya perjanjian pemborongan adalah sebagai perjanjanjian timbal balik antara hak dan kewajiban masing-masing pihak. Dengan demikian defenisi Perjanjian Pemborongan yang benar adalah sebagai berikut : 17 F.X. Djumialdji, Hukum Bangunan, Dasar-dasar Hukum dalam Proyek dan Sumber Daya Manusia, Op.Cit., hal. 4. Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 sedangkan pihak yang lain, yang memborong, mengikatkan diri untuk membayar suatu harga yang ditentukan ”. 18 1. Bahwa yang membuat perjanjian pemborongan atau dengan kata lain yang terkait dalam Perjanjian Pemborongan adalah dua pihak saja, yaitu : Pihak Kesatu disebut yang memborongkanprincipal buowheer aanbesteder pemberi tugas dan sebagainya. Pihak kedua disebut Pemborong Kontraktor rekanan aanemer pelaksana dan sebagainya. Dari defenisi tersebut diatas dapat dikatakan : 2. Bahwa objek dari Perjanjian Pemborongan adalah pembuatan suatu karya het maken van werk . 19 18 Ibid. hal. 4. 19 Ibid. hal 23. Perjanjian Pemborongan selain diatur dalam KUHPerdata, juga diatur dalam Keputusan Presiden Nomor : 80 tahun 2003 tentang Pelaksanaan Pengadaan barang Jasa Instansi Pemerintah. Pejanjian Pemborongan pada KUHPerdata itu bersifat pelengkap artinya ketentuan-ketentuan perjanjian dalam KUHPerdata dapat digunakan oleh para pihak dalam perjanjian pemborongan dapat membuat sendiri ketentuan-ketentuan perjanjian pemborongan asal tidak bertentangan atau dilarang oleh undang- undang serta tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. Apabila para pihak dalam Perjanjian Pemborongan membuat sendiri ketentuan-ketentuan yang disepakati mka ketentuan-ketentuan dalam KUHPerdata dapat melengkapi apabila ada kekurangannya. Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 Disamping itu khusus untuk proyek-proyek pemerintah harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003, dan ketentuan tersebut bersifat memaksa atau dengan kata lain tidak boleh dilanggar.

B. Latar Belakang Timbulnya Perjanjian Pemborongan