Prosedur Pengikat Perjanjian Pemborongan

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 1601 KUHPerdata yang dalam pratek dituangkan dalam Surat Perjanjian Pekerjaan Perencanaan. Ad.4. Pihak Pengawas Direksi Konsultan Pengawas Sebagai Konsultan Pengawas, dapat ditunjuk juga dari Konsultan Perencana atau Konsultan lain baik pemerintah maupun swasta. Tugas konsultan pengawas atas tahap-tahap pekerjaan, dalam hal in konsultan pengawas sebagai pemandu antara bestek, pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknis yang ada. Konsultan pengawas dengan keahliannya bertugas mengawasi seluruh kegiatan pekerjaan, mulai dari penyiapan, penggunaan dan mutu bahan, pelaksanaan serta penilaiana akhir atas hasil peketrjaan sebelim penyerahan. Perjanjian pemberi kuasa antara yang memborongkan denagn pengawas direksi konsultan pengawas didalam praktek disebut dengan surat perjanjian pekerjaan pengawasan. Kedudukan pengawas direksi . konsultan pengawas terhadap yang memborongakan , yang dikenal dengan “Hak Substitusi” yaitu hak dari si kuasa untuk menguasakan lebih lanjut kepada orang lain. 22 Sebelum mengadakan perjanjian, biasanya terlebih dahulu para pihak mengadakan negosiasi. Pada tahap negosiasi inilah materi dari perjanjian dibicarakan para pihak, khusus mengenai perjanjian pemborongan yang diadakan pihak yang memberikan pekerjaan.

E. Prosedur Pengikat Perjanjian Pemborongan

22 F.X. Djumialdji, Hukum Bangunan, Dasar-dasar Hukum dalam Proyek dan Sumber Daya Manusia, Op.Cit., hal. 23 – 34. Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 Prosedur pelelangan ini lebih lazim dikenal sebagai fase yang mendahului terjadinya perjanjian. Bila pemborongan dilakukan melalui pelelangan maka ada beberapa proses yang dilalui yaitu : 1. Pemberitahuan pengumuman secara umum atau secara terbatas tentang adanya pelelangan pekerjaan, penjelasan mengenai pekerjaan sesuai dengan bestek dan persyaratan pekerjaan. 2. Persyaratan prakualifikasi, kualifikasi dan kualifikasi terhadap pemborong. 3. Pemenuhan jaminan yang dijaminkan dalam pemborongan bangunan, jaminan tender, jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka, jaminan pemeliharaan, jaminan pembangunan, kontrak garansi dan pecairan jaminan. 4. Pelelangan termasuk pelelangan umum, pelelangan terbatas dan cara menentukan pelulusan. 23 Melaui sistem negosiasi, pemilihan kontraktor tidak dilkukan dengan suatu tender tertentu, akan tetapi pihak pemberi pekerjaan bernegosiasi angsung dengan pihak kontraktor tersebut dan dapat dipilih untuk mengerjakan pekerjaan yang dimaksud. Prosedur negosiasi ini bersifat informal Setelah proses tselesai, pemenang tdan pihak yang memberikan tugas pekerjaan selanjutnya membuat surat perjanjian kerja yang isinya mengatur pokok – pokok pekerjaan secara terperinci serta syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan. 24 Dalam hal bentuk negosiasi ini kita dapat melihat digunakannya azas kebebasan berkontak sebagai azas yang terpenting dalam perjanjian. Negosiasi 23 Sri Soedewi Maschjun Sofyan, Hukum Bangunan, Perjanjian Pemborongan Bangunan,Liberti, Yogyakarta, 1982, hal. 8. 24 Munir Fuady, Kontrak Pemborongan Mega Proyek, PT. Citra Adtya Bakti, Bandung, 1998, hal. 175. Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 yang menunjukan adanyan kedudukan yaitu antara pemberi pekerjaan dengan pemborong. Negosiasi dalam pejanjian pemborongan merupakan kesepakatan awal akan tetapi belum merupakan perjanjian yang kontraktual. Oleh karena itu setelah tahap negosiasi maka para pihak akan menuangkannya dalan suatu kontrak tertulis yang memuat rincian hak dan kewajiban, syarat-syarat pekerjaan dan jangka waktu pelaksanaan perjanjian serta hal lain yaitu oleh para pihak dianggap perlu. Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV ASPEK HUKUM PERJANJIAN PEMBORONGAN PEMELIHARAAN