Pengertian dan Hakekat Perjanjian

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN

A. Pengertian dan Hakekat Perjanjian

Perjanjian atau verbentenis mengandung arti sebagai suatu hubungan hukum kekayaanharta benda antara dua orang atua lebih yang memberikan kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan bagi para pihak untuk menunaikan suatu prestasi. Selain pengertian tersebut ada beberapa pengertian perjanjian menurut para sarjana, diantaranya yaitu : Menurut Abdul Kadir Muhammad, mengatakan bahwa Perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikat diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaan. 8 Dan menurut M.Yahya Harahap, mengatakan Perjanjian adalah suatu hubungan hukum kekayaan atau harta benda antara dua orang atua lebih yang memberikan kekuatan hukum pada satu pihak untuk memperoleh potensi sekaligus mewajibkan para pihak lain untuk menunaikan prestasi. 9 8 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990, hal. 9. 9 M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Cetakan II, Alumni Bandung, 1986, hal 6 Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 Menurut Wirjono Projodikoro Perjanjian adalah suatu perhubungan hukum mengenai benda antara dua pihak dalam mana salah satu pihak berjanji untuk melakukan suatu hal atau tidak melakuan suatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu. 10 Dalam perjanjian mengenai hubungan hukum bisa timbul dengan sendirinya seperti yang dijumpai dalam harta kebendaan kekeluargaan. Dalam hubungan hukum kekayaan kekeluargaan dengan sendirinya timbul hubungan hukum antara anak dengan kekayaan orang tuanya seperti yang diatur dalam hukum waris. Dalam perjanjian hubungan hukum antara pihak yang satu dengan pihak yang lain tidak bisa timbul dengan sendirinya, hubungan itu timbul oleh karena adanya “tindakan hukum rechthandelingen”. Tindakan hukum yang dilakukan pihak-pihak yang menimbulkan hubungan hukum perjanjian, sehingga terhadap satu pihak diberi hak oleh pihak yang lain itupun menyediakan diri dibebani dengan kewajiban untuk memenuhi Prestasi. Dari pengertian tersebut ada beberapa wujud yang memberi pengertian perjanjian antara lain hubungan hukum yang menyangkut dua orang atau lebih yang memberi hak pada satu pihak dan kewajiban pada pihak yang lain tentang suatu prestasi. Dengan perjanjian adalah hubungan hukum yang oleh hukum itu sendiri diatur dan disahkan cara berhubungannya, oleh karena itu perjanjian mengandung hubungan hukum antara perorangan antara perorangan atau person adalah hal-hal yang teletak dan berada dalam lingkungan hukum. 10 Wirjono Prodjodikoro, Pokok-pokok Hukum Perdata Tentang Perjanjian Tertentu, Sumur Bandung, 1981, hal. 11 Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 Prestasi adalah merupakan obyek dan hakekat perjanjian, sebab tanpa prestasi hubungan hukum yang dilakukan berdasarkan tindakan hukum sama sekali tidak mempunyai arti apa-apa bagi perjanjian. Pihak yang berhak atas prestasi mempunyai kedudukan sebagai kreditur dan pihak yang wajib menunaikan prestasi berkedudukan debagai debitur. Dalam perjanjian mempunyai sifat yang dapat dipaksakan karena kreditur berhak atas prestasi yang telah diperjanjian. Hak untuk mendapat prestasi dilindungi oleh hukum yang berupa sanksi, hal ini berarti kreditur diberi kemampuan oleh hukum untuk memaksa debitur untuk menyelesaikan pelaksanaan kewajiban yang mereka perjanjikan. Apabila debitur tidak memenuhi kewajibannya untuk memenuhi prestasi maka kreditur dapat meminta kepada pengadilan untuk melaksanakan sanksi hukum, baik berupa eksekusi, ganti rugi atau uang paksa, akan tetapi dalam perjanjian tidak semua perjanjian mempunyai sifat dapat dipaksakan, misalnya : Naturlijk Verbintennis, dalam hal ini perjanjian tersebut bersifat tidak memaksa. 11 Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok bagi kedua belah pihak. Misalnya : Perjanjian jual beli dan perjanjian sewa

B. Jenis-jenis Perjanjian