Berakhirnya Perjanjian TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN

Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 maka perjanjian pemborongan dapat dibatalkan oleh pihak yang memborongkan. 14 Yang dimaksud dengan “semua“ seperti yang disebut diatas adalah bukan hanya perjanjian bernama tetapi juga perjanjian tidak bernama, yang mana pengertian itu mengandung asas yang dikenal dengan istilah asas partij autonomie atau asas kebendaan berkontrak dan juga dengan istilah “secara sah“ yang dimaksud oleh pembentuk Undang-undang adalah pembuatan perjanjian itu harus menurut hukum karena semua perjanjian yang dibuat secara sah salah mengikat bagi kedua belah pihak dan juga yang dimaksud dengan secara sah adalah harus mengikuti syarat-syarat yang disebut dalam Pasal 1320 KUHPerdata, jadi dengan demikian akibat dari perjanjian itu adalah mengikat bagi kedua belah pihak yang membuat perjanjanjian tersebut dan juga akibat dari perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali kesepakatan kedua belah pihak.”

F. Berakhirnya Perjanjian

Dalam undang-undang telah ditentukan bahwa semua persetujuan yang sah mempunyai kekuatan sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya, persetujuan dalam perjanjian tidak dapat ditarik kembai kecuali atas kesepakatan diantara kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang cukup untuk itu, karena itu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. 15 14 F.X. Djumialdji, Hukum Bangunan, Dasar-dasar Bangunan dalam Proyek dan Sumber Daya Manusia, cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal. 16-17. 15 Mariam Darus, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, 1994, hal. 27. Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 Mengenai berakhirnya perjanjian hal ini diatur dalam titel ke-4 buku III KUHPerdata dimana masalah hapusnya perjanjian dapat juga disebut berakhirnya persetujuan, dimana yang dimaksud dengan “Berakhirnya perjanjian adalahmenghapuskan semua pernyataan kehendak yang telah dituangkan dalam perjanjian bersama pihak.” Jika dilihat dari segi teoritis maka hapusnya persetujuan sebagai hubungan hukum diantara para pihak dengan sendirinya dapat mengakibatkan berakhirnya perjanjian, tetapi sebaliknya dengan perjanjian belum tentu mengakibatkan berakhirnya persetujuan hanya saja dengan dihapusnya perjanjian persetujuan yang bersangkutan tidak lagi mempunyai kekuatan pelaksanaan sebab dengan hapusnya perjanjian berarti pelaksanaan persetujuan telah dipenuhi debitur, misalnya perjanjian jual beli dengan dibayarnya harga barang tersebut perjanjian tersebut sudah hapus. Pada umumnya persetujuan yang telah berakhir mengakibatkan para pihak tidak pernah terjadi apa-apa sedangkan kalau perjanjian hapus tidak mempunyai akibat semula, malah yang terjadi para pihak berada dalam keadaan baru, misalnya pihak pembeli mendapatkan barang dan penjual mendapat harga barang yang dijual. Banyak cara yang dapat membuat berakhirnya perjanjian misalnya dengan cara membayar harga barang yang telah dibeli atau dengan cara mengembalikan barang yang dipinjam atau bisa juga dengan cara pembebasan hutang, dan mengenai berakhirnya perjanjian ini ada diatur dalam Pasal 1381 KUHPerdata. Dalam hal ini dapat kita lihat ada beberapa cara berakhirnya perjanjian, yaitu : Ayu Andanaly : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Antara UD. Rap Maruli Dengan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Gunung Bayu Persero Studi: UD. Rap Maruli Dan PT. Perkebunan Nusantara IV. Unit Kebun Bayu Persero, 2008. USU Repository © 2009 1. Karena Pembayaran betaling. 2. Karena penawaran pembayaran tunai dan diikuti dengan penitipan. 3. Karena pembaharuan hutang novasi, schuldverniewing . 4. Karena konpensasi atau perhitungan laba rugi. 5. Karena konfusi atau pencampuaran hutang dan pinjaman. 6. Karena Penghapusan hutang. 7. Karena lenyapnya barang yang menjadi hutang. 8. Karena daluarsa atau verjaring. 16

BAB III PERJANJIAN PEMBORONGAN