dapat dikomposisikan dalam tabel 2.2. berikut ini.
Tabel 2.2 Faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu-lintas jalan FAKTOR
PENYEBAB URAIAN
Manusia lengah, mengantuk, tidak terampil, lelah,
mabuk, kecepatan tinggi, tidak menjaga jarak, kesalahan pejalan,
gangguan binatang 93.52
Kendaraan ban pecah, kerusakan sistem rem, kerusakan
sistem kemudi, askopel lepas, sistem lampu tidak berfungsi
2.76
Jalan persimpangan, jalan sempit, akses yang
tidak dikontrol dikendalikan, marka jalan kurangtidak jelas, tidak ada
rambu batas kecepatan, permukaan jalan licin
3.23
Lingkungan lalu-lintas campuran antara kendaraan cepat
dengan kendaraan lambat, interaksicampur antara kendaraan
dengan pejalan, pengawasan dan penegakan hukum belum
efektif, pelayanan gawatdarurat yang kurang cepat.
Cuaca: gelap, hujan, kabut, asap 0.49
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat – Dept.Perhubungan dalam Dwiyogo dan
Prabowo,2006 dan Robertus dan Sadar,2007
Dari Tabel 2.2. di atas, faktor pengemudi human error menduduki peringkat pertama yaitu sebesar 93,52 dalam penyebab kecelakaan.
II.3.1 Faktor Manusia
a. Pengemudi Manusia sebagai pengemudi memiliki faktor-faktor fisiologis dan
psikologis. Faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian karena cenderung sebagai penyebab potensial kecelakaan. Perilaku pengemudi berasal dari interaksi
antara faktor manusia dengan faktor lainnya termasuk hubungannya dengan unsur
Universitas Sumatera Utara
kendaraan dan lingkungan jalan Dwiyogo dan Prabowo,2006. Faktor-faktor fisiologis dan psikologis tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.3 Faktor-faktor fisiologis dan psikologis Faktor Fisiologis
Faktor Psikologis
Sistem syaraf Motivasi
Penglihatan Intelegensia
Pendengaran Pelajaran Pengalaman
Stabilitas Perasaan Emosi
Indera Lain sentuh,bau Kedewasaan
Modifikasi lelah, obat Kebiasaan
Sumber : Dwiyogo dan Prabowo,2006 dan Robertus dan Sadar,2007
Kombinasi dari faktor fisiologis dan psikologi menghasilkan waktu reaksi.Waktu reaksi merupakan suatu rangkaian kejadian yang dialami oleh
pengemudi dalam melakukan bentuk tindakan akhir sebagai reaksi adanya gangguan dalam masa mengemudi yang diukur dalam satuan waktu detik.
Tujuan akhir ini adalah untuk menghindari terjadinya kecelakaan Robertus dan Sadar,2007. Waktu reaksi terdiri dari 4 bagian waktu dimana waktu reaksi ini
berkisar antara 0,5 sampai 4 detik tergantung pada kompleksitas masalah yang dihadapi, juga dipengaruhi oleh karakteristik individual dari pengemudi. Keempat
waktu tersebut biasanya disebut waktu PIEV, yaitu : 1.
Deteksi Perception a.
Proses masuknya rangsangan lewat panca indra. b.
Pengalaman, kebiasaan dan faktor lain dapat menyebabkan rangsangan yang masuk menjadi tanggapan refleks sebelum
rangsangan diterima. c.
Semakin kompleks situasi yang dihadapi, persepsi kondisi lalu lintas semakin bertambah.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengenalan Intellection
a. Proses penelaahan membedakan, mengelompokkan, dan mencatat
terhadap rangsangan. b.
Merupakan tindak lanjut dari persepsi berupa pengenalan sederhana sebagai identifikasi dan mengetahuimengerti bentuk
rangsangan atau mungkin membentuk pikiranide baru. 3.
Emosi Emotion a. Proses penanggapan terhadap rangsangan, setelah proses persepsi
dan deteksi. b. Sangat mempengaruhi pesan akhir yang dikirim ke otak karena
sebagai proses pengambilan keputusan, penentuan dibuat untuk melakukan tindakan yang tepat. contoh : berhenti, menyalip,
menikung, membunyikan klakson, dan lain-lain. c. Perilaku yang berkembang karena marah, takut, gugup dapat
menimbulkan kecelakaan. 4.
Kemauan bertindak Volition a.
Proses pengambilan tindakan sesuai dengan pertimbangan yang diambil, hal ini berhubungan dangan ingatan, prasangka,
kepercayaan, kebiasaan, kelemahan, keinginan dan tingkah laku. b.
Keputusan terakhir membutuhkan pencernaan dari semua rangsanganimpulse yang diterima menjadi pesan keluar yang
menghasilkan beberapa tindakanpelaku.
Universitas Sumatera Utara
Oleh AASHTO 1984 dalam Dwiyogo dan Prabowo,2006 dan Robertus dan Sadar,2007, untuk perencanaan waktu PIEV, waktu yang digunakan sebesar 2,5
detik. Faktor lain yang mempengaruhi besarnya waktu reaksi antara lain : a. Kelelahan yang disebabkan oleh kurang tidur
b. Kondisi jalan yang lurus dan rata c. Kebocoran gas CO dari knalpot
d. Penerangan kendaraan e. Menurunnya kondisi kesehatan mental
f. Obat – obatan, minuman keras, dan lain lain Agar pengemudi dapat mengemudikan kendaraannya secara aman,
pengemudi harus mempunyai daerah pandangan. Hal ini berhubungan dengan faktor penglihatan visual acuity dari pengemudi. Selama ini, pengujian yang
dilakukan terhadap pengemudi hanya didasarkan pada pandangan statis static visual acuity test, yaitu kemampuan untuk mengukur benda – benda diam dan
dan simbol – simbol petunjuk. Hasil test ini tidak menunjukkan kemampuan pengemudi pada saat kritis dan bergerak. Ukuran lain seperti kemampuan
pandangan dinamis, keadaan persepsi, tingkat kepulihan dari silau glare mungkin lebih penting. Tapi ukuran ini tidak diuji dan ketajaman penglihatan
berubah sejalan dengan meningkatnya usia. Analisis yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
menunjukkan bahwa usia 16 – 30 tahun merupakan penyebab terbesar kecelakaan 55,99, kelompok usia 21 – 25 tahun adalah kelompok terbesar penyebab
kecelakaan dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Sedangkan pada kelompok 26 – 30 tahun sebagai penyebab kecelakaan menurun cukup drastis.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok usia 40 tahun menjadi penyebab kecelakaan relatif lebih kecil seiring dengan kematangan dan tingkat disiplin yang lebih baik.
Tabel 2.4 Usia pengemudi yang terlibat kecelakaan lalu-lintas jalan KELOMPOK USIA
16-20 tahun 19.41
21-25 tahun 21.98
26-30 tahun 14.60
31-35 tahun 09.25
36-40 tahun 07.65
41-75 tahun 18.91
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Dept. Perhubungan
dalam Dwiyogo dan Prabowo,2006 dan Robertus dan Sadar,2007
PP No.44 Th.1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi, memuat pasal- pasal yang dapat dipandang sebagai perangkat lunak pengelolaan pengemudi.
Pasal-pasal ini khusus memuat ketentuan-ketentuan bagi pengemudi menyangkut: penggolongan, persyaratan dan tata cara memperoleh Surat Izin Mengemudi
SIM, ujian bagi pemohon SIM, dan lain-lain termasuk ketentuan batas usia minimum hak mengemudi kendaraan bermotor, yaitu:
1 Usia 16 tahun, dapat memiliki SIM-C 2 Usia 17 tahun, dapat memiliki SIM-A
3 Usia 20 tahun, dapat memiliki SIM-B.I untuk mengemudikan mobil bus dan mobil barang, dan SIM-B.II untuk mengemudikan traktor atau kendaraan
bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan. Pemakai jalan adalah semua orang yang menggunakan fasilitas jalan yang
secara langsung. Pemakai jalan yang dimaksud Pignataro, 1997 adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Pengemudi, termasuk di dalamnya pengemudi kendaraan bermotor dan kendaraan tak bermotor. Kendaraan bermotor meliputi sepeda motor, kendaraan
bermotor biasa mobil, kendaraan berat bermotor bus dan truk, sedangkan yang termasuk kendaraan tak bermotor adalah sepeda dan kendaraan tak bermotor
lainnya. b. Pejalan kaki pemakai jalan lain, termasuk di dalamnya adalah pedagang kaki
lima, petugas keamanan, petugas perbaikan fasilitas listrik, telepon, gas, dan lain lain.
b. Pejalan kaki Selain pengemudi, pemakai jalan lainnya yaitu pejalan kaki pedestrian
juga dapat menjadi penyebab kecelakaan. Hal ini dapat ditimpakan pada pejalan kaki dalam berbagai kemungkinan seperti menyeberang jalan pada tempat ataupun
waktu yang tidak tepat tidak aman, berjalan terlalu ketengah dan tidak berhati- hati.
Pejalan kaki adalah orang berjalan yang menggunakan fasilitas untuk pejalan kaki trotoar. Pejalan kaki merupakan bagian yang cukup besar sekitar
40 dari pelaku perjalanan trip maker namun prasarana jalan bagi mereka masih jauh dari lengkap dan memadai. Fasilitas pejalan kaki yang seringkali
peruntukkannya disalahgunakan oleh pihak lain, misalnya pedagang kaki lima, mengakibatkan pejalan kaki itu sendiri tidak mendapatkan fasilitas serta
pelayanan yang baik sehingga dapat membahayakan mereka. Kondisi dimana pejalan kaki harus naik turun sepanjang melalui trotoar sebagai akibat dikalahkan
oleh jalan masuk rumah tinggal dan keberadaan pedagang kaki lima menciptakan keadaan yang kurang nyaman bagi pejalan kaki. Pada akhirnya kondisi seperti ini
Universitas Sumatera Utara
dapat mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan lainnya dan dapat menimbulkan terjadi kecelakaan.
Menurut Hermariza,2008 seperti halnya pengemudi, perilaku pejalan kaki juga dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar, antara lain:
• Kecepatan pejalan kaki.
Kecepetan berjalan setiap orang berbeda – beda. Kecepatan berjalan rata-rata orang dewasa berkisar 1,4 m perdetik sedangkan untuk anak kecil terkadang bisa
lebih cepat yaitu mencapai kisaran 1,6 m perdetik •
Kondisi trotoar yang kurang nyaman. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar pejalan kaki lebih menyukai
menggunakan badan jalan sebagai bagian perjalanannya. Selain keberadaan pejalan kaki di badan jalan akibat keberadaan trotoar
yang kurang memadai, pejalan kaki pun melakukan kegiatan menyebrang yang akan mempengaruhi kegiatan lalu lintas kendaraan di jalan. Kegiatan menyebrang
jalan harus dilakukan secara aman agar tidak menimbulkan kecelakaan. Dalam hal ini, kecepatan berjalan pejalan kaki sangat berpengaruh pada signal timing.
Idealnya, sinyal hijau tidak hanya dirancang untuk memberi kesempatan kendaraan untuk jalan pada persimpangan, tetapi juga memberikan kesempatan
bagi pejalan kaki untuk menyebrang.
II.3.2 Faktor Kendaraan