10
2.1.2 Pengembangan Program Imunisasi
Kegiatan imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai tahun 1977 kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan
Imunisasi PPI dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi PD3I yaitu Tuberkulosis, Difteri,
Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B. Beberapa penyakit yang saat ini menjadi perhatian dunia dan merupakan komitmen global yang wajib diikuti
oleh semua negara adalah eradikasi polio ERAPO, eliminasi campak –
pengendalian rubella EC-PR dan Maternal Neonatal Tetanus Elimination MNTE Kemenkes RI, 2013.
2.1.3 Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi PD3I Depkes
RI, 2013. Imunisasi bertujuan agar zat kekebalan tubuh balita terbentuk sehingga risiko untuk mengalami penyakit yang bersangkutan lebih kecil Yusrianto, 2010.
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat
populasi, atau bahkan menghilangkannya dari dunia seperti yang kita lihat pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada
jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit difteria dan poliomielitis Matondang, Siregar dan Akib, 2011.
Universitas Sumatera Utara
11
2.1.4 Macam-Macam Imunisasi
Pada dasarnya ada dua macam imunisasi, yaitu : 1.
Imunisasi aktif Imunisasi yang diberikan untuk memperoleh kekebalan aktif
disebut imunisasi aktif dengan memberikan zat bioaktif yang disebut vaksin, dan tindakan itu disebut vaksinasi. Kekebalan yang diperoleh
dengan vaksinasi berlangsung lebih lama dari kekebalan pasif karena adanya memori imunologis Matondang, Siregar dan Akib, 2011.
Imunisasi aktif merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara menyuntikan antigen ke dalam tubuh sehingga tubuh anak sendiri yang
akan membuat zat antibodi yang akan bertahan bertahun-tahun lamanya. Imunisasi aktif ini akan lebih bertahan lama daripada imunisasi pasif
Riyadi dan Sukarmin, 2009. Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang
diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon
seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon
Hidayat, 2008. 2.
Imunisasi pasif Imunisasi yang diberikan untuk memperoleh kekebalan pasif
disebut imunisasi pasif dengan memberikan antibodi atau faktor kekebalan pada
seseorang yang
membutuhkan. Contohnya
adalah
Universitas Sumatera Utara
12 pemberianimmunoglobulin spesifik untuk penyakit tertentu Matondang,
Siregar dan Akib, 2011. Pada imunisasi pasif tubuh tidak membuat sendiri zat anti akan
tetapi tubuh mendapatkannya dari luar dengan cara penyuntikan bahan atau serum yang telah mengandung zat anti. Atau anak tersebut
mendapatkannya dari ibu pada saat dalam kandungan Riyadi dan Sukarmin, 2009.
2.1.5 Jenis-Jenis Imunisasi