15 Imunisasi
lanjutan merupakan
kegiatan yang
bertujuan untuk
melengkapiimunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak usia bawah tiga tahun Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur WUS termasuk ibu
hamil. Imunisasi lanjutan pada WUS salah satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan antenatal.
Tabel 2.2 Jadwal Imunisasi Lanjutan Pada Anak Usia Bawah Tiga Tahun
Umur Jenis Imunisasi
18 bulan 24 bulan
DPT-HB-Hib Campak
Sumber : Kemenkes RI, 2013 Tabel 2.3 Jadwal Imunisasi Lanjutan Pada Anak Usia Sekolah Dasar
Sasaran Imunisasi
Waktu Pelaksanaan
Kelas 1 SD Campak
Agustus DT
November Kelas 2 SD
Td November
Kelas 3 SD Td
November Sumber : Kemenkes RI, 2013
Tabel 2.4 Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia Subur WUS
Status Imunisasi
Interval Minimal Pemberian
Masa Perlindungan
T1 T2
T3 T4
T5 -
4 minggu setelah T1 6 bulan setelah T2
1 tahun setelah T3 1 tahun setelah T4
- 3 tahun
5 tahun 10 tahun
lebih dari 25 tahun
Sumber : Kemenkes RI, 2013
2.1.7 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi PD3I
Tujuh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis, campak, dan hepatitis B Supartini, 2004.
1. Tuberkulosis
Universitas Sumatera Utara
16 Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Apabila
seseorang terkena tuberkulosis, organ tubuh yang akan terkena adalah paru-paru, kelenjar, kulit, tulang, sendi, dan selaput otak. Cara penularan adalah melalui
droplet atau percikan air ludah, sedangkan reservoir adalah manusia.
2. Difteri
Difteri disebabkan oleh corynebacterium dyptheriae tipe gravis, milis, dan intermedius, yang menular melaui percikan ludah yang tercemar. Anak terkena
difteri akan menunjukkan gejala yang ringan sampai berat. Gejala ringan dapat berupa membran pada rongga hidung dan gejala berat apabila terjadi obstruksi
jalan nafas karena mengenai laring, saluran nafas bagian atas, tonsil, dan kelenjar sekitar leher membengkak bull neck.
3. Pertusis
Pertusis disebabkan oleh Bordetella pertusis dengan penularan melalui droplet. Bahaya dari pertusis adalah pneumonia yang dapat menimbulkan
kematian. Gejala awal berupa batuk pilek, kemudian setelah hari ke-10 batuk bertambah berat dan sering kali disertai muntah.
4. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh Mycobacterium tetani yang berbentukspora masuk ke dalam luka terbuka, berkembang biak secara anaerobik, dan
membentuk toksin. Tetanus pada usia anak adalah tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum dapat menimmbulkan kematian karena terjadi tegang, sianosis, dan
henti napas. Reservoarnya adalah kotoran hewan atau tanah yang terkontaminasi
Universitas Sumatera Utara
17 kotoran hewan dan manusia. Gejala awal ditunjukkan dengan mulut mencucu
dan bayi tidak mau menyusu.
5. Poliomielitis
Penyebab penyakit polio adalah virus polio tipe 1, 2, dan 3, yang menyerang mielin atau serabut otot, gejala awal tidak jelas, dapat timbul gejala
demam ringan dan infeksi saluran pernapasan atas ISPA, kemudian timbul gejala paralis yang bersifat flaksid yang mengenai sekelompok serabut otot
sehingga timbul kelumpuhan. Kelumpuhan dapat terjadi pada anggota badan, saluran napas, otot menelan. Penularan penyakit ini adalah melalui droplet atau
fekal, dan reservoarnya adalah manusia yang menderita polio.
6. Campak