1. Pengkajian biopsikososial yang peka terhadap budaya.
2. Merancang dan implementasi rencana tindakan untuk klien dan keluarga.
3. Peran serta dalam pengelolaan kasus: mengorganisasi, mengkaji, negosiasi,
serta koordinasi pelayanan bagi individu dan keluarga. 4.
Memberikan pedoman pelayanan bagi individu, keluarga, kelompok, untuk menggunakan sumber yang tersedia dokomunitas kesehatan mental,
termasuk, termasuk pelayanan terkait, serta teknologi dan sistem sosial yang paling tepat.
5. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental serta mengatasi pegaruh
penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling. 6.
Memberikan asuhan keperawatan pada penyakit fisik yang mengalami masalah psikologis dan penyakit jiwa dengan masalah fisik.
7. Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan
kebutuhan klien, keluarga, staff, dan pembuat kebijakan.
2.4 Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Stres Kerja Perawat
Menurut Atkinson 2006, emosi biasanya dibangkitkan oleh peristiwa eksternal, dan rekasi emosinal ditujukan kepada persitiwa tersebut. Atkinson
2006, juga membedakan emosi hanya dua jenis yakni emosi nyang menyenangkan dan emosi yang tidak menyenangkan. Dengan demikian emosi
seseorang di kantor dapat dikatakan baik atau buruk hanya bergantung pada akibat yang ditimbulkan baik terhadap individu sendiri maupun dengan orang lain
Martin, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Stres kerja yang muncul pada perawat dapat menimbulkan ketegangan yang akan berhubungan dengan emosi perawat. Seperti yang dikatakan oleh
Goleman 2000, bahwa seseorang yang tidak mempunyai keterampilan emosi akan menunjukkan ketegangan, paling tersiksa oleh beban kerja dan kinerjanya
buruk, sedangkan seseorang yang memiliki keahlian dalam keterampilan emosi akan tetap tenang walaupun berada dibawah tekanan dan mampu bekerja dengan
baik. Sumber potensial stres kerja yang disebabkan faktor lingkungan, faktor
organisasional dan faktor individu dapat dikelola secara positif. Dengan kecerdasan emosional, seseorang mengembangkan manajemen stres atau dapat
mengelola stres menjadi positif Mangkunegara, 2005. Menurut Martin 2003, kecerdasan emosi dalam konteks pekerjaan adalah kemampuan untuk mengetahui
dan orang lain rasakan, termasuk cara cepat untuk menangani masalah. Orang lain yang dimaksudkan disini bisa meluputi atasan, rekan sejawat, bawahan atau juga
pelanggan. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional yang baik, maka akan mampu mengendalikan diri dan emosinya dan sehingga tidak terjerumus
kedalam tindakan-tindakan bodoh yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun oranglain Suharsono, 2005.
Bagi seorang perawat, kecerdasan emosi sangat diperlukan dalam menjalankan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawat dalam pekerjaan sehari-
hari selalu melibatkan emosi, sehingga setiap memberikan perawatan dituntut untuk memiliki kecerdasan emosi yang baik. Ketika menghadapi keluhan pasien,
perawat membutuhkan kemampuan untuk mengelola emosi dan juga harus
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kemampuan melihat hal tersebut dar perspektif pasien. Perawat dalam berkata, bertindak dan mengambil keputusan, membutuhkan kecerdasan
emosional yang tinggi, sehingga mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Seseorang yang memliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu bertahan menghadapi frustasi, mengatur suasana hati, menjaga agar beban stres
tidak melumpuhkan kemampuan berpikir dan mampu mengendalikan kinerja yang optimal Goleman, 2000.
Kecerdasan emosi yang juga mempunyai ikatan yang erat dengan keberhasilan kerja, seorang perawat yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi
mempunyai kemampuan dalam berinteraksi dengan perasaan dan emosinya serta kemampuan dalam beradaptasi dengan kesulitan dan masalah yang dihadapinya,
sehingga dapat menurunkan tingkat stres kerja Bhauddin, 2003. Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa ada hubungan kecerdasaan
emosi dengan stres kerja. Perawat yang mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi maka stres kerjanya akan rendah, begitu juga sebaliknya perawat yang
mempunyai kecerdasan emosi yang rendah maka stres kerjanya akan tinggi. Seseorang yang memilki kecerdasan emosi yang tinggi akan dapat mengelola
emosinya dalam menghadapi tekanan yang muncul dari dalam maupun dari luar dirinya Goleman, 2000.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN