Adanya sifat keterbatasan sumberdaya keluarga atau pendapatan yang tersedia akan mempengaruhi adanya prioritas alokasi pengeluaran keluarga. Keluarga yang
berpenghasilan rendah, sebagian besar pendapatannya digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan, sehingga persentase pengeluaran untuk pangan
akan relatif besar. Akan tetapi karena kebutuhan pangan relatif terbatas, maka mulai pada tingkat pendapatan tertentu pertambahan pendapatan akan
dialokasikan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan nonpangan, sehingga pada kondisi tersebut persentase pengeluaran untuk pangan akan menurun. Peningkatan
pendapatan menyebabkan timbulnya kebutuhan- kebutuhan lain selain pangan, sementara pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam peningkatannya
tidak sebesar pengeluaran nonpangan Fatimah,1995. Dalam realitanya tingkat pengeluaran akan berbanding lurus dengan tingkat
pendapatan. Semakin besar pendapatan masyarakat maka akan semakin besar tingkat pengeluaran. Asumsi ini menjadi acuan dalam kajian untuk mengukur
distribusi pendapatan masyarakat Rosida, 2007. Untuk komoditas pangan, peningkatan pendapatan tidak diikuti dengan
peningkatan permintaan yang progresif. Hal ini sesuai dengan Hukum Engel, yang menyatakan bahwa semakin rendah pendapatan keluarga, maka semakin besar
proporsi dari pendapatan tersebut yang dibelanjakan untuk makanan. Sinaga dan Nyak Ilham, 2002.
2. Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat pendidikan ibu rumah tangga dapat juga dijadikan cerminan keadaan sosial ekonomi didalam masyarakat. Semakin tinggi pendidikan atau keterampilan
Universitas Sumatera Utara
yang dimiliki seseorang, semakin tinggi investasi yang diperlukan. Dan tingkat pendidikan istri, disamping merupakan modal utama dalam menunjang
perekonomian keluarga, juga berperan dalam penyusunan pola makan keluarga Hidayat, 2005.
Soekirman 2000 mengemukakan bahwa pada bagan penyebab kekurangan gizi oleh UNICEF 1998 tercantum bahwa meski secara tidak langsung namun tingkat
pendidikan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kekurangan gizi. Dari sudut sosial ekonomi, tingkat pendidikan ibu rumah tangga merupakan salah
satu aspek yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga. Tingkat pendidikan formal seorang ibu seringkali berhubungan
positif dengan peningkatan pola konsumsi makanan rumah tangga. Hal ini termasuk upaya mencapai status gizi yang baik pada anak-anaknya
.
Pendidikan ibu merupakan faktor yang sangat penting. Tinggi rendahnya pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat perawatan kesehatan, hygiene,
kesadaran terhadap keluarga, disamping berpengaruh pada faktor sosial ekonomi lainnya seperti pendapatan, pekerjaan, makan, dan perumahan. Ibu memegang
peranan penting pada pengelolaan rumah tangga. Tingkat pendidikan ibu rumah tangga terutama dapat menentukan sikap pengetahuan dan keterampilannya dalam
menentukan makanan keluarga Hidayat, 2005.
3. Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Anggota keluarga Ukuran rumah tangga akan mempengaruhi pendapatan perkapita dan pengeluaran untuk komsumsi pangan. Rumah tangga
dengan banyak anak dan jarak kelahiran antar anak yang sangat dekat akan
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan lebih banyak masalah. Pangan yang tersedia untuk satu keluarga, mungkin tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota rumah
tangga tersebut tetapi hanya mencukupi sebagian dari anggota rumah tangga itu
Purwantini Ariani 2002. 4.
Lamanya Berumah Tangga Umur Perkawinan
Alokasi pengeluaran rumah tangga dipengaruhi oleh lamanya berumah tangga umur perkawinan. Setiap tingkatan keluarga baik keluarga yang muda ataupun
keluarga tua memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda - beda, baik pangan dan non pangan. Karena kebutuhan berbeda pada setiap tahapan rumah tangga, maka
penggunaan alokasi pendapatan akan berbeda pula Fatimah, 1995.
2.2. Landasan Teori Teori Konsumsi