Sumber: Analisis Lampiran 4
Gambar 3. Grafik Uji Heterokedastitas
Pada gambar 3 diatas grafik scatter plot diatas, terlihat titik-titik menyebar padat dan acak, tidak membentuk pola yang jelas diatas maupun dibawah angka nol
pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi pengeluaran untuk konsumsi pangan rumah tangga miskin terbebas dari asumsi heterokedastisitas
.
3. Uji asumsi normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah residual dalam model regresi memiliki distribusi normal. Setelah diuji dengan normal probability plot dan
diagram histogram, terlihat data menyebar mengikuti pola garis diagonal dan diagram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Analisis Lampiran 4
Gambar 4. Grafik Uji Normalitas dan Histogram Normalitas
Apabila dilihat dari Gambar 3 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa residual dalam model pengeluaran pangan rumah tangga di Desa Karang Gading
Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat memiliki distribusi yang normal, hal ini ditunjukkan pada gambar grafik histogram distribusi data tersebut tidak
Universitas Sumatera Utara
menceng ke kiri maupun ke kanan bentuk lonceng. Dan pada gambar grafik Normal p-plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal.
5.2 Pangsa atau Persentase Pengeluaran Pangan pada Rumah Tangga di Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat
Perhitungan pangsa atau persentase pengeluaran pangan pada tingkat rumah tangga denga menggunakan formula sebagai berikut ini :
PF = x 100
Dimana : PF = Pangsa atau persentase pengeluaran pangan
PP = Pengeluaran untuk pangan rumah tangga RpBulan TP = Total pengeluaran rumah tangga RpBulan.
Menurut Purwaningsih 2010, pangsa pengeluaran pangan rendah berarti kurang dari 60 bagian pendapatan dibelanjakan untuk pangan. Dan ini mengindikasikan
bahwa rumah tangga tahan pangan memiliki kemampuan untuk mencukupi konsumsi energi karena mempunyai akses yang tinggi secara ekonomi juga
memiliki akses yang tinggi secara fisik. Pangsa pengeluaran pangan tinggi berarti lebih dari 60 bagian pendapatan dibelanjakan untuk pangan. Ini
mengindikasikan rendahnya pendapatan yang diterima oleh kelompok rumah tangga tersebut. Dengan rendahnya pendapatan yang dimiliki, rumah tangga
rawan pangan dalam mengalokasikan pengeluaran pangannya tidak dapat memenuhi kecukupan energi.
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih jelasnya, mengenai pangsa pengeluaran pangan untuk rumah tangga di Desa Karang Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.
Tabel 18. Rata – Rata Pangsa Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Sampel di Desa Karang Gading Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat
No Pangsa
Pengeluaran Pangan
Jumlah Rumah
Tangga Sampel
Presentase Sample
Rata-Rata Pangsa
Pengeluaran Pangan
1. ≤ 60
33 35
54,62 2
60 61
65 69,44
Rata-rata 62,03
Sumber : Data diolah dari Lampiran 5 Melihat nilai rata – rata pangsa pengeluaran seperti pada Tabel 15 di atas,
diperoleh bahwa dari 94 sampel rumah tangga di Desa Karang Gading di peroleh sebanyak 33 rumah tangga 35 yang dapat di kategorikan termasuk rumah
tangga tahan pangan karena memiliki pangsa pengeluaran pangan rendah ≤ 60
dengan rata- rata pangsa pengeluaran pangan sebesar 54,62, sedangkan 61 rumah tangga lainnya 65 termasuk rumah tangga rawan pangan karena
memiliki pangsa pengeluaran pangan tinggi 60 dengan rata – rata pangsa pengeluaran pangan sebesar 69,44. Maka dapat disimpulkan bahwa secara
rumah tangga di Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat dapat dikategorikan termasuk rumah tangga tidak tahan pangan.
Universitas Sumatera Utara
57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan